(S2) bag 37. sihir hitam.

3.4K 495 3
                                    


○○○○○

"Jangan berkelahi lagi, selesaikan tugas kalian."

"Baik, senior!" JingYi langsung kembali melawan. Saat sedang memperhatikan dan sesekali membantu, Zhan merasa kalau ada sesuatu yang lebih besar dari monster kelabang ini.

"Semuanya mundur, dan kembali ke ..." belum selesai perkataannya, Zhan melihat asap hitam yang tampak hidup membumbung tinggi di angkasa.

"Senior Xiao, apa itu?" Zhan mengibaskan pedangnya, dua monster kelabang langsung tergeletak tak berdaya. Dia sudah terbiasa dengan keadaan di serang ratusan monster, jadi dia tidak masalah hanya membunuh dua monster tanpa beban seperti itu. Bahkan, dulu dia bisa menghabisi seekor naga. Namun, hal itu tampak baru untuk para junior, maka dari itu, mereka begitu terpukau melihat kejadian langka di hadapan mereka.

"Semuanya lekas bergegas, tinggalkan tempat ini!" Zhan merasakan hawa yang belum pernah dia temui sebelumnya. Hawa kebencian yang sangat kuat. Para bocah yang awalnya masih terkagum-kagum, setelah mendengar perintah seperti itu segera berlarian dari tempat itu, Zhan mengikuti mereka dari belakang.

    Setelah mereka sudah sampai di lereng gunung, Zhan mendengar suara bergemuruh yang membuatnya menghentikan langkahnya. "Kalian pulanglah dulu, kembali ke Gusu Lan sekarang!"

"Bagaimana denganmu, Senior Xiao?" ShiZui ikut berhenti, membuat yang lainnya juga berhenti.

"Aku akan menyusul setelah ini, cepat pergi."

"Tapi ..."

"Ini perintah dariku, kembali sekarang juga!"

"Baik Senior, anda harus berhati-hati!" Zhan mengangguk. Melihat para Junior pergi dari sana, lalu diapun kembali menatap ke arah gunung. Setelah merasa yakin, Zhan berjalan mendekat ke arah asap yang masih mengepul. Zhan terkejut saat melihat ada puluhan bikkhu yang berterbangan seakan mereka terperangkap di dalam pusaran angin, mereka tak bisa bicara seakan ada yang mencekik leher mereka, beberapa yang lainnya tampak kering bagaikan darah dan dagingnya di sedot habis. Zhan bersembunyi di balik gundukan tanah yang cukup tinggi, beberapa orang masih tampak sadar, mencoba melarikan diri. Namun, asap hitam mengelilingi tubuh mereka, dan seketika orang-orang itu sudah tergeletak tak bernyawa, dengan darah dan daging yang sudah menghilang. Zhan belum pernah bertemu hal seperti ini sebelumnya.

"Han!" Panggilnya, Han langsung muncul di sampingnya. "Bagaimana menurutmu?"

"Ini ... sebaiknya kita pergi!"

"Kenapa?" Zhan menatap Han dengan heran.

"Ini sesuatu yang tidak bisa kau lawan."

"Maksudmu apa?"

"Aku merasakan aura raja iblis di tempat ini!"

"Raja Iblis? Bukannya kau bilang, dia sudah di segel di neraka?"

"Aku tidak tau, aku hanya menduga, bahwa ada sesuatu yang membuat kekuatan itu keluar, dan mungkin ini terlalu berbahaya untukmu!"

"Lalu, bagaimana dengan mereka?"

"Kau bisa apa? Mereka tidak akan bisa selamat!" Zhan menatap orang-orang yang tampaknya masih hidup, setelah berpikir beberapa detik, Zhan berdiri dengan tegak.

"Tidak perduli! Kita harus selamatkan mereka!" Zhan langsung menyambar Han dan menebas asap-asap itu, membuat para bikkhu yang berada di atas langsung jatuh, mereka tampak bisa bernapas kembali.

"Kalian, apa baik-baik saja?"

"Xie xie Gongzi!"

"Kalian cepat pergi dari sini!" Para bhikku tampak berlarian menuruni gunung, sedangkan Zhan berhadapan dengan sesuatu yang tidak terlihat. Yang dia lihat hanya segumpal asap hitam pekat yang menebarkan aura kematian di sekelilingnya.

"Siapa di sana!" Zhan bersiaga dan meningkatkan kewaspadainya.

    Tak ada jawaban, tiba-tiba sebuah asap hitam menyerangnya, Zhan dengan gesit menghindar, remaja berusia 16 tahun itu tampak tidak kesulitan menghindari serangan-serangan itu. Merekapun mulai bertarung dengan sengit. Zhan tampak menangkis beberapa serangan yang hampir langsung mengenainya, saat sedang serius bertarung, tiba-tiba serangan lain tiba-tiba muncul, Zhan terdorong begitu keras dan menabrak dinding batu hingga darah keluar dari mulutnya.

    Sang pangeran ketiga berusaha bangkit, setelah bisa berdiri dengan tegak, sesuatu berbentuk hitam sebesar kepala manusia bergerak ke arahnya dengan sangat cepat, Zhan berusaha menghindar dan menyerang, tapi dia tetap tak bisa mengalahkan benda itu.

    Keduanya sudah sampai di sebuah mulut gua yang sangat besar, tingginya mungkin mencapai 20 meter, dari dalam terdengar suara gemuruh seakan ada badai yang terjadi di dalam sana. Zhan melirik ke dalam gue, dan matanya melotot terkejut saat melihat lebih banyak bulatan sebesar kepala manusia itu di dalam gua. Zhan berhenti bergerak saat bola yang sejak tadi bertarung dengannya masuk ke dalam gua itu.

   Tanpa pikir panjang, Zhan membuat pola dan menyegel pintu gue agar bola-bola itu tidak keluar dari sana. Itu sangat berbahaya jika bola-bola itu keluar dari gua ini dan menyerang para penduduk.

"Ini akan menjadi masalah jika ini terlihat orang lain!" Zhan kembali membuat segel yang lebih kuat dari sebelumnya. Semenjak dirinya belajar sihir, Zhan mendalami sihir penyegelan, perlindungan dan juga penghancuran.

    Setelah merasa segel yang dia pasang cukup kuat untuk menahan kerumunan bola bulat itu, Zhan bergegas turun gunung, sayangnya, tubuhnya yang tadi menghantam dinding batu terasa sakit sekarang. Padahal tadi tidak begitu terasa sakit, Zhan berusaha menahannya, tapi justru dia kembali memuntahkan darah dari mulutnya. Kakinya tak lagi bisa menopang tubuhnya dan langsung ambruk ke tanah, Zhan bersandar pada sebatang pohon dan menarik pakaiannya ke atas, sihir kutukan melingkar di kakinya, menjalar hingga ke lutut. Zhan tidak bisa bergerak sekarang, tapi jika dia tidak menghilangkan sihir kutukan itu, dia mungkin akan mati sekarang. Han segera berubah menjadi bentuk manusianya, lalu ingin mengobati Zhan, tapi belum sempat Han melakukan apapun, tiba-tiba seekor serigala berwarna perak mendekat.

"Zhan-er!" Ternyata adalah Wang Yibo. Zhan menatapnya dengan sengit.

"Apa ... yang kau lakukan!" Zhan menahan tangan Yibo yang menyingkap pakaiannya.

"Melihat lukamu, apa lagi!"

"Tidak perlu!" Zhan menepis tangan Yibo, tapi itu justru membuat dadanya semakin panas, bau besi menyengat membuat dia kembali memuntahkan darah untuk yang kesekian kalinya, ini sudah pasti bukan luka biasa.

"Diam!" Yibo menyingkap pakaian Zhan hingga memperlihatkan sihir kutukan yang menjalar di sepanjang kaki kanannya. "Tahan sebentar!" Yibo berubah menjadi serigala dan menggigit kaki Zhan. Zhan yang melihat itu terkejut bukan main, darah segar mengucur keluar dari bekas gigitan yang di berikan si manusia serigala itu. Tapi, lambat laum, sihir kutukan yang berada di tubuh Zhan menghilang, seakan tersedot sesuatu.

"Apa ... apa yang kau lakukan?" Zhan menatap Yibo tak percaya, si manusia serigala sudah kembali berubah menjadi manusia. Yibo langsung memeriksa nadi remaja yang kini memejamkan matanya, tampak menahan sesuatu.

"Jangan tahan!" Zhan memuntahkan darah hitam dari mulutnya. Yibo menatapnya dengan pandangan sulit di mengerti.

"Bagaimana?" Han menatap Zhan yang tak sadarkan diri. Yibