Bonus chapter 2

857 72 7
                                    

Pagi ini terlihat sibuk dan ramai di kediaman rumah keluarga Kim. Kali ini Naya, Rendra, dan Juno punya rencana ingin mengadakan pesta untuk perayaan ulang tahun ayah kesayangan mereka.

Awalnya Nara tidak setuju karena terkesan berlebihan. Pasalnya ketiga anak itu turut mengundang keluarga dari Sungchan dan Juno. Kenapa Nara tidak setuju sebab sang suami saja terkadang lupa dengan hari lahirnya, asumsinya mengatakan jika Doyoung tahu ada pesta-pesta seperti itu yang ada nanti pria itu justru akan marah karena terkesan membuang-buang uang dan waktu.

Konsep pertama direncanakan oleh Rendra. Jadi anak ketiga keluarga Kim berkata kalau dia ingin mengadakan foto keluarga, pun sebagai bentuk penyambutan Devan di keluarga Kim.

Nanti dari situ Doyoung tidak akan merasa ada hal aneh yang terjadi di sekelilingnya karena kesibukan itu.

Keluarga Jung Sungchan serta Juno sudah datang dari subuh tadi untuk ikut membantu menghias taman belakang yang ingin disulap secantik mungkin.

Kue ulang tahun yang Nara buat sendiri dengan tangannya sudah siap tersaji masih tersimpan di lemari pendingin.

Doyoung dan anak-anaknya tengah sibuk merapikan pakaian satu sama lain sebelum dipotret oleh fotografer itu.

Masih orang yang mereka kenal. Hasil foto-fotonya tidak diragukan lagi. Fotografer itu ialah Johnny Suh.

"Bunda, aku udah cantik belum?" Naya mendatangi sang ibu, dia berputar-putar di depan wanita yang melahirkannya itu dengan amat riang.

Nara tersenyum sambil mengelus pipi putrinya, "Anak perempuan Bunda satu-satunya udah pasti cantiiik bangeeet."

"Makasih Bun," balas Naya. Kedua perempuan itu kompak mengenakan dress merah menyala lengkap dengan make up serta tatanan rambut yang semakin mempercantik keduanya.

"Juno sama Rendra mana? Mereka tuh suruh ke sini jangan di belakang mulu deh Kak, ntar Ayah nyariin kan bisa gagal rencana kita." Nara berbisik bicara pada Naya.

Naya seketika menghela nafas kasar. Sudah berulang kali menegur Rendra dan Juno agar tidak bermain-main dulu dengan teman-temannya yang kali ini memang datang semua. Tidak hanya dari keluarga Jung dan Kim, tapi sahabat Doyoung semasa kuliah pun turut hadir.

"Iya Bun mereka tuh ngeyel banget. Capek deh Naya ngomel-ngomel. Ini Naya panggilin lagi ya?" jelas Naya dan Nara mengangguk.

Nara sampai memutar arah pandangnya guna ingin memastikan kalau Naya benar-benar pergi untuk memanggil adik-adiknya.

Lalu wanita itu berjalan menghampiri sang suami yang sedang sibuk menelpon seseorang, Doyoung tampak ada di ruang tamu.

"Mas." Dengan manja langsung memeluk pinggang Doyoung meski posisi Nara sedang menggendong Devan saat ini.

Doyoung tersentak kaget, dia langsung menoleh.

"Eh Sayang. Udah mau mulai ya fotonya?" tanya pria it.

Maka Nara menggeleng, "Belum kok. Kak Johnny masih ngecek kamera-kamera dia. Kamu udahan nelponnya?"

"Udah, Sayang." Sambil menggoyang-goyangkan tangan kecil sang putra ketika Doyoung berbicara dengan Nara.

Doyoung memperhatikan Nara lamat-lamat.

"Kamu cantik, Nar. Aku sayang banget sama kamu tau gak," ujarnya.

Bibir Nara gemetar, tidak dapat tahan untuk tak menampilkan senyuman yang dimiliki. Pun kini rona merah di kedua pipi semakin menyembul pekat.

"Eh eh malu ya?? Istrinya siapa sih ini? Gemes!" Mendekap sang istri erat. Doyoung tidak pernah menyesal telah menikahi wanita itu.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang