18

1.8K 199 7
                                    

Doyoung memasuki kafe milenials yang terdapat di jalan Senopati itu. Seiring jalan ia terlihat sedang tersambung panggilan suara dengan seseorang. Hingga saat senyum manisnya terbit bersamaan dengan tangannya yang melambai, Doyoung mematikan panggilan telepon itu.

"Sorry telat. Udah lama banget nunggu?" Keduanya tos ala-ala anak muda, teman Doyoung mempersilahkannya duduk yang langsung lelaki bergigi kelinci itu patuhi.

"Sama kok, baru aja." Mereka terlalu sering bersama sehingga tak jarang banyak orang berkata bahwa mereka mirip. Orang yang saat ini sedang Doyoung temui adalah Sejeong, mantan kekasihnya. Bisa dibilang Sejeong orang kedua setelah Nara yang sangat ia sayangi. Bukan dengan perasaan cinta yang tulus layaknya sepasang kekasih, melainkan Doyoung menyayanginya sudah seperti saudara.

"Pesen aja makan atau minum gitu, nanti aku yang bayar." Doyoung tersenyum lagi untuk Sejeong sebelum mematikan ponselnya.

"Selalu kalo kamu mah, Doy. Makasih," ucap Sejeong.

Mereka pun memutuskan untuk memesan makanan. Doyoung hanya memesan peanut butter cake dan coca-cola ice, sedangkan Sejeong dengan tenderloin steak kesukaannya. Selesai dengan urusan pesan makanan, mereka mulai mengobrol layaknya teman. Tanpa ada fisik yang saling menyapa dan tak ada percakapan yang terkesan menggoda satu sama lain. Mereka enjoy sekali.

"Kamu ngapain ngajakin aku ketemuan, Doy? Ada hal penting yang ingin dibicarakan?" tanya Sejeong.

Doyoung mengangguk. "Iya, ada."

"Yaudah ngomong aja aku dengerin kok." Sejeong menyampirkan rambut panjangnya ke bagian belakang tubuhnya sehingga kini tulang selangka mahasiswi hukum itu terlihat.

"Aku pikir mulai sekarang kita harus mulai saling berjauhan deh, Je." Pernyataan Doyoung membuat alis Sejeong terangkat sebelah pertanda ia kebingungan.

"Kenapa? Aku ada bikin salah ke kamu ya?" terka Sejeong.

"Nggak gitu. Kamu tahu kan kita dulu pernah pacaran?" tanya Doyoung langsung diangguki Sejeong sebagai jawabannya. Lelaki bermarga Kim itu melanjutkan kalimatnya. "Dan aku pun sekarang sudah punya pacar baru. Hubungan aku sama dia udah gak bisa dikatakan sebentar. Kata dia, Beberapa kali kami bertengkar pasti selalu kamu yang menjadi penyebabnya. Ketika aku menyadarinya, ternyata hal itu benar. Sejeong, sekarang kita sebatas sahabat, tetapi orang-orang yang merhatiin kedekatan kita mereka juga bisa aja kan nebak kalau kita balikan karena keseringan berdua. Gak ada persahabatan antara cewek dan cowok, dan kamu harus sadar akan hal itu." lanjutnya.

"Tapi selama ini aku gak ada ganggu hubungan kalian, Doy! Iya sesekali aku sadar kalau benar aku masih cinta dan sayang sama kamu, tapi yaudah sebatas yang gak mau sampe rusak hubungan kamu sama Nara, apalagi aku udah ada Mingyu kan sekarang, gak ada sedikit pun niatku untuk merusak hubungan kalian, aku gak berniat buat nyelakain pacarmu itu juga, jadi tolong jangan suruh aku buat ngejauh dari kamu. Aku gak bisa!" Netra Sejeong sudah berkaca-kaca. Doyoung kalau sedang bicara memang tak pernah ingin basa-basi, itulah mengapa terkesan dadakan seperti ini semakin menambah penyakit di dalam hati Sejeong. Dia tidak punya niat jahat sama sekali di sini. Karena Sejeong pun tahu bagaimana dalamnya cinta Doyoung untuk kekasihnya yang saat ini.

"Cowok di dunia ini masih banyak. Masih ada yang lebih baik dari aku, Sejeong. Let's get move on, that's good for you." Doyoung menyemangatinya.

"Kita kenal dari SMA sampai sekarang dan kamu suruh aku buat jauhin kamu? Kamu bahkan pernah bilang kalau kamu mau jagain aku terus seperti rasa sayang kakak ke adiknya. Oke aku ngaku aku salah terlalu sering terlihat bareng kamu, tapi siapa lagi yang bisa lindungi aku kalo gak kamu?" Hidup Sejeong tak seindah tawanya yang hampir setiap hari terlihat. Di mata orang-orang dia gadis yang ceria dan aktif, tetapi tidak ada yang tahu bahwa ia sangat rapuh. Hanya Doyoung yang ia percaya sebagai tempatnya berlindung. Bahkan Sejeong sedikit sekali mempunyai teman cewek seperti gadis lain pada umumnya. Karena menurutnya Doyoung saja sudah cukup untuknya sebagai teman, sahabat, keluarga, dan pacar di saat yang bersamaan.

"Mungkin pacarmu cuma cemburu aja," lanjutnya.

"Awalnya aku berpikir gitu. Ini cuma cemburu gajelasnya dia. Namun, setelah aku pikir-pikir ini jadi toxic banget buat hubungan aku sama dia ke depannya kalo terus-terusan berantem cuma gara-gara kita yang sering keliatan jalan bareng padahal gak ngapa-ngapain. Kamu punya masa depan sendiri dan aku pun punya masa depan sendiri, Je. Belajar buka hati kamu untuk orang baru. Kita masih bisa berteman tapi untuk melindungimu aku rasa itu udah bukan tugasku lagi, karena sekarang ada perempuan lain yang harus kujaga hatinya. Terkesan terburu-buru tapi aku udah ambil keputusan kalo aku akan menikahi dia," jelas Doyoung panjang lebar sukses membuat Sejeong tercengang hebat karena hal itu bagai bom api yang baru saja menghancurkannya.

"Siapa sih pacarmu itu? Dia lebih cantik dari aku?" tanya Sejeong terkesan sarkas sehingga membuat Doyoung melihatnya sinis. Doyoung heran perempuan selalu bertengkar pasti saling adu kecantikan. Dan Doyoung paham beberapa kali dia mendengar cerita Nara yang merasa insecure tiap kali melihat Sejeong yang memang sangat cantik. Tak heran eksistensi di kampus sangat naik dari waktu ke waktu.

"Nara adiknya Taeyong, dia cantik sekali," puji Doyoung secara terang-terangan di depan Sejeong yang membuat si gadis menggeram kesal di dalam hati.

Sejeong menghela nafas. "Yaudah selamat buat kamu sama pacarmu itu. Long last."

"Makasih. Kamu gapapa?" tanya Doyoung.

Sejeong tersenyum. "I'm okay. Semua yang kamu ucapkan tadi benar. Seseorang sulit menemukan kebahagiaan karena dia masih melihat masa lalu yang menurutnya lebih indah dari masa saat ini. Sampai detik ini aku belum mendapatkan kebahagiaan yang sejati karena aku masih suka menganggap kamu pacarku, I'm sorry about that. Tapi aku bakal belajar buat pindah, aku akan mulai buka hatiku untuk cowok lain. Setidaknya aku senang kamu mau jujur sama aku Doy kalo kamu pun merasa gak nyaman terlalu sering aku dekati yang mana sekarang aku terlihat seperti parasit. Aku seburuk itu ternyata? Makasih udah jadi temenku, makasih udah jadi orang yang bisa aku singgahi di kala aku sedih maupun senang. Dan maaf aku selalu bikin kamu sama pacarmu itu bertengkar. My bad."

"Don't say sorry, You did nothing wrong. Justru aku yang harus minta maaf karena kesannya mengusir di sini. Maafin aku ya, Je?" Doyoung menepuk punggung tangan Sejeong beberapa kali dan tersenyum simpul padanya.

"Iya gapapa kok," ujar Sejeong.

Ngelupain kamu? Apa aku bisa?











Ayo jangan lupa vote dan komentar di sini👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo jangan lupa vote dan komentar di sini👇

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang