bag 25. Pertarungan.

4K 616 15
                                    


*****

"Panggil saja aku Xu Min!" Zhan hanya diam menatap pria di hadapannya. Pria yang mengaku bernama Xu Min ini adalah seorang ketua dari salah satu party yang masuk ke dalam Menara di lantai 17 ini.

"Lian Zhan!" Akhirnya Zhan bicara. Bocah laki-laki itu sudah satu bulan berada di lantai 17, dan baru kali ini bertemu manusia lagi setelah satu tahun terakhir dia hanya bertemu monster dan lainnya.

"Kalian hanya berempat?" tanya Di Min ramah.

"Ya!" Zhan sudah lama tak bertemu manusia. Dan saat bertemu mereka, rasanya canggung sekali.

"Tuan!" Shin memberikan sekantung air kepada Zhan.

"Ya, terima kasih."

"Siapa namamu?" Di Min menatap Shin yang masih berdiri di dekat Zhan.

"Shin, namaku Shin!" Shin berucap dengan semangat. Dia sangat senang karena nama itu di berikan oleh Tuannya, Zhan.

"Oh, senang bertemu denganmu, Shin. Aku Xu Min!" Zhan menyipitkan matanya di balik topeng perak yang dia pakai. Apa Xu Min tidak menyadari, bahwa Shin adalah jiwa pedang. Kenapa masih menggodanya?

"Sebaiknya, kita bergerak sekarang!" Han yang tau ketidak sukaan Zhan pada Xu Min memutuskan untuk bertindak, "sebaiknya kita pergi, Zhan-er!" Han mengambil barang-barang mereka. Sedangkan Shou sedang pergi untuk mencari makanan. Padahal, yang makan hanya Zhan seorang, tetapi para jiwa pedangnya itu selalu over setiap kali Zhan terlambat waktu makan. Zhan sendiri hanya bisa menerima apa yang mereka berikan dan lakukan.

"Tuan, ayo kita pergi!"

"Tunggu, ku dengar, di depan ada hutan rekayasa. Siapapun yang masuk ke dalam, mereka tidak akan bisa keluar, kecuali dia seorang penyihir tingkat 7 atau lebih tinggi dari itu." Xu Min mencegah kepergian Zhan.

"Terima kasih atas informasinya, aku akan mengingatnya." Zhan menarik Shin untuk pergi dari sana. Shin itu seperti gadis remaja yang polos. Bisa bahaya jika sesuatu terjadi padanya.

"Kebetulan, kami akan berkemah, apa kalian ingin ikut bergabung?" Xu Min menawarkan.

"Tidak perlu, kami akan melanjutkan perjalanan!"

"Tuan, bukankah kau terlalu memaksakan wanita ini, kasihan gadis secantik Shin terus berjalan mengikuti ketua parti sepertimu."

"Sebenarnya, apa yang ingin kau katakan?" Zhan mulai habis kesabaran. Kenapa pria bernama Xu Min ini tidak mau diam!

"Aku ingin berduel denganmu. Dan jika aku menang, serahkan gadis cantik itu pada kami!" 

"Zhan-er, kau tak perlu mendengarkan mereka!" Han menahan Zhan yang sudah ingin meledak.

"Benar, Tuan. Jangan dengarkan dia!"

"Dan jika aku menang?" tantang Zhan.

"Jika kau menang, kau boleh memiliki salah satu artifak yang kami miliki. Adil bukan?"

"Ketua!" Protes anggota parti Xu Min. Namun, tampaknya Di Min tak mendengarkan. Zhan tersenyum.

"Sepertinya aku tidak tertarik dengan artifak yang kalian miliki!" Bocah yang memakai topeng itu menodongkan kepalanya dan menatap seorang pemuda yang tengah membuat tenda menggunakan batang kayu di belakang Xu Min. "Aku menginginkan dia!" tunjuk Zhan pada pemuda itu. Di Min tertawa sambil mengangguk.

"Baik, baik. Kau bisa membawanya jika kau ingin. Bahkan, kita tak perlu berduel jika kau ingin membawanya!" Zhan tersenyum. Dia seperti mengenali wajah pemuda itu, setidaknya sudah bertahun lamanya tidak melihat wajah sepertinya. Benar-benar sebuah kebetulan.

"Benar, kau bisa membawanya!" Salah satu teman Xu Min menimpali.

"Baiklah. Pertandingan seperti apa yang kau inginkan?"

"Kita akan memakai senjata!" Xu Min menarik pedangnya. Han mendekati Zhan.

"Zhan-er, gunakan aku. Biar ku buat bocah menyebalkan itu menyesal!" Han tampak kesal juga. Pria bernama Xu Min itu sudah merendahkan Tuannya!

"Tidak. Sepertinya, aku ingin memanggang mereka!" Han terdiam sambil menahan tawa.

"Apa kau tidak memiliki senjata? Sayang sekali." Di Min kembali tertawa. Zhan maju selangkah.

"Maaf karena tidak memperkenalkannya padamu sejak awal!" Zhan memanggil Shou dalam hati. Dan seketika, pedang berwarna merah itu sudah ada dalam genggamannya.

"Dari mana datangnya pedang itu?" Xu Min tak tau bahwa Zhan memiliki senjata juga. Dia pikir, Zhan bukanlah tipe swordman.

"Mari kita mulai!" Zhan langsung berlari sambil membuat garis di tanah menggunakan Shou. Setelah garis terbentuk, api membara sepanjang garis mengikuti Zhan. Xu Min segera menghindar dan sesekali melakukan perlawanan. Tapi, sepertinya Zhan bukan lebih lemah darinya, justru sepertinya, Zhan sedang memperlakukannya.

"Bagaimana?" Zhan menatap Xu Min yang sudah duduk terengah sambil menahan tubuhnya dengan pedang.

"Dasar, monster licik!" Zhan hanya terkekeh.

"Tidak! Tuan berhenti!" Tiba-tiba Shin berdiri di tengah keduanya. "Tuan, cukup sampai di sini!" Zhan hanya menatap Shin bingung.

"Ada apa, Nona Shin? Apa kamu ingin membantuku? Tidak perlu, terima kasih. Aku pasti akan mengalahkannya dan kamu bisa ikut denganku nanti."

"Sampai kapan?" Shin menatap Xu Min tajam. "Katakan, Tuan. Sampai kapan aku harus mendengar penghinaan orang itu pada Tuan. Aku tidak mau diam lagi!" Shin mengibaskan tangannya, dan seketika, tempat itu sudah berantakan tak terkendali akibat angin yang sangat kencang.

"Shin, sudah cukup. Kamu bisa melukai orang itu!" Zhan ternyata sudah memberikan sihir perlindungan pada pemuda yang sejak awal mencuri perhatian Zhan.

"Ma.maafkan saya, Tuan. Saya bersalah, maafkan saya, Tuan!"

"Sudahlah. Lagi pula, mereka semua juga tampaknya sudah kapok!" Zhan menatap Xu Min dan teman-temannya yang sudah tergeletak tak sadarkan diri. Shin mengamuk, tentu saja dia bisa membuat kekacauan seperti ini, dan mungkin akan lebih besar jika Zhan tak bisa menghentikannya.

"Dan kau, ikut denganku!"

"Ba.baik!" Zhan terkekeh pelan. Padahal, dia sangat yakin, bahwa pemuda itu lebih tua darinya. Tapi, sepertinya, pemuda itu berpikir, dirinya lebih tua. Lucu sekali.

*****

Who?

Who?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang