Taeyong membuka kamar adiknya yang tepat sekali tak dikunci. Laki-laki yang terlihat garang dari luar namun berhati lembut itu mendapati pemandangan adiknya yang sedang berkonsentrasi di depan komputernya. Ia pun mendekatinya.
Ketika Taeyong tiba di samping Nara tanpa perlu ia berucap adiknya itu sudah menoleh lebih dulu.
"Kenapa Kak?" tanya Nara sambil melepaskan earphone yang ada di telinganya.
"Di bawah ada Doyoung, mau ketemu lo katanya." Taeyong melirik komputer Nara yang ternyata adiknya itu sedang memperdengarkan lagu-lagu Sam Smith.
Kalau bukan karena tadi Doyoung langsung masuk ke kamarnya tidak akan sudi Taeyong memasuki kamar perempuan yang lebih muda darinya empat tahun itu. Bercanda. Kalian tahu kan kalau Taeyong itu sangat sayang pada adiknya?
Nara mengangguk. "Makasih udah dikasih tahu. Ntar gue samperin dia. Udah sana keluar."
"Idih kapan sih lo gak rese?" Taeyong kesal.
"Pas tidur." Nara terkekeh.
Sepeninggalan Taeyong dari kamarnya, Nara langsung mengambil hoodie abu-abu yang tergantung di kepala ranjang untuk ia pakai. Kalau di rumah kebanyakan baju Nara model crop top, sedangkan tahu sendiri dia punya pacar yang lumayan alim.
Di lantai bawah, Nara langsung mendatangi Doyoung yang duduk di ruang keluarga. Hanya seorang diri.
Eits, ada martabak manis di depan cowok itu.
Nara jadi bahagia entah mengapa.
"Kurang ajar si Taeyong ada tamu bukannya diladeni," dumal Nara.
"Kenapa malem-malem dateng, Kak?" Nara memasukkan kedua tangannya di kantong hoodie dengan santai.
"Masa aku mau dateng ke rumah pacarku gak boleh?" Pernyataan tersebut membuat Nara menghela nafas berat. Ia duduk di sofa tunggal. Padahal biasanya dia duduk berdampingan dengan kekasihnya itu kalau Doyoung main ke rumah.
"Gak ada yang bilang gak boleh kok. Cuma aneh aja biasanya bilang dulu kalo mau ke rumah," ucap Nara.
"Aku mewakili Mamaku minta maaf ya soal tadi pagi. Tolong jangan diambil hati, maksud dia gak serius kok bilang kamu wanita murahan. Aku tahu jelas kamu bukan perempuan yang seperti itu, kamu kan perempuan baik-baik Nar," ujar Doyoung.
Nara memahami hal itu. Ia tidak menaruh sedikit pun kebencian pada ibu lelaki bergigi kelinci di depannya ini. Jika dipikir-pikir Nara sadar bahwa ini termasuk kesalahannya juga. Tidak seharusnya ia berkunjung ke apartemen Doyoung sepagi tadi. Bahkan lelaki itu saja masih tidur tapi sudah ia recoki. Hanya saja Nara memang sedikit tersinggung kala Taeyeon mengklaim dirinya seburuk itu tadi.
"Iya gapapa Kak, aku paham. Ini juga salahku gak tahu kapan waktu untuk berkunjung ke rumah orang. Maaf." Nara tersenyum singkat, kemudian ia menatap sekeliling rumahnya seolah menghindari orang yang ada di depannya.
"Tadi Jaehyun—" Doyoung menjeda sejenak ucapannya ketika melihat Nara langsung menoleh dengan netranya yang melebar sempurna ketika ia menyebutkan nama pria berlesung pipi itu. "Kenapa sayang?"
Jangan-jangan saat di klinik Universitas pagi tadi sebenarnya ada Doyoung yang mengawasi? Begitulah ketakutan Nara saat ini. Ia takut terjadi kesalahpahaman lagi yang mengakibatkan hubungan persahabatan kekasihnya itu merenggang. Pun mereka berdua jadi bertengkar. Ingat bukan tadi Jaehyun dan Nara sempat berpelukan di sana?
"Bukannya Kak Doyoung gak ngampus ya? Kok bisa ketemuan sama Kak Jaehyun?" tanya Nara.
"Iya emang gak ngampus. Tadi Jaehyun nelpon aku." Langsunglah Nara bernafas lega. Ia menyandarkan punggungnya di badan sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Prince✔ [END]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] Dia memang ketus dan galak, namun bukankah sifatnya yang susah ditaklukkan justru membuatmu makin penasaran? Doyoung fanfiction 2020 Cover: @cindy_muffin