Libur akhir pekan pun datang. Nara biasanya akan menghabiskan waktunya seharian bersama keluarga. Biasanya keluarga Lee akan bergotong royong untuk bersih-bersih rumah terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pergi sarapan. Tapi entah mengapa Nara tidak mendapatkan semangat apapun untuk beraktivitas di hari Sabtu itu.
BRAK
Pintu kamarnya dibuka dengan cara yang sangat kasar seperti itu sudah pasti dapat Nara tebak itu adalah ulah dari Taeyong. Kakaknya itu punya kebiasaan kalau masuk ke kamarnya pasti membuka pintu dengan cara ditendang. Jantung Nara hampir lepas dari tempatnya karena sangat terkejut atas tindakan tersebut.
Nara yang masih bergulung pada guling dan selimut tidurnya sontak menoleh secara malas.
"Lo gak pernah diajari sopan santun?" Ucapan si pemilik kamar justru dibalas cengiran kuda oleh lelaki berusia 25 tahun itu.
"Bangun Dek udah jam 8 nih. Inikan jadwalnya kita bersihin rumah," ucap Taeyong.
"Gue bersihin kamar gue sendiri aja, Kak. Udah sono lo keluar, gue masih ngantuk." Nara kembali menenggelamkan wajahnya di balik selimut berwarna merah muda itu.
Taeyong geleng-geleng kepala, ia menyadari sedang ada yang disembunyikan oleh Nara saat ini darinya. Sejak kemarin saudara kandung satu-satunya yang dia miliki itu hampir tidak ada keluar dari kamarnya.
"Kamu kenapa lagi sekarang? Sini cerita sama Kakak dulu biar lebih enakan." Taeyong sudah duduk di bibir ranjang adiknya. Memang benar, ternyata keluarga adalah orang pertama yang dapat langsung menyadari jika ada sesuatu yang sedang coba kita sembunyikan.
"GUE NGANTUK KAK UDAH SANA KELUAR AH!" teriak Nara dibalik selimutnya, ia bahkan sempat terlihat menendang udara seakan merasa sangat terganggu atas kedatangan sang kakak.
"Oke-oke gue gak akan ganggu lo lagi, tapi nanti keluar ya. Lo harus makan, Dek." Pernyataan Taeyong hanya dibalas lewat berdeham dari Nara. Setelahnya Taeyong keluar dari kamar si gadis cantik itu.
Terakhir kali Nara ketemu dengan Doyoung masih baik-baik saja. Kok sekarang sudah murung lagi.
Taeyong curiga.
Begitu keluar dari kamar Nara terlihat Taeyong merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan ponselnya dari sana. Terlihat sedang mencoba ingin menghubungi seseorang.
"Halo?"
"Lo apain lagi Adek gue anjing?!"
"Hah? Gue gak ngapa-ngapain Nara tuh."
"Gausah bohong! Dari semalem dia belom ada keluar kamar, gue bahkan gak yakin dia udah ada makan apa belom. Dari lo yang ke rumah dia keliatan murung dan gue curiga lo yang nyebabin dia jadi kayak gitu."
"Naranya marah sama gue."
Langkah Taeyong yang hendak menuruni tangga seketika terhenti. Bahkan di seberang sana pun Doyoung tak bersuara lagi.
Taeyong mengetahui semua kenangan yang pernah dilewati Nara dan Doyoung semasa mereka pacaran. Hubungan mereka bukanlah berusia masih sebulan dua bulan yang manis namun dapat hancur dengan mudah kapan saja. Mereka bahkan baru kemarin merayakan anniversary ketiga dengan sangat romantis. Namun, setelah mendengar pernyataan Doyoung barusan hati Taeyong yang berperan sebagai saksi bisu dalam hubungan mereka seketika jadi ikut sakit sekarang.
"K-kenapa?"
"Yah gue ada foto bareng Sejeong, nah gitu deh trus Adek lo ngambek."
"Adek gue nangis mulu di sini bangsat."
