34

1.9K 182 16
                                    

Maaf ya kalo ngespam biar cepat selesai hehe





Saat orang-orang sedang menyapa bayinya yang baru dibawa ke ruang rawat inapnya, Nara merasa terheran ketika sang suami sedari tadi tak kunjung melepaskan tatapan matanya melihat dirinya. Sorot mata yang Doyoung tunjukkan tak menggambarkan sedang mengintimidasi, justru terlihat jelas ada sorot bahagia di sana.

"Mas kamu kenapa sih daritadi lihatin aku terus? Muka aku lucu banget ya abis lahiran? Kelihatan gendut?" tanya Nara. Selama hamil dan masih sampai detik ini Nara memang sangat sensitif atas beberapa hal. Salah satunya yaitu mengenai perubahan tubuhnya yang jelas terlihat berbeda sekarang.

Doyoung terkesiap dari lamunannya. Tadi ia hanya sedang mengagumi sosok perempuan yang ia cintai itu dalam diamnya. Ia menggelengkan kepalanya akan memberi jawaban atas pertanyaan sang istri.

"Kamu kok makin cantik ya? Aku jadi makin jatuh cinta tau gak sama kamu sekarang," ucapnya.

Nara memicingkan matanya lalu mendenguskan tawanya. "Apaan sih gajelas."

"Makasih ya sayang." Ucapan Doyoung membuat Nara mengernyit bingung.

"Makasih untuk apa?" tanyanya.

"Makasih udah selamat lahirin Adek," jawab Doyoung.

Nara mengangguk. "Di dalam ruang operasi tadi aku beneran kayak udah pasrah gitu loh Mas. Kalau pun misalnya aku gak selamat yang terpenting nyawa anakku yang bisa tertolong. Tapi atas kehendak Tuhan, aku bersyukur banget masih diberi kesempatan untuk bisa lihat kamu, anak kita, dan orang-orang tersayangku lagi."

Doyoung mencium punggung tangan kanan Nara yang memang berada di dalam genggamannya.

Ia sudah berjanji akan berubah menjadi suami yang baik dan lebih bertanggung jawab untuk keluarga kecilnya mulai sekarang.

"Aku gak tahu hidupku akan seperti apa kalau gak ada kamu, Nar. Yang jelas bakal hampa banget. Kamu tahu nggak pas dokter Irene bilang kamu sama Adek selamat aku langsung sujud syukur. Nggak tahu deh bersyukur aja gitu hahaha," cerita Doyoung.

Nara terkekeh. "Iyakah? Sayang banget ya sama anak-istrinya ini?"

"Sayang dong. Aku janji akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa selalu membahagiakan kalian. Maafin aku saat kamu masih hamil gak bisa kasih waktu yang banyak untuk memperhatikan kalian. Sampai-sampai kejadian ini terjadi. Harusnya aku jadi suami siaga waktu kamu hamil tua kayak gini, gak terus-terusan mikirin kerjaan. Aku beneran ngerasa bersalah banget. Kamu mau kan maafin aku?" tanya Doyoung.

Lengan Nara bergerak menyisir rambut Doyoung dengan jemarinya itu penuh kasih sayang. Sama seperti dirinya yang sejak kemarin belum tidur, wajah Doyoung saat ini kelihatan sangat kelelahan sekali.

"Nggak boleh ngomong gitulah, aku gapapa kok. Lagian aku tahu juga kamu tuh kerja buat nafkahin aku sama anak kita karena mau ngasih yang terbaik. Asalkan di belakang aku kamu gak aneh-aneh pasti aku gak akan marah kok sama kamu. Mending kamu tuh tidur deh sekarang dari semalem belum ada aku lihat istirahat soalnya," kata Nara.

Sontak membuat Doyoung membenamkan bibirnya ke dalam rapat-rapat. Merasa tersinggung ketika istrinya secara tidak langsung sedang menyindirnya saat ini. Belum, ini belum waktunya untuk Doyoung untuk jujur mengingat saat ini masih momen manis mereka menyambut si kecil tersayang itu.

"Aku seneng deh Mas sekarang hidup aku udah lengkap. Dikasih suami yang ganteng dan baik kayak kamu dan juga anak yang lucu kayak Naya. Kalian sumber kebahagiaanku sekarang," lanjut Nara bercerita. Kim Nayoung adalah nama yang Doyoung pikirkan ketika pertama kali dapat melihat bayinya. Ia dan sang istri belum ada persiapan apapun mengenai nama anak. Menggabungkan antara namanya dan sang istri tercetus begitu saja di pikirannya. Doyoung harap putri kecilnya yang ia beri nama Kim Nayoung itu dapat terus menjadi tali penghubung antara cintanya dan Nara untuk selamanya. Tapi cukup panggil si kecil yang lucu itu Naya saja agar kita semakin bersahabat dengannya. Harap diingat.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang