10

4.2K 350 21
                                    

"Ogah gue pacaran sama cowok petakilan kayak lo. Yang ada hari-hari gue yang selalu indah ini jadi mendadak suram kalo pacaran sama lo!"

Nara cuma bisa terkekeh geli melihat Yeri yang ngomelin Haechan yang lagi modusin dia. Haechan memang paling suka tebar pesona ke cewek sana dan sini. Belum ingin terlalu serius soal asmara.

Tapi canda tawa tadi langsung terhenti ketika Jeno menegur mereka yang sedari tadi main-main melulu padahal lagi kerja kelompok sekarang.

"Bisa gak gausah ngobrol terus? Nih lanjutin tugasnya! Mau cepat selesai gak? Pokoknya besok presentasinya harus bagus gak mau tau gue!"

Kalau Jeno sudah marah memang bakalan jadi horor banget. Tiga remaja itu langsung diam di tempatnya, berbeda dengan seorang lagi yang justru masih asyik main game di hpnya. Tapi aneh banget Jeno justru paling gak bisa kalau marah sama Jaemin, mungkin karena mereka kembar kali ya?

"Lanjut di starbucks aja napa yok kok di sini bawaannya jadi mager gue?" protes Haechan sambil langsung pakai ranselnya padahal belum disetujui. Seolah-olah bersiap untuk pergi dari ruangan kelasnya itu.

"Yaudah kuylah giliran siapa yang traktir nih?" tanya Jaemin yang baru mau berbaur dengan teman-temannya itu. Jeno yang tahu itu langsung merotasikan matanya. Karena suka capek sendiri punya teman kampus yang gak pernah serius.

"Nara nih jarang traktir kalo kita jalan!" tunjuk Yeri sambil menoyor kepala Nara membuat perempuan itu oleng ke kiri karena tak seimbang.

"Yaudah biasa aja dong ngomongnya gausah noyor juga kan bisa!" gerutunya.

"Oiya entar takut otak lo jadi miring ya? Hahaha." Kalau urusan mengejek Yeri nomor 1, dia tertawa puas saat ini.

"Sialan." Nara melototi Yeri tapi malah diejeki balik dengan Yeri yang menjulurkan lidahnya.

"Bacot! Udah ayo cabut buruan!" Haechan memimpin jalan. Yang lainnya mesti nungguin Jeno dulu yang lagi masukin macbook-nya ke dalam tas. Diantara tiga cowok di sana memang cuma Jeno yang waras.

Sesampainya mereka di starbucks langsung Haechan menyerobot Nara untuk meminta uang traktiran untuk bayar pesanan mereka nantinya. Padahal baru sampai. Memang deh... Malika!

"Apaan?" sinis Nara pada Haechan yang bertopang dagu, senyum lebar ke arahnya.

"Duit Mbak, udah haus banget kita nih," rengeknya.

Nara mendengus. Ia tampak merogoh tasnya. "Bukannya mau sombong nih tapi gue ga ada uang cash jadi pake credit card aja ya?"

"Idih dih sombwong amat! Iya tau deh yang anak CEO jarang bawa uang cash, yaudah lo pada mau mesen apa?" tanya Haechan.

"Gue salted caramel aja deh," ujar Nara dan langsung diokein Haechan dan laki-laki itu lanjut mengabsen temannya yang lain guna meminta pesanan mereka.

"Gue pesan dulu nih btw bagian presentasi gue yang dikit aja ya kan lo pada tau gu-"

"IYA HAECHAN" tegas Nara dan lainnya kompak.

Karena Haechan itu kalau ada tugas kelompok seperti ini pas nanti hari presentasi paling susah hafalin materi.

Tapi untungnya Haechan selalu ngerjain tugas-tugas dari dosennya walaupun agak kurang minat belajar.

Jeno mulai buka lagi laptopnya buat nyari sumber referensi dari web, sementara temannya yang lain ada yang dari buku nyari sumber materi presentasi mereka. Mereka lagi ngerjain tugas ekonomi mikro yang memang terkenal killer dosennya.

Nggak lama Haechan datang membawa nampan yang berisikan pesanan temannya dan langsung mengembalikan kredit card Nara. "Tenang masih banyak kok Na saldonya, gak bakal abis tuh tabungan lo."

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang