Please! Don't forget to comments, like and follow @Afrizal_ahmad
Don't be silence Reader! 👇👇👇👇👇
○○○○○○
"Tuan, tampaknya, mereka tidak akan pergi dalam waktu dekat." Seorang pria menunduk di hadapan Shi San. Shi San mengangguk mengerti, lalu memberikan sebuah gulungan kecil pada pria itu.
"Pergilah ke hutan, dan berikan itu padanya." Perintah Shi San.
"Baik, Tuan."
"Oh, ya. Jangan sampai ada yang tau, apa lagi keluarga kerajaan."
"Mengerti, Tuan." Pria itu segera meninggalkan ruangan milik Shi San. Beberapa saat kemudian, sebuah bayangan muncul di dekat jendela.
"Sudah sejauh ini. Tapi kau terus menundanya ..." Shi San tak menoleh sedikitpun, dia hanya bergumam lalu menjawab.
"Tunggu sebentar lagi, orang-orang itu ... masih belum tau."
"Ingatlah, Tuan besar ingin semuanya berjalan dengan lancar tanpa hambatan." Shi San menarik napasnya, lalu mengangguk.
"Aku mengerti, pergilah. Jangan sampai orang lain tau kau datang kemari." Seketika, bayangan itu menghilang.
Sementara itu, di tempat lain, Cha Wu tengah menghadap pangeran ketiga.
"Ada apa, Chacha?" Pangeran Yi sudah dekat dengan Cha Wu semenjak pembicaraan rahasia mereka saat itu.
"Yang mulia ... maaf jika saya tidak sopan. Tetapi, saya merasa semua ini ada yang salah." Yibo menatap Cha Wu bingung.
"Salah? Apa yang salah?"
"Penyerangan ular di desa. Bukankah aneh jika ada ratusan ular itu tidak menyerang desa saat mereka bahkan bisa kapan saja menyerang." Pangeran ketiga menunduk, tampak berpikir.
"Bukankah sudah jelas, mereka memang ingin menangkap orang hidup-hidup untuk makanan anaknya saat menetas nanti." Cha Wu memiringkan kepalanya sedikit, lalu menggeleng.
"Tapi pangeran Yi. Saya merasa itu tetap ada yang salah." Yibo meminta Cha Wu untuk menjelaskannya.
"Bagian mana yang salah?"
"Bukankah anda bilang, anda masuk ke dalam sekte sebelum pergi ke hutan?"
"Itu benar. Lalu?"
"Anda juga mengatakan bahwa ada kekuatan gelap yang menyelubungi tempat itu?"
"Benar."pangeran ketiga hanya diam mendengar obrolan orang di ruangan itu selain dirinh. Dia bukannya tidak perduli, dia sedang memikirkan apa yang di katakan Cha Wu. Ketiganya baru kembali dari hutan, mereka baru saja memeriksa hutan. Namun, mereka tak menemukan apapun yang mencurigakan. Bahkan, sarang ular yang pernah ia lawan sudah ia segel.
"Aneh jika sekte di selimuti kekuatan gelap, sedangkan yang mereka incar bukan hanya anggota sekte, melainkan warga biasa juga. Kenapa saat kita berada di desa, tidak ada tanda-tanda kekuatan jahat?" Pangeran Yi mengangguk.
"Kau betul juga, tapi apa alasannya sampai hanya di sekitar sekte yang memiliki kekuatan gelap itu?" Cha Wu menggeleng.
"Aku juga memikirkan ini sejak beberapa hari lalu."
"Bukan tidak ada." Pangeran ketiga akhirnya bicara. Cha Wu sangat ingin tau apa yang akan di katakan pangeran ketiga.
"Bukan tidak ada? Apa maksud anda yang mulia?"
"Tapi tidak tampak," ucap pangeran ketiga dengan tenang.
"Tidak tampak? Mana mungkin. Kita datang bersama di hari itu, jika ada sesuatu yang mencurigakan, aku pasti sudah mengetahuinya." Cha Wu mengangguk mendengar ucapan pangeran Yi. Walaupun kekuatannya tak sehebat pangeran ketiga, akan tetapi, dia bisa di sebut orang jenius yang memiliki kemampuan.
"Ada sesuatu yang mengawasi setiap rumah." Zhan membalik halaman selanjutnya di buku yang tengah ia baca.
"Mengawasi setiap rumah? Apa itu?" Cha Wu yang kali ini bertugas menjadi pendengar.
"Jika kalian ingat, saat masuk ada seekor ular yang ada di depan gerbang desa." Cha Wu mengangguk.
"Aku melihatnya."
"Tapi aku yakin itu hanya ular biasa!" Yibo juga melihatnya, seekor ular yang berjalan melewati mereka. Awalnya, mereka berpikir itu hanya ular biasa.
"Memang hanya ular biasa, bagi kita. Tapi, setelah di perhatikan, pangeran ketiga menyadari bahwa di setiap rumah ada ular yang menjaganya." Yibo menatap bingung.
"Lalu, apa sekarang ularnya masih ada?" tanyanya penasaran.
"Seharusnya dia sudah mati, bukankah rajanya sudah yang mulia bunuh?" ucap Cha Wu yakin.
"Kita lihat besok."
Dan setelah perkataan pangeran ketiga, merekapun keluar dari kediaman sekte San Zi untuk menuju ke desa. Dengan alasan menjenguk warga desa, pemimpin sekte tak akan curiga.
"Kenapa harus berbohong? Bukankah kita memang akan pergi ke desa?" Tanya Yibo.
"Untuk saat ini, masalah ular itu jangan sampai orang lain dengar!" Yibo dan Cha Wu mengangguk mengerti.
"Jika memang benar ada yang mengawasi, bukankah pelaku yang sebenarnya lebih besar lagi dari ular itu." Yibo berjalan dengan santai di samping pangeran ketiga. Cha Wu juga memikirkan hal yang sama.
"Periksa dulu, baru akan tau!" Pangeran ketiga juga tidak bodoh, dari awal ia memasuki desa, rasanya sudah sangat mencurigakan. Ketenangan yang ada, bahkan sampai tak ada orang yang berani bernapas di tempat itu.
"Apa yang terjadi!" Cha Wu menatap tidak percaya apa yang ia lihat di depannya. Pangeran Yi dan pangeran ketiga saling bertatapan, lalu mengangguk secara bersamaan.
"Tempat ini lebih kosong dari sebelumnya! Bukankah kita sudah mengembalikan warga desa?" Yibo bersiaga di tempatnya. Pangeran ketiga juga berpikir hal yang sama. Tidak mungkin, dalam waktu satu hari satu malam, seluruh warga desa menghilang.
"Ya.yang mulia!" Ketiga pria itu menoleh ke sumber suara. Dua gadis dan satu orang pria berlutut memberi hormat pada pangeran ketiga.
"Ou Duan, Yang Shia, Yang Shui!" Yibo ingat betul mereka, "apa yang terjadi di sini?" Yibo menepuk bahu Ou Duan dan membantu pria itu berdiri.
"Kami baru saja ingin pergi ke sekte!" tutur Yang Shui.
"Ceritakan pada kami, apa yang terjadi."
"Setelah mengadakan perjamuan kemarin, kami semua pulang ke rumah masing-masing. Namun, saat pagi, tiba-tiba semua orang bersikap aneh, mereka tak.mendengarkan kami, dan berjalan menuju ke arah hutan. Kami mencoba menghentikan mereka, tapi kami tidak bisa," jelas Yang Shia.
"Pengendali!" Zhan langsung tau apa yang sebenarnya terjadi dari cerita itu. "Cha Wu!"
"Saya, yang mulia?"
"Kau tetaplah di desa bersama mereka. Jangan kembali ke sekte sebelum kami pulang!"
"Baik, yang mulia!"
"Yang mulia, saya ingin ikut. Bawa saya bersama anda. Ibu saya, ibu saya juga pergi ke sana." Ou Duan tampak frustasi kelihatannya.
"Tidak bisa!" Zhan sudah berjalan menuju ke arah hutan. Yibo menatap Ou Duan, lalu menepuk bahunya.
"Kami saja sudah cukup, jangan membuat kekacauan lagi. Tetap diam di tempat, jangan ada yang pergi keluar, apalagi ke sekte!" Peringat Yibo sebelum pergi. Cha Wu menatap ketiga pemuda di hadapannya.
"Sekarang, kemana kita akan pergi?" tanyanya.
"Kemana lagi, pergi ke tempat Tuan!"
"APA!"
○○○○○
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]
Fanfiction06/12/2020 🔞 WARNING!! 🔞 ※※※※ Xiao Zhan memiliki kekasih yang sangat menyayangi dan juga mencintainya. Dia bernama Wang Yibo. Mereka sudah menjalin hubungan selama 5 tahun. Hingga suatu malam di musim salju ke lima mereka, Xiao Zhan melihat b...