○○○○○○
"Salam kepada penguasa langit, Baginda kaisar!" Kedua pangeran segera memberi salam kepada Xiao FengMian, seluruh prajurit dan para penduduk desa langsung berlutut ketika kaisar datang. Sang Kaisar yang datang secara tiba-tiba, bahkan tanpa mereka semua tau.
"Aku mendengar beberapa hal besar yang terjadi di sini!" FengMian duduk di sebuah kursi yang biasanya di duduki Zhan untuk memantau perkembangan pembangunannya. WuXian mendekat ke arah Kaisar lalu berdiri tak jauh darinya.
"Menjawab Baginda kaisar. Hal yang terjadi di sini, mungkin sudah anda dengar, tetapi kami sudah berusaha untuk menanganinya sendiri." FengMian tertawa pelan.
"Bagus-bagus. Kau memang bertanggung jawab, lihat apa yang sudah kalian lakukan, semuanya tampak lebih tenang dari pada yang ada di bayanganku. Sepertinya para penduduk di sini harus berterima kasih padamu. Jika bukan kalian yang datang, melainkan aku, sudah pasti tidak akan ada ketenangan di sini!" WuXian menelan salivanya dengan ragu, dia bisa membayangkan sang ayah memporak-porandakan tempat itu dengan pedangnya. Sementara itu, Yibo tampak berdiri tak jauh dari mereka, serigala itu di temani oleh Wen Ning, kesatria itu terus berbisik pelan untuk tidak membuat masalah karena yang dia hadapi itu adalah Kaisar dari negri Qing Zhe, dari kekaisaran XinBei.
"Pangeran kedua, kudengar kau terluka?" Xiao Lian Zhan membungkuk kepada FengMian.
"Menjawab yang mulia. Atas kemurahan hati yang mulia, saya sudah baik-baik saja!" jawab Zhan sambil membungkuk.
"Dan ... aku juga mendengar hal aneh, ku dengar ada seekor hewan yang membuat kekacauan di sini!" Zhan tampak sedikit menegang, urat lehernya terlihat sedikit menonjol, tapi dia tetap terlihat tenang di wajahnya. "Apa itu dia?" FengMian menatap Yibo yang juga menatapnya. Wen Ning yang melihat itu langsung menunduk, setelah itu berbisik pelan pada Yibo.
"Menunduk ... tolong menunduk!" Yibo menoleh ke arah Wen Ning. Kesatria itu mengedipkan matanya, "menunduk!" Sambil membungkuk mencontohkan apa yang harus Yibo lakukan. Sebenarnya, Yibo bisa saja menunduk, tapi Zhan tidak memintanya untuk melakukan itu, jadi dia tetap diam dan malah berbaring di bawah pohon. FengMian melihat itu dan tersenyum.
"Tidak ada yang pelu anda khawatirkan yang mulia." WuXian mengatakan sambil membungkuk lagi. Yibo melirik lagi ke arah kaisar, di belakang kaisar ada seorang kesatria yang tampak tangguh, dia adalah Fei Long. 'Mesin pembunuh' dari kekaisaran XinBei, itu tampak memperhatikan Yibo juga.
"Jadi, aku datang di saat yang tepat, kalian sedang berkumpul di sini rupanya!" WuXian tersenyum lalu mendekati Zhan.
"Yang mulia baginda benar. Akhir-akhir ini pangeran ketiga sedang mencoba menanggulangi kekeringan dengan membuat kincir air." FengMian menatap Zhan.
"Benarkah? Lalu, apa berhasil?"
"Kami baru saja akan menggunakannya, kebetulan anda ada di sini, jadi anda bisa melihat sendiri hasil kerja pangeran ketiga."
"Begitulah, kalau begitu, tunjukkan padaku!" Zhan membungkuk, lalu menatap FengMian sesaat, entah kenapa Zhan merasa penampilan FengMian sejak dulu tetap sama, tidak ada yang berubah sejak dirinya masih kecil, senyumannya tetap menawan bahkan dia tetap terlihat berwibawa meski hanya duduk diam di tempatnya.
"Saya akan memulainya!" Zhan membungkuk sebelum menaiki Hui dan melayang di depan kincir air raksasa itu. Zhan membuat simbol di tangannya, lalu mengarahkan kedua tangannya ke arah kincir air itu, dan angin berhembus membuat kincir air itu bergerak perlahan-lahan. Membawa air yang ada di sungai naik ke atas dan setelah itu mengalir ke atas gunung, semua orang bersorak sorai, bertepuk tangan setelah melihat keajaiban itu, siapa sangka mereka tidak perlu lagi harus bolak-balik naik turun gunung untuk mengambil air. Yibo yang melihat itu ikut berdiri dan tampak senang melihat kejadian langka di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]
Fanfiction06/12/2020 🔞 WARNING!! 🔞 ※※※※ Xiao Zhan memiliki kekasih yang sangat menyayangi dan juga mencintainya. Dia bernama Wang Yibo. Mereka sudah menjalin hubungan selama 5 tahun. Hingga suatu malam di musim salju ke lima mereka, Xiao Zhan melihat b...