bag 19. Bagian luar Menara bag 3.

4.8K 654 18
                                    


****

   Sore hari, Song Jiang tidak menemaninya, pria cantik itu bilang, dia ada urusan mendadak, Zhan membiarkan saja. Lagi pula, Zhan jadi memiliki waktu luang untuk berlatih. Tidak ada tempat yang bisa ia datangi tanpa Song Jiang. Semua tempat itu tampak asing bagi Zhan. Terlebih, dia harus menghindari para bandit yang akan merepotkan dirinya. Saat Zhan tengah berjalan-jalan, bocah itu melihat sebuah toko unik di pinggir jalan. Itu adalah toko senjata, toko itu terlihat sepi pembeli. Namun, itu justru membuat Zhan penasaran.

   Bocah laki-laki itu memasuki toko, suasana hangat yang terasa begitu ia memasuki toko itu. "Ada urusan apa?" Zhan terlonjak kaget. Bagaimana tidak, seorang pria bertubuh kecil tiba-tiba sudah berada di depannya. Entah dari mana dia muncul, atau sejak tadi, dia memang berada di sana, hanya saja Zhan tak menyadarinya.

"Apa kau pemilik tempat ini?"

"Benar, dan jika tidak ada keperluan. Maka pergilah!" Pria kecil itu berbalik ingin pergi.

"Aku hanya ingin melihat-lihat."

"Tidak ada benda bagus di tokoku yang pantas untuk di lihat, Tuan. Jadi, pergilah!"

"Apa kau bisa melihat pedangku, aku sedikit bermasalah dengan pedangku akhir-akhir ini!" Zhan tak bohong. Semenjak memasuki area luar menara, pedang yang biasanya diam, seakan ingin terus bertarung dan membuat Zhan harus menyembunyikan pedangnya dengan aura.

"Bermasalah?"

"Benar!" Zhan melepas kedua pedang yang sejak tadi menggantung di pinggangnya. Lalu mengulurkan kedua pedang itu pada pria kecil di depannya. Si pria menerima pedang itu dan terkejut.

"Dari mana kau mendapatkan pedang ini?" tanya pria kecil.

"Aku menemukannya ketika aku lewat. Ada apa?"

"Ini adalah pedang tingkat tinggi Moonlight dan Starlight."

"Lalu?"

"Apanya yang lalu! Itu artinya. Kedua pedang ini sangat tidak cocok berada di luar menara. Desa ini sering di sebut desa matahari. Itu karena di daerah ini tidak pernah turun hujan."

"Tidak pernah?"

"Benar, jaman dahulu kala, sejarah kuno mengatakan, dewa hujan marah kepada penduduk desa ini. Itu mengakibatkan kekeringan panjang. Bahkan, sumber mata air menjadi kering, dan banyak orang mati karena kehausan dan kelaparan. Namun, semenjak menara itu muncul, sungai yang kering kembali mengeluarkan air. Padahal, hujan tak pernah turun di desa ini. Tetapi, desa ini bisa makmur seperti sekarang, itu berkat menara. Itu sebabnya, warga desa selalu menyambut kedatangan para kesatria yang masuk ke desa ini."

"Jadi, semua warga desa selalu bersikap ramah? Tapi, kenapa seakan ada sesuatu yang seakan menghalangiku untuk mendekati mereka?"

"Aku bilang, mereka menyambut para kesatria. Bukan berarti, mereka ingin jadi dekat."

"Jadi maksudmu, warga desa tidak ingin akrab dengan kesatria yang datang?" Pria kecil itu meletakkan pedang milik Zhan ke atas sebuah meja. Zhan hanya diam menunggu jawaban.

"Ini kisah lama."

"Aku ingin mendengarnya!"

"Dulu, tepatnya 80 tahun yang lalu. Desa ini di huni oleh beberapa suku. Manusia, peri, kaum elf dan juga dwarf. Namun, para kaum Manusia mulai serakah dan ingin menguasai desa ini. Suku lain merasa marah dan mencoba mengusir kaum manusia dari desa. Namun, ada sebuah party yang berhasil keluar dari menara. Party yang berisi campuran kaum dari penduduk desa. Mereka mencoba menenangkan penduduk desa lain. Sayangnya, tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menenangkan kemarahan kaum Elf, Dwarf dan peri. Akhirnya, peperangan tidak dapat di hindari. Baik itu kaum manusia ataupun yang lainnya. Mereka mendapat kerugian besar, dan korban jiwa yang tidak sedikit." Zhan baru mendengar cerita itu. Bukankah itu cerita yang tragis, bahkan, sebelum menjalani kehidupan sebagai pangeran, dulu ia tak pernah membaca cerita sepeti itu.

"Setelah perang berakhir, dan kemenangan di pegang oleh para kaum manusia dan peri, kaum elf dan dwarf di usir dari desa. Mereka mencari tempat untuk mereka tinggal. Dan di desa, tersisa dua kaum yang sampai saat ini menetap di sini. Namun, party yang berhasil lolos dari menara dengan anggota yang merupakan percampuran dari 4 kaum. Menjadi terpecah belah. Mereka saling membela kaum masing-masing. Tidak mempercayai satu sama lain, hingga akhirnya, sang manusia yang di tunjuk sebagai pemimpin party memutuskan untuk membunuh dua rekannya yang berasal dari kaum dwarf dan elf. Sayangnya, kaum peri membantu kaum dwarf dan mengorbankan dirinya untuk menolong kaum dwarf agar tetap hidup. Mungkin, cerita ini membosankan. Tetapi, di kehidupan yang akan datang, aku menasehatimu sebagai seseorang dari daerah ini. Aku sarankan, kau jangan berprasangka baik terhadap orang lain. Meskipun dia terlihat baik di depanmu!"

"Apa kaum dwarf itu adalah kau!" Zhan bertanya to the point. Selama mendengarkan cerita dari pria kerdil di depannya. Ara yakin, dia benar-benar baru pertama kali melihat pria sependek ini, dengan jenggot putih dan juga rambut acak-acakan seperti habis bangun tidur.

"Aku hanya menceritakan kisah. Tidak ada sangkut pautnya denganku!"

"Lalu, apa yang terjadi dengan manusia itu, yang menjadi pemimpin party?"

"Dia ... tentu saja dia hidup dengan damai bersama warga desa, tanpa memiliki beban telah membunuh dua rekannya!"

"Apa itu, alasan para warga desa menghindari kontak dengan kesatria dari luar daerah ini?"

"Benar, mereka hanya tidak ingin terlalu dekat dengan para kesatria. Mereka takut, jika suatu saat para kesatria yang berhasil lolos dari menara akan merebut daerah mereka!" Ara mengerti sekarang.

"Baiklah, terima kasih atas informasinya. Lalu, bagaimana dengan pedangku?"

"Selama kamu berada di daerah ini. Kemungkinan, kamu tidak bisa menggunakan pedangmu. Kamu bisa menggunakannya lagi setelah memasuki menara!"

"Benarkah!" Lalu, bagaimana cara dia berlatih? Dan saat itu, Zhan tak sengaja melihat sebuah pedang yang tergantung di dekat pintu. Gadis itu mendekat dan menyentuh pedang itu.

"Itu adalah pedang aura tingkat rendah. Tak bisa di bandingkan dengan pedangmu."

"Berikan ini padaku!" Zhan menatap pria itu dengan serius, "aku menginginkannya, sementara aku tak bisa menggunakan pedangku yang lain!"

"Jika kau memungkinkan pedang, maka ikutlah denganku!"

****

Selamat menikmati ceritanya 🙏🙏🙏

Selamat menikmati ceritanya 🙏🙏🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang