bag 01. Permulaan.

22.4K 1.4K 70
                                    


***

"Yibo!" aku berlari kecil ke arah Yibo sambil tersenyum.

"Ada apa?" tanya Yibo begitu aku berdiri di hadapannya.

"Kenapa wajahmu muram begitu? Apa gagal lagi?" tanyaku ragu. Dia tampak tak bersemangat.

"Kau sudah tau jawabannya. Jangan bertanya lagi, aku sedang malas!" Yibo menggeleng pelan, lalu bergerak meninggalkan ruang tunggu. Aku segera mengejarnya dan berjalan beriringan dengannya.

"Wang Yibo! Aku belum selesai bicara. Jadi benar, kamu gagal lagi."

"Menurutmu?"

"Menurutku ... mungkin belum saatnya."

"Sudahlah, ayo pulang. Aku ingin makan kue beras buatan ibumu." Yibo merangkulku dan menarik tubuhku keluar dari kantor agensi yang baru saja mengadakan casting. Ya benar, Yibo adalah seorang pria yang beberapa kali menjadi bintang iklan dan dia juga seorang model. Tapi, aku tahu mimpi seorang Wang Yibo bukan hanya ingin menjadi bintang iklan. Melainkan aktor yang bisa berakting di layar lebar.

"Zhan Ge, apa pendapatmu tentang casting kali ini?" tanya Yibo padaku. Aku menatapnya lalu dengan tegas berkata.

"Aku rasa, casting kali ini terlalu berlebihan. Mana mungkin mereka menolak pria setampan dan seberbakat dirimu." Yibo tertawa, lalu mengacak rambut panjangku.

"Aku senang menjalaninya, tapi kali ini, aku rasa pihak agensi tidak menerima bakat yang biasa saja sepertiku ini."

"Jangan merendah. Kamu adalah pria berbakat luar biasa yang pernah ku temui!" aku tersenyum untuk membuatnya lebih baik.

"Aku tau kau sedang menghiburku. Tapi terima kasih, kau selalu ada untukku."

"Tentu saja, aku akan selalu ada untukmu." Yibo yang kali ini tersenyum, lalu menarik tubuhku kedalam pelukannya. "Aku akan selalu mencintaimu, kelinci kecilku," bisik Yibo lalu mencium keningku penuh kasih sayang. Aku bahagia mendengar ucapannya.

"Aku juga mencintaimu, singa besarku."

   Namaku Xiao Zhan. Aku bekerja sebagai sekertaris di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan. Usiaku sudah menginjak 28 tahun, dan sebentar lagi 29 tahun. Pria di sampingku ini adalah kekasihku, Wang Yibo. Pria baik hati yang selalu lembut dan manis, kami sudah 5 tahun menjalin hubungan kekasih, dan tahun ini, usianya 26 tahun. Dia adalah junior di universitasku dulu, kami saling jatuh cinta saat dia bergabung dalam sebuah organisasi yang aku ikuti saat itu.

    Kami saling mencintai, saling mendukung dan juga saling bertukar kisah setiap hari. Dia pria yang hangat yang pernah ku temui, dia sosok yang selalu mendengarkan ceritaku walaupun kadang membosankan menurutku, tapi dia akan tetap tersenyum dan sesekali mengomentari ceritaku. Dia adalah pilihan sempurna dalam hidupku, dan aku mencintainya.

"Ayo!" Yibo mengulurkan tangannya padaku, salju yang turun tak terasa dingin di kulitku saat aku bersama Yibo. Aku menggapai tangannya dan melingkarkan tanganku di lengannya, sambil menyandarkan kepalaku di bahunya, aku bahagia bila bersamanya.

"Kita mampir ke minimarket dulu, ada yang ingin kubeli!" ucapku menariknya menuju sebuah mini market.

"Baiklah, aku tunggu di luar saja, ya."

"Tidak ingin masuk?"

"Aku akan tefon sebentar."

"Oh baiklah!" aku memutuskan meninggalkan Yibo di luar, cuaca kali ini cukup dingin. Salju yang mengguyur daerah Shanghai sejak beberapa minggu yang lalu membuat musim salju kali ini terasa indah jika aku bersama kekasihku, Wang Yibo. Ini adalah musim salju kelimaku bersamanya, dan aku ingin merayakannya.

    Aku selesai membeli keperluanku, melangkah keluar dari mini market, tapi aku tak melihat Wang Yibo di manapun. Kuputuskan untuk menghubunginya, tapi ponselnya tak bisa di hubungi. Apa dia pulang lebih dulu? Lagipula minimarket ini dekat dengan rumahku.

   Kuputuskan untuk kembali ke rumah. Tapi saat melihat gang kecil di ujung jalan, aku melihat bayangan Wang Yibo di sana. Sambil tersenyum aku berjalan ke arah Yibo dengan hati-hati. Aku ingin mengejutkannya, sampai aku di dekatnya aku menatap tak percaya dengan apa yang kulihat.

"Wang Yi ... bo." Suaraku hampir tak keluar. Apa yang sebenarnya sedang kulihat? Apa dia benar Yibo, dan wanita yang sedang berciuman dengannya adalah. "Meng Ziyi?" sahabatku sendiri. Apa maksudnya ini.

    Aku melangkah mundur tanpa sadar, dan sialnya aku menabrak lampu jalan dan membuatku jatuh terduduk. Dua orang yang sedang berciuman itu menatapku secara bersamaan.

"Zhan ge!" Yibo menatapku dan segera mendorong Meng Ziyi. Apa yang sebenarnya mereka lakukan di belakangku? Apa mereka benar-benar bermain di belakangku? Aku terkejut begitu tau Yibo sudah menarik ku berdiri.

"Zhan ge, aku ...." Tanpa sadar aku menamparnya. Apa aku baru saja melihat perselingkuhan? Apa yang terjadi sebenarnya? Apa aku benar-benar di hianati?

"Kalian ...." Kenapa suaraku tak keluar, apa yang terjadi padaku? Aku menggeleng pelan, ini di luar dugaanku. Aku segera berlari meninggalkan Yibo yang langsung mengejar ku. Aku tak perduli lagi, semua yang di katakannyapun aku tak dengar, aku benar-benar tak tau apa yang terjadi padaku.

"Zhan ge, awas!" aku hanya mendengar teriakan itu saat tubuhku terhempas begitu kuat.

Sakit ... apa yang terjadi pada tubuhku? Apa aku mengalami kecelakaan lalu lintas? Aku bahkan tak dapat mendengar dengan jelas suara keadaan di sekitarku.

"Zhan ge ...." Hangat, ada cairan hangat yang kurasakan di kepalaku, yang terasa mengalir keluar. Aku tak bisa menggerakkan tubuhku, bahkan untuk membuka mata saja sangat sulit rasanya. "Zhan ge, kumohon, bertahanlah!" apa aku akan mati di sini? Setelah melihat penghianatan kekasih dan sahabatku. Aku tak percaya aku akan mati seperti ini, rasa sakit seakan tubuhku remuk dan hawa hangat yang seakan ada yang mengalir di kepalaku, salju yang turun mengenai wajahku tak terasa dingin sama sekali. Aku hanya merasa sakit yang amat sangat di sekujur tubuhku, mata yang sulit untuk di buka sekedar melihat wajah Yibo untuk terakhir kalinya. Aku merasa aku akan mati di sini.

     Siapa yang menggenggam tanganku? Ahh ada yang mengangkat tubuhku, rasa sakit apa ini, kenapa aku jadi sesak nafas, apa aku benar-benar akan mati di sini? Aku bahkan sudah tak bisa mendengar ucapan orang-orang di sekitar ku. Perasaan ini sangat menakutkan.

    Semuanya gelap, aku merasa sendirian di lorong yang gelap, tak ada siapapun. Tak ada yang menolongku, tolong ... siapapun, aku ingin hidup. Aku tak ingin mati sia-sia seperti ini. Aku ....

.
.
.

   Eh' apa ini? Aku bisa membuka mataku? Cahaya silau dari langit-langit ruangan, apa aku di surga? Rasa sakit yang menghilang, suara berisik apa? Kenapa aku tak bisa menggerakkan tubuhku sesukaku?

"Bagaimana keadaannya?"

"Menjawab Banginda kaisar. Maaf Baginda, baginda Ratu tak bisa di selamatkan." Siapa? Siapa yang bicara, kenapa aku ada di sini. Ini di mana ....

   Tanganku kecil? Astaga! Ada apa ini, apa aku ... adalah bayi?

○○○○○

   Sambil menunggu Network. Kita bisa baca cerita ini dulu. 🤗🤗

YiZhan Forever 🦁🐰

YiZhan Forever 🦁🐰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang