(S3) bag 83. Mengintai.

2.2K 292 12
                                    


○○○○○○

"Terlalu pintar!" Zhan terdiam menatap Yibo yang duduk di seberang mejanya, Zhan hanya mengangguk menanggapi ucapan Yibo yang memang benar adanya. "Apa kau punya seseorang yang kau curigai?" Zhan menghentikan kegiatan membuat kaligrafinya, lalu terdiam beberapa saat.

"Tidak ada ..."

"Ahh, sulit sekali, mereka terkadang berasal dari dalam istana, tapi terkadang dari luar istana. Dia juga ada di antara putra mahkota, dan beberapa ada di antara permaisuri pertama." Zhan kembali menggambar, lalu berkata dengan tenang.

"Tidak ada yang tau!" Zhan juga tidak mengerti, selama ini, yang dengan sangat jelas membencinya adalah permaisuri kedua, Yu ZiYuan. Tapi semua bukti justru tertuju pada permaisuri pertama, dan juga putra mahkota.

"Apa putra mahkota benar-benar ingin kau mati?" Zhan juga tidak tau. Dia ingin tau, pelaku sebenarnya dari percobaan pembunuhan terhadapnya. Ini bukan sekali atau dua kali, sudah lebih dari 10 tahun terakhir, para pembunuh itu terus meneror dirinya.

"Bagaimana jika kita jebak saja." Yibo berucap serius.

"Sudah!"

"Sudah? Maksudmu, kau sudah pernah menjebak mereka?" Zhan mengangguk, "lalu? Apa tertangkap?" Zhan mengangguk lagi. "Dia mengaku?"

"Mereka bunuh diri." Zhan pernah menangkap mereka, saat ada dua orang yang hampir mengambil buku miliknya. Tapi setelah di bawa pergi oleh Song Lan, dua orang itu justru sudah di temukan tewas karena meminum racun.

"Aaah! Mereka benar-benar menyebalkan!" Zhan juga merasa demikian pada awalnya. Tetapi, setelah sudah terlewati beberapa waktu, Zhan sudah mulai terbiasa.

"Ku dengar, seseorang dari pihak permaisuri kedua sedang mengawasi kita." Zhan sudah tau itu.

"Mereka tidak bergerak!" Artinya, mereka tetap mengawasi, bukan berniat mencelakai pangeran ketiga. Zhan mengambil kertas kosong lain, lalu menggambar sesuatu di sana.

"Apa yang kau gambar?" Yibo mendekat dengan penasaran. Zhan melukis kediamannya, lalu membuat titik-titik di sekitar kediamannya.

"Ada sekitar 12 orang." Zhan memejamkan matanya sesaat lalu membukanya kembali, "15 orang!" Ralatnya. Yibo mengambil kertas itu lalu memperhatikannya.

"Mau beri mereka kejutan?" Yibo meletakkan kembali kertas itu, dan segera berdiri, lalu merenggangkan ototnya.

"Jangan berlebihan!" Yibo mengangguk mengerti. Dia keluar dengan kecepatan penuh dan menuju ke sebuah tempat di mana dia melihat ada seorang pria memakai pakaian serba hitam dan tengah mengamati kediaman pangeran ketiga.

    Yibo berdiri di belakangnya tanpa suara, lalu ikut mengamati, "sudah puas?" Orang itu terlonjak kaget. Dia segera menyerang Yibo  tentu saja Yibo dengan mudah membuatnya jatuh. "Padahal aku tidak berniat mengganggumu!" Yibo melepaskan orang itu, lalu menatapnya sambil terdenyum. "Lanjutkan saja. Ada berapa orang di sini?" Yibo membungkuk, "sepuluh? Lima belas?" Yibo tertawa pelan, "lanjutkan saja pekerjaan kalian. Tapi aku sarankan, jangan sampai bertemu lagi denganku suatu saat. Aku tidak akan melupakanmu!" Yibo melompat dan pergi begitu saja. Tentu saja dia kembali kedalam kediaman pangeran ketiga sambil tertawa. Zhan membiarkan saja, dia hanya diam sambil melanjutkan kegiatannya.

    Beberapa saat kemudian, Wen Ning masuk sambil melapor. "Yang mulia, tuan putri Wen Rou ada di depan." Zhan menatap Wen Ning, barulah menatap Yibo yang sudah terlihat tidak bersemangat duduk di tempatnya.

"Aku akan pergi bersamanya. Tidak apa, kau temui saja dia!" Yibo mengajak Wen Ning pergi berjalan-jalan.

    Zhan menghela napasnya sebelum menemui Wen Rou yang sudah menunggunya di ruang tamu kediamannya. Wen Rou tampak cantik memakai pakaian berwarna cokelat muda dengan aksesoris yang sangat cocok dengan pakaiannya.

[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang