(S3) bag 107. Amarah.

2K 231 23
                                    


Entah kenapa, pas nulis chapter ini, saya menangis. Tidak tau apa yang saya rasakan, hanya saja ... yah begitu.

Jangan lupa.

Like!

Komen!

Share!

Dan ...

Dukung terus author dengan Follow akun Wattpad 'Afrizal_ahmad' dan Facebook 'Xiao Shishi'.

Terima kasih semua.

( ˘•ω•˘ ) Please guys, dont't forget to like and comments. Karena dukungan dari kalian itu bisa bikin author semangat terus. Bagi kalian yang masih jadi pembaca gelap, tolong like ya, mensupport author supaya lebih semangat lagi buat nulis cerita kedepannya. Terima kasih. (::^ω^::)

○○○○○

    Setelah bermeditasi beberapa saat, pangeran ketiga berhasil menetralisir racun yang di berikan Song Lan padanya. Lalu, dengan teleportasi berhasil sampai di kediaman Kaisar. Namun, dia terlambat, saat dia datang, pangeran kedua sedang berdiri di hadapan Kaisar yang berlutut dan sebuah pedang tertancap di dadanya.

"Kak ... apa yang kau lakukan!" Pangeran kedua menoleh dan matanya berwarna semerah darah, pangeran ketiga merasakan aura iblis pada diri kakaknya, diapun bergerak mendekat, tapi pangeran kedua sudah lebih dulu pergi dan terbang keluar dari kediaman kaisar. Pangeran ketiga mendekati Kaisar dan dia hanya bisa terdiam karena kaisar sudah tidak dapat di selamatkan. Antara kecewa dan marah, pangeran ketiga segera menggunakan mata Dewa untuk melacak keberadaan pangeran kedua. Setelah ia menemukannya, pangeran ketiga segera menggunakan teleportasi untuk mengejar pangeran kedua.

"Kak! Hentikan semua ini, apa yang kau lakukan." Pangeran kedua menaikkan salah satu sudut bibirnya, lalu mendekat ke arah pangeran ketiga dengan sangat cepat, dan pedang yang ada di tangannya hampir menebas leher pangeran ketiga. Namun, pangeran ketiga langsung menahannya menggunakan Shin, seketika, udara menjadi panas. Asap hitam muncul di beberapa bagian tempat itu  dan ada yang mendekati kaki pangeran ketiga. Pangeran ketiga segera mendorong kakaknya dan melompat menjauh.

"Apa kau ... bersekutu dengan iblis?" Sepertinya, pangeran kedua sudah hilang akal, dia hanya tersenyum, lalu kembali menyerang. Pertarungan tak bisa di hentikan, keduanya seimbang, pangeran ketiga berusaha untuk tidak melukai kakaknya, walaupun itu artinya, dia sendiri yang akan terluka. Dan saat sudah mendekati kediaman para permaisuri, pangeran kedua melakukan serangan terakhirnya pada adiknya, hingga membuat pangeran ketiga terpental jauh, dan asap hitam mengerubunginya, mengalihkan perhatiannya. Pangeran ketiga berhasil lolos dengan bantuan teleportasi, saat dia sudah keluar dari asap hitam, pangeran ketiga tidak menemukan kakaknya di manapun, akan tetapi, jejak yang di tinggalkan masih ada. Pangeran ketiga tau, bahwa kakaknya memasuki kediaman permaisuri. Dengan segera mengejarnya.

"Kakak! Kendalikan dirimu!" Pangeran ketiga mengejar dan segera mencekal pergelangan tangan Kakaknya. Namun, dengan sekali gerakan, pangeran ketiga terhempas dan terlempar jauh, dengan segera menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh. Pangeran kedua menatapnya dengan tajam.

"Apa kau pikir, menjadi satu-satunya yang di abaikan itu menyenangkan?" Pangeran kedua tidak sehebat putra mahkota, tidak memiliki bakat alami seperti pangeran ketiga, "aku yang mengajarimu berpedang, kau adalah muridku, tapi kini kau melampauiku." Rasa tidak puas dan keputus asaan, membuatnya buta akan segalanya, yang dia rasakan hanya kebencian dan sisa-sisa dari kenangan menyakitkan yang pernah dia rasakan.

"Apa yang kau katakan. Kak, kau adalah orang yang paliang dekat denganku, kau adalah orang yang menjadikanku seperti sekarang ini!" Pangeran ketiga menatap dengan mata berkaca-kaca, Ayahnya sudah pergi dan itu di terjadi karena sebuah rasa iri.

[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang