09

4K 399 19
                                    

"Lepasin!" Nara menghempas tangan laki-laki yang menarik tangannya secara paksa. Bahkan pergelangan tangan Nara kini terdapat jejak merah yang jelas di kulit putihnya itu karena oknum itu mencengkramnya dengan sangat kuat.

Benar, dia Doyoung.

Nara tidak tahu apa yang dilakukan pacarnya itu di sini. Padahal Nara ingat sekali kalau mereka belum ada saling kirim kabar hari ini tetapi anehnya Doyoung mampu menemukannya. Mungkin ini hanya kebetulan saja, pikirnya.

"Lo mau selingkuhin gue?" tanya Doyoung langsung pada poinnya yang begitu menusuk bagi Nara yang mendengar.

Nara menggeleng. "Nggak gitu, Kak. Aku cuma hangout biasa aja kok sama temenku. Kak Doyoung kan udah kenal mereka kayak gimana orangnya. Cemburu ya?"

"Gak penting gue cemburu sama Jaemin, Haechan, Jeno. Masalahnya cowok yang tadi duduk di depan lo itu siapa?" tanya Doyoung.

"Temen aku," jawab Nara, ia mengambil tangan Doyoung untuk dipegang.

"Temen yang mana? Temen mana yang sampe ngebikin lo pengen mesen makanan yang sama kayak dia? Biar apa sih? Biar romantis gitu ya?" sarkas Doyoung.

Jika tidak ingat kalau sekarang mereka sedang berada di muka umum sudah dapat Nara pastikan ia akan menangis sekarang. Nara mencoba kepala dingin, dia tidak bersalah jadi patut untuk membela diri.

"Bisa gak sih gak marahin aku dalam sehari aja? Kamu galak banget aku takut, Kak."

Yang Doyoung lihat memang jelas Nara keliatan takut sekali tiap kali berhadapan dengannya. Dia sudah membuat pacarnya merasa tidak nyaman.

"Maaf. Masih belum mau jelasin semuanya?" tanya Doyoung pelan.

Nara menghela nafas. "Dia Bomin mantan pacar aku waktu SMP. Tapi sekarang temenan doang. Jelas?"

Doyoung diam. Belum dapat sepenuhnya mempercayai ucapan Nara yang demikian.

"Terserah kamulah pokoknya itu ya jawabannya. Ini kamu ngapain ada di sini juga? Ngikuti aku ya? Posesif banget ih, pacarnya siapa sih ini?" Nara mengunyel-unyel kedua pipi Doyoung karena gemas, tapi dia harus sedikit berjinjit mengingat pria itu yang lebih tinggi darinya.

Doyoung tertawa kecil bereaksi atas tingkah konyol Nara yang dia lakukan terhadapnya saat ini. "Aku tadi ke rumahmu mau ngasih tahu kalo aku baru pindah ke apartemen. Aku pengen coba hidup mandiri. Kamu seneng nggak dengernya?"

"Biasa aja," jawab Nara.

Doyoung berdecak. "Harusnya senenglah kan kita bisa sering berduaan tanpa ada yang ngawasin?"

Netra Nara seketika terbuka lebar. Dia langsung bergerak mencubit perut Doyoung tanpa ampun.

"Kamu mikirin apasih?! Ngeri banget."

"Anu lah Yang." Sambil mencolek perut Nara.

"Doy lu mah ih, jijik gue."

"Udah tiga tahun lho pacaran."

Nara menatap nyalang cowok itu.

"Hehe becanda."

Setelahnya hening di antara mereka berdua. Nara menatap ke sembarang arah. Sementara Doyoung melirik ponselnya yang selalu menerima banyak telpon dan pesan singkat dari beberapa orang.

"Yuk temenin belanja buat ngisi apart. Perdana nginep mau gak?" tawar Doyoung.

Tanpa berpikir panjang Nara menggelengkan kepalanya. "Gue tonjok mau?"

Doyoung tergelak. "Mulai ngikut galak. Ayo."

Telapak tangan mereka saling bertemu lalu bersatu hingga kini saling menggenggam. Doyoung menuntun pacarnya itu ke arah supermarket.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang