[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]

(S3) bag 77. Amarah.

○○○○○○

     Setelah memastikan kedua Kakak tirinya pergi ke tempat yang aman, Zhan kembali berkeliling. Saat terbang di atas bangunan istana, Zhan melihat di halaman dari kejauhan, Wen Rou tengah berlari, ada banyak pasukan iblis yang sedang mengejarnya, Wen Rou tidak sendiri, ia bersama dua dayang dan juga satu prajurit yang mengawalnya, saat Zhan ingin mendekat, salah satu iblis membunuh prajurit dan dua dayang yang bersama Wen Rou. Melihat itu, Zhan bergerak dengan sangat cepat menuju ke tempat Wen Rou, saat melihat tubuh wanita itu terlempar dan hampir menabrak dinding. Zhan menangkap tubuh Wen Rou lalu mendekapnya dengan erat, Zhan membawa Wen Rou terbang menjauh. Namun sebelum itu, Zhan menyalurkan api ke dalam pedang yang di berikan Ling Mei, lalu melemparkannya ke arah para iblis, itu membuat para iblis yang mengejar Wen Rou terlempar dan mati.

    Wen Rou berpegangan erat pada pakaian orang yang menyelamatkannya, tubuhnya tampak bergetar ketakutan, setelah melihat bahwa pangeran ketigalah yang telah menolong dirinya, Wen Rou segera memeluknya dengan sangat erat "ya.yang mulia ..." Wen Rou tidak percaya bahwa pangeran ketiga datang menyelamatkannya. Zhan menunduk, lalu membawa Wen Rou menuju ke tempat Ling Mei dan Xiang Na. Setidaknya mereka bisa aman jika bersama-sama. Zhan mendarat dengan sempurna di depan ruang baca yang menjadi tempat persembunyian kedua kakak tirinya, Zhan membawa Wen Rou masuk ke dalam ruangan di mana ada Ling Mei yang tengah duduk bersandar pada dinding, sedangkan Xiang Na menjaganya, melihat kedua kakaknya, Zhan melepaskan pelukan Wen Rou dengan perlahan.

"Adik ipar!" Xiang Na melihat Wen Rou yang datang bersama pangeran ketiga, diapun mendekat dan memeluk Wen Rou yang masih terlihat ketakutan. Wen Rou membalas pelukannya lalu kembali menatap pangeran ketiga.
 
"Tetap bersembunyi!" Zhan berpesan sebelum meninggalkan ketiga wanita itu dan kembali terbang untuk mencari si pembuat masalah.

"Yang mulia ..." panggil Wen Rou sebelum Zhan terbang lebih tinggi, Zhan menoleh lalu menatap tunangannya. "Baginda kaisar sedang melawan Raja iblis bersama yang mulia putra mahkota dan juga pangeran kedua, mereka pergi dari istana entah kemana. Tapi ... tapi permaisuri ... Ibu permaisuri mereka sedang dalam bahaya sekarang ..." lanjutnya. Zhan mengangguk mengerti, lalu pergi entah kemana, beberapa saat kemudian, Zhan sudah kembali bersama ZiYuan dan juga Mian Li.

"Pangeran ketiga, cepat selamatkan putra mahkota. Kau pasti bisa menyelamatkannya, cepat selamatkan dia!" Yu ZiYuan menarik lengan pangeran ketiga sedikit kencang. Pangeran ketiga hanya diam tak menjawab, lalu menatap Ibu tirinya itu dan mengusap bahunya pelan.

"Ibu Permaisuri, tenanglah." Zhan menghilangkan sayap api di tubuhnya, lalu membimbing Yu ZiYuan untuk duduk di alas duduk. Zhan juga melakukan hal yang sama pada Mian Li, pangeran ketiga menunduk di hadapan kedua ibu tirinya. "Aku berjanji akan membawa putra mahkota kembali. Anda harus menenangkan diri anda, dan jangan pergi kemanapun." Zhan menatap Ling Mei yang masih terlihat lemah tak berdaya. Kini, mereka ada di ruangan baca kaisar, ruangan itu cukup tertutup dan tidak terlihat dari luar, Zhan mendekati Ling Mei, dan duduk di hadapannya, lalu menyentuh nadinya.

"Yang mulia putri, sebaiknya anda beristirahat, tidak perlu bertarung lagi." Zhan berdiri lalu berputar dan duduk bersila di belakang Ling Mei. Setelah itu, Zhan kembali menyalurkan tenaga dalamnya, Ling Mei memejamkan matanya, beberapa saat kemudian, dia merasa tenaganya kembali pulih.

"Semua iblis sudah tidak ada. Tapi kalian jangan pergi kemanapun, kemungkinan masih ada iblis yang berkeliaran di luar." Zhan kembali berdiri, lalu melangkah menuju pintu. Wen Rou yang melihatnya menahan lengan pangeran ketiga, Zhan menatapnya bingung.

"Yang mulia ... berjanjilah anda akan kembali dengan selamat." Zhan diam sesaat sebelum menepuk bahu Wen Rou pelan.

"Aku akan kembali!" Wen Rou tidak bisa menahan perasaannya, diapun memeluk pangeran ketiga dengan begitu erat, air matanya tak bisa ia cegah untuk tidak mengalir. Peperangan kali ini, sudah memakan banyak korban, Wen Rou tidak ingin sesuatu terjadi pada pangeran ketiga.