"Lagian dia itu terlalu overthink banget ke gue. Tiap ketemu pasti nyindir Sejeong mulu. Padahal gue sama Sejeong gak ada hubungan apapun lagi selain berteman sekarang. Lo tahu sendiri soal itu kan? Bahkan gak gue doang deket sama Sejeong, ya elo juga kan? Tapi cewek lo emang pernah nyurigain? Nggak kan?"
"Karena Sejeong bukan mantan gue njir. Gini ya Doy, waktu gue ngasih izin lo buat pacaran sama Nara, itu artinya gue udah percaya penuh sama lo. Seharusnya lo menjaga dan melindungi dia sepenuh hati, bikin dia happy. Bukannya malah bikin dia nangis. Lo pikir hidup dia tentang lo doang? Enggak."
"Gue gak sejahat itu."
"Doy, seperginya orang tua kita kerja yang hampir setiap hari ke luar-masuk Indonesia di sini cuma gue yang Nara punya. Dia berharga banget dalam hidup gue. Gue percayain lo buat jaga Nara karena gue udah tahu lo luar dalem, karena lo cowok baik. Tapi sekarang lo justru ngejatuhin ekspektasi gue itu. Selesaikan dulu masalah lo sama masa lalu lo itu, jangan membuat perempuan lain yang jadi korbannya sekarang. Adek gue kurang apa sih?"
"Ahh gue jadi pengen meluk dia sekarang!"
"Gak lucu njing."
"Dia rumah gue. Hati gue bakal tinggal di dia Bang. Gue udah dapet restu dari orang tua gue buat ajak Adek lo nikah. Mungkin besok gue bakal ke rumah lo untuk melakukan hal yang sama."
"Lo mau ngajak Adek gue nikah muda? Gila lo ya? Dia masih kuliah semester awal taiii."
"Gue tahu. Gue gak akan mutus pendidikan yang lagi dia jalani sekarang. Sori kalo gue lancang ngelangkahin lo. Tapi ini satu-satunya cara yang bisa gue tunjukkin sama Nara bahwa gue serius sama dia. Gue cinta gila sama dia lho Bang."
"Ini serius gak sih?"
"Hahaha seriuslah. Jadi lo ngerestuin nih?"
"Oke gue restuin lo ambil Nara dari gue. Tapi kali ini lo harus benar-benar menjaga dia Doy. Pernikahan itu sekali dalam seumur hidup."
"You can believe me. Lo bisa bunuh gue di depan mata orang tua gue jika nanti gue berkhianat sama dia janji gue ini Bang."
"Lebay lo!"
Panggilan telepon tertutup. Taeyong jadi bahagia bukan kepalang saat ini. Dia mengakui pengorbanan cinta Doyoung untuk Nara memang sangatlah mengagumkan.
Menikahinya. Untuk pria yang baru akan lulus sarjana mengambil keputusan untuk menikah sungguh sangat tidak terduga. Tapi jika Doyoung sudah berjanji seperti itu dia tidak akan ingkar. Doyoung itu orangnya sangat bertanggung jawab terhadap apa yang ia ucapkan dan perbuat.
Taeyong menuruni anak tangga, menemui orang tuanya yang tadi ia lihat sedang sibuk berkebun di halaman depan rumah.
"Mam, Pap," panggilnya.
"Apaan?" sahut Donghae yang sedang sibuk mencangkul lahan kosong di depan rumahnya itu.
"Adek mau dilamar sama pacarnya," jelas Taeyong.
"What! Doyoung maksudmu?" Yoona berucap.
Taeyong mengangguk.
"Udah bisa cari duit sendiri dia? Baru kemarin Papa suruh kerja masa sekarang udah langsung mau ngajak anak perempuan Papa kawin?" kata Donghae.
"Nikah, Pa." Yoona merotasikan matanya jengah.
"Sama aja kali, Ma."
Pengen nikah sama Mas Doy 😭
Vote komentar di sini 👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Prince✔ [END]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] Dia memang ketus dan galak, namun bukankah sifatnya yang susah ditaklukkan justru membuatmu makin penasaran? Doyoung fanfiction 2020 Cover: @cindy_muffin