○○○○Yibo berjalan masuk kedalam kediaman pangeran ketiga, tempat itu seperti biasa selalu tenang tanpa kebisingan. Si manusia serigala itu menatap bulan yang terlihat hanya separuh, sambil berjalan, Yibo tak memperdulikan keadaan sekitarnya, dan dia melihat kemar pangeran ketiga yang masih terang benderang. Yibo pun melihat ke arah Wen Ning.
"Pangeran ketiga baru kembali?" Wen Ning yang mendapat pertanyaan seperti itu segera membungkuk.
"Saya akan mencari tau, pangeran Yi ..."
"Ya-ya, cepatlah."
"Baik, pangeran Yi." Wen Ning meninggalkan Yibo dan mendekati Song Lan yang masih berjaga. Beberapa saat kemudian, Wen Ning kembali.
"Bagaimana?"
"Yang mulia pangeran ketiga tidak tidur, dan menunggu anda kembali sejak waktu makan siang," jawab Wen Ning.
"Apa?" Yibo tidak percaya. Bagaimana mungkin, pangeran ketiga menunggunya sampai tengah malam begini. Dengan langkah cepat, Yibo berjalan menuju kamar pangeran ketiga, dan tanpa permisi, ia masuk. Zhan masih duduk diam dengan tenang sambil membaca.
"Kau sudah kembali?" Zhan tampak meletakkan buku yang ada di genggamannya dan berdiri dari duduknya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanpa menjawab, Zhan pergi ke tempat tidur dan berbaring tanpa mengatakan apapun. Yibo bingung melihatnya, lalu dengan menyusul Zhan berbaring di tempat tidur. "Apa kau menungguku? Lalu kenapa sekarang kau malah tidur?"
"..."
"Zhan-er!"
"..."
"Pangeran ketiga!"
"..."
"San-ge!"
"..."
"Ei! Kenapa kau diam saja? Apa kau marah, katakan sesuatu?"
"Diam dan tidurlah!" Akhirnya pangeran ketiga bicara, walaupun matanya tetap terpejam. Yibo merasa kesal, diapun memeluk pangeran ketiga dari samping, lalu menciumi pipinya berkali-kali. Awalnya pangeran ketiga tidak bereaksi dan tetp bertahan dalam tidurnya. Hingga Yibo menjilat telinga dan menggigit daun telinganya.
"Sudah malam, tidurlah!" ucap Zhan sambil membuka matanya. Yibo cemberut di buatnya.
"Bukankah kau sudah menungguku sejak tadi, sekarang kau memintaku tidur?"
"Kau sudah kembali, dan baik-baik saja. Jadi diam dan tidurlah!"
"Kau menghawatirkan aku? Aku sedang berjalan-jalan dan tertidur di atas pohon, jadi aku baru kembali!"
"..."
"Kenapa diam saja? Zhan-er ... kenapa ..."
"Tidur!" Yibo terdiam saat tiba-tiba pangeran ketiga mengibaskan tangannya, Yibo melihat sebuah mantra pelindung di sekelilingnya, si manusia serigala menyentuhnya dan ternyata dia di kurung di dalam sana. Yibo berteriak dan menendang-nendang pelindung itu, tapi suaranya tak terdengar sampai keluar, Zhan bahkan sudah tertidur di sampingnya. Yibo pada akhirnya menyerah, diapun diam, memperhatikan wajah pangeran ketiga dari samping. Yibo memperhatikan setiap jengkal wajahnya, dagunya, bibirnya, pipinya, hidungnya, matanya, semuanya. Pangeran ketiga memiliki wajah yang sempurna, tidak salah jika ia memiliki banyak pengagum di luaran sana. Yibo menyentuh sihir yang membatasi dirinya dengan pangeran ketiga, tersenyum saat melihat pangeran ketiga masih tenang di dalam tidurnya, Yibo masih bertanya-tanya, mengapa pangeran ketiga menunggunya, apa ada sesuatu yang ingin ia bicarakan, tapi apa?
"Sebenarnya, bagaimana perasaanmu padaku?" tanya Yibo pelan, lalu berbaring miring masih memperhatikan wajah pangeran ketiga, dia bahkan tidak menemukan celah dari wajahnya, benar-benar sempurna.
"Orang sepertimu, menyukaiku." Yibo terkekeh pelan, masih menatap pangeran ketiga, "aku tidak membutuhkan dunia, hanya kau ada di sisiku, bersamaku sepanjang waktu, maka aku sudah mendapatkan duniaku."
○○○○○
Beberapa hari kemudian, pesta pertunangan pangeran ketiga dan putri dari selatan, Wen Rou berlangsung. Kemegahan dan juga kemewahan dari acara itu bisa terlihat hanya dari luar istana. Semua orang tampak bersenang-senang dengan pasta itu. Anehnya, di suasana yang membahagiakan itu, pangeran ketiga justru tampak tidak menampilkan senyuman sedikitpun, ada banyak hal yang sedang ia pikirkan sekarang.
"Bagaimana?" Pangeran ketiga lagi-lagi bertanya pada Wen Ning yang sudah berdiri di dekatnya. Wen Ning menggeleng pelan.
"Tidak ada kabar, yang mulia. Saat kami datang ke tempat itu, mereka bilang keduanya sudah kembali sejak beberapa hari lalu." Zhan memejamkan matanya, memijat pelipisnya. Wen Rou duduk di sampingnya bertanya.
"Yang mulia, ada apa? Jika tidak keberatan, Rou ingin tau apa yang sedang pangeran ketiga pikirkan?" Zhan menoleh dan menatap Wen Rou yang tampak cantik duduk di sampingnya. Pakaian putih yang di kenakan Wen Rou menambah kecantikannya, tapi walau begitu Xiao Lian Zhan sama sekali tak berharap ada di posisinya saat ini.
"Ibu asuhku pergi beberapa hari lalu, dan belum kembali." Benar, Feng ping dan Lin Yao belum juga kembali setelah mereka berpamitan untuk mencari pakaian pertunangan untuknya. Zhan merasa sangat khawatir sekarang.
"Mereka pasti baik-baik saja. Pabgeran ketiga tidak perlu khawatir." Wen Rou mengusap lengan Zhan dengan lembut. Zhan hanya diam masih memikirkan kedua orang yang sangat dia sayangi itu. Tidak ada kabar sama sekali, bahkan prajurit yang mengawal mereka belum ada yang kembali. Apa yang terjadi sebenarnya? Bahkan sekarang pesta pertunangannya sudah hampir usai, akan tetapi, kedua orang yang seharusnya ada di sampingnya itu justru tidak ada.
"Yang mulia, pangeran Yi menitipkan hadiah untuk anda," bisik Song Lan sambil memberikan sebuah kotak kecil kepada pangeran ketiga. Wen Rou ikut melihatnya, Zhan tidak mengerti, mengapa Yibo memberikannya hadiah. Zhan membuka kotak itu dan ternyata, isinya adalah sebuah kalung yang sangat indah, ada sebuah surat di dalamnya, Zhan langsung membukanya.
'Berikan kalung itu padanya, dan kau yang harus memakaikannya.' Zhan mengernyit bingung, apa maksudnya itu. Zhan benar-benar tidak akan pernah melakukan itu. Sang pangeran ketiga menoleh ke arah Wen Rou yang masih melihat kalung di dalam kotak itu.
Zhan menghela napasnya, dan mengambil kalung itu. Lalu menatap Wen Rou yang juga menatapnya.
"Untukmu." Wen Rou tampak terkejut, lalu tersenyum malu.
"Sebuah kehormatan mendapat hadiah dari yang mulia." Zhan sebenarnya ingin memberikan langsung tanpa harus memakaikan kalung itu pada wanita di sampingnya ini.
"Aku akan memakaikannya!" Sang putri semakin terlihat senang. Zhan memasang kalung itu di leher putri, mereka terlihat sangat serasi, setelah berhasil memasang kalung itu, Zhan menjauhkan diri sesegera mungkin, sambil memalingkan wajahnya. Wen Rou menyentuh kalung yang di berikan pangeran ketiga untuknya, lalu tersenyum malu di tempatnya, mengigit bibir bawahnya sesekali melirik pangeran ketiga yang duduk tenang di sampingnya.
Acara pertunangan selesai dengan sangat lama bagi pangeran ketiga. Setelah pesta itu, pangeran ketiga langsung kembali ke kediamannya. Padahal kaisar mengadakan perjamuan dan mengundang semuanya. Namun, pangeran ketiga sudah tidak sanggup lagi berada di tempat itu, memakai pakaian yang merepotkan itu bahkan melihat wanita yang selaku menatapnya dengan menyebalkan seperti itu.
"Di mana Yibo?" Tanya Zhan pada Wen Ning. Belum sempat Wen Ning menjawab, Yibo sudah meloncat masuk dari arah jendela. Zhan meminta dua kesatrianya pergi, kini tinggalah dua orang yang berdiri saling berhadapan.
"Aku benar-benar tidak bisa melakukannya!" Zhan langsung memeluk Yibo dengan sangat erat. Yibo membalas pelukannya tak kalah erat, Zhan menatap Yibo, lalu keduanya mulai berciuman dengan panas. "Bagaimana jika aku hentikan saja?" Yibo menggeleng, lalu tersenyum.
"Ini awal yang bagus. Jangan lakukan apapun, bukankah kita akan pergi setelah ini selesai. Biarkan saja dia tetap seperti ini." Zhan akhirnya mengangguk. Yibo kembali tersenyum, menyentuh pipi Zhan lalu mendaratkan kecupan hangat di keningnya.
"Kau terlihat sangat manis sekarang. Aku ingin memakanmu!" Zhan menjauhkan diri.
"Kalau begitu, makan aku!" Yibo tersenyum sebelum menerjang tubuh Zhan dan membaringkannya di tempat tidur.
"Jangan menguji kesabaranku!"
○○○○
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]
Hayran Kurgu06/12/2020 🔞 WARNING!! 🔞 ※※※※ Xiao Zhan memiliki kekasih yang sangat menyayangi dan juga mencintainya. Dia bernama Wang Yibo. Mereka sudah menjalin hubungan selama 5 tahun. Hingga suatu malam di musim salju ke lima mereka, Xiao Zhan melihat b...