48

1.1K 165 4
                                    

Aku cuma minta vote dan komentarnya yang banyak gak salah kan?

Yuk vote comment sebelum baca!

Happy reading!❤️

Pukul satu dini hari pasangan suami-istri itu terjaga ketika tangisan anak mereka pecah memenuhi kamar. Nara langsung bergerak mengangkat tubuh Naya untuk ia dekap. Padahal Naya sudah jarang sekali terbangun di dini hari seperti ini, biasanya dia selalu tidur dengan nyenyak.

"Ya Allah Mas badan Naya panas banget," ujar Nara pada Doyoung saat mengecek suhu tubuh Naya yang tiba-tiba jadi demam tinggi. Sama seperti ibu di luar sana yang tidak akan tenang jika mengetahui anaknya jatuh sakit, Nara jadi sangat panik dan gelisah sekarang.

"Astagfirullahal adzim. Coba disusuin dulu deh sayang kali aja bisa gak rewel lagi," usul Doyoung dan Nara langsung menganggukkan kepalanya pertanda setuju. Nara membuka kancing bajunya untuk bersiap memberikan ASI bagi anaknya.

Namun, justru Naya menolak. 

"Ya Allah Adek kenapa sih? Tadi masih sehat-sehat aja kamu lho Nak. Mau sama Ayah ya?" Doyoung mengulurkan tangannya ke arah sang anak. Ajaibnya, Naya langsung bergerak cepat pindah ke pangkuan ayahnya itu.

Senyum Doyoung merekah ketika melihat Naya berhasil ia tarik perhatiannya. Lengannya bergerak untuk mengelus rambut sang anak yang sudah basah karena banjir air keringat.

"Jalan-jalan sama Ayah ya? Bun kamu nyimpen obat penurun demam dia nggak?" tanya Doyoung.

Nara menoleh di sela kegiatannya yang sedang merapikan pakaian. Ia terdiam beberapa saat seakan tengah mengingat-ingat suatu hal.

"Kayaknya ada deh. Aku lihat dulu ya di dapur," jawab Nara.

Keduanya memilih untuk keluar dari kamar. Apalagi Naya yang masih menangis kencang di dalam gendongan Doyoung mungkin saat ini membutuhkan pemandangan baru. Biasanya anak kecil itu bisa kembali tidur jika diajak jalan-jalan meskipun hanya keliling rumah.

OEK OEK OEK...

Langkah Nara dan Doyoung kompak terhenti di depan pintu kamar, suara tangis bayi yang baru masuk ke dalam telinga mereka sukses kembali membuat keduanya kelabakan.

Doyoung menghela nafasnya kasar melihat ke arah kotak bayi yang ada di kamarnya.

"Kamu urus Juno ya Sayang biar Naya sama aku," katanya.

Mungkin awalnya mereka memang hanya sekadar berangan-angan ingin menambah anak begitu si sulung berusia setahun, tetapi siapa yang akan menduga jika hal itu terwujud tanpa direncanakan sebelumnya.

Nara mengangguk, dia akan melaksanakan perintah sang suami.

Berjalan menuju kotak bayi berwarna abu-abu dan biru muda itu, sampai di sana senyuman itu mengembang manis di wajahnya saat melihat makhluk kecil yang tampak tidak nyaman karena kain yang membungkus tubuhnya. Mari kita sambut kedatangannya. Baby Kim Juno, bayi cowok hasil cinta dari pasangan Sejeong dan Mingyu. Tidak tahu sampai kapan, tapi yang jelas untuk saat ini Juno akan menjadi bagian keluarga Doyoung.

"Karena Naya nangis jadi dia kaget mungkin. Yaudah yuk keluar aja," ajak Nara.

"Udah punya adek gak boleh cengeng dong Nay. Lihat nih Dek Juno jadi ikut nangis kan?" Doyoung mengajak sang anak bicara, tetapi Naya yang masih menangis sesenggukan hanya semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang ayah.

Sampai di ruang tengah, Nara menyimpan Juno di sofa. Bergerak membuka kain bedong yang melilit tubuhnya.

Kembali senyum di wajah Nara terbit, ia memaklumi ketika sudah mengetahui penyebab Juno menangis karena popoknya yang sudah penuh sehingga membuat bayi itu mungkin merasa tidak nyaman.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang