64

887 105 14
                                    

🔞

Doyoung menghabiskan hari ini hanya bersama Naya saja. Bahkan pria itu sengaja menonaktifkan ponsel sebab tak ingin diganggu kencan dengan putrinya itu. Pukul delapan malam hari, mobil yang dikendarai berhenti tepat di depan garasi. Naya lebih dulu melepas seatbelt ingin bergegas keluar dari mobil begitu mereka sampai di rumah. Menghabiskan waktu bersama ayahnya bukan sesuatu yang buruk melainkan sangat menyenangkan.

Lengan Naya terlihat menjinjing beberapa paperbag dan kantong plastik berisi beragam macam barang. Mulai dari baju, tas, sepatu, hingga makanan. Selain berbelanja tadi Doyoung juga mengajak putrinya itu menonton film. Hubungan ayah dan anak itu yang sempat renggang sekarang sudah baik-baik saja bahkan mereka dekat selayaknya teman. Maka tak heran jika tadi banyak pasang mata ketika di mall yang menyangka jika mereka adalah kakak dan adik.

"Pokoknya Ayah kalo ketemu Sungchan lagi gak boleh galak-galak ya! Dia orangnya baik kok, seriusan." kata Naya saat mereka berjalan masuk ke rumah.

Ekspresi Naya serius meyakinkan sang ayah yang hari ini untuk kali pertama bertemu dengan pacarnya.

"Iya deh Kak, iyaaa." Ayah dari dua orang anak itu pasrah aja. Pokoknya kalau Naya kasih perintah dia tidak berani untuk melawan. Apalagi kan mereka baru aja baikan.

Mereka masuk ke dalam rumah secara bersamaan. Dari luar rumah kelihatan sunyi seperti tak berpenghuni. Di rumah pribadi Doyoung itulah segala kenangan baik yang indah maupun yang menyakitkan tersimpan selama Doyoung dan Nara menikah. Maka tidak heran jika Doyoung sangat berat untuk melupakan Nara sampai kapanpun.

"Eh Kak pacar kamu itu sering main ke rumah?" Kali ini Doyoung membuka suara lagi sambil sibuk mengunci pintu rumahnya.

Naya menggeleng. "Gak terlalu sering sih, Sungchan tuh paling nunggu di depan rumah aja kalo biasanya mau jemput aku buat ke kampus bareng."

Mulut Doyoung membentuk O sambil manggut-manggut paham. Jujur masih belum menyangka jika putrinya sudah sebesar ini sekarang sampai mulai berani untuk berpacaran.

Nara mungkin memang sama sekali tidak melarang. Tapi dari cara Doyoung mendidik Narendra ia tidak akan membiarkan putranya itu untuk tahu soal cinta monyet seperti itu. Karena bakal bikin Rendra jadi gak fokus untuk belajar nantinya. Sedangkan Doyoung pengen penerusnya kelak ialah sosok yang cerdas dan membawa pengaruh banyak bagi semua orang ataupun negara. Ayah satu itu memang sangat perfeksionis.

"Yaudah Kakak istirahat yah. Nanti jangan lupa ke kamar Adek kasih hp yang dia pesen tadi,"

Doyoung sangat penyayang entah itu kepada istri, anak-anaknya, hingga orang lain sekalipun. Tidak pernah pandang bulu ketika ingin membantu. Contohnya, tadi Rendra merengek minta dibeliin hp baru. Doyoung terlanjur janji sama anak laki-lakinya itu kalau akan memberikan apapun yang Rendra minta jika Naya tidak lagi memusuhinya. Maka dari itu, sekarang ponsel seri terbaru keluaran Apple sudah ada di genggaman Naya untuk nantinya diserahkan pada si bungsu keluarga Kim.

"Siap! Btw thanks for today, Ayah. Aku sayang banget sama Ayah, maafin Naya ya udah terkesan berlebihan marahnya sama Ayah kemaren-kemaren. Mau peyuk!" Naya bertingkah imut serta menaikkan kedua tangannya yang sibuk.

Doyoung terkekeh gemas. Dia langsung merangkul Naya untuk dia dekap masuk ke dalam pelukannya.

Sesekali mencium kening Naya dan mengelus rambutnya. Momen ini mampu membuat lelaki suami dari Nara itu meneteskan air mata. Benar-benar masih belum menyangka jika ternyata dia mampu sampai pada titik ini.

Mampu menaklukkan hati Naya.

"Ayah juga sayang sama kamu Nak, Ayah janji akan bikin kalian bahagia terus," lirihnya.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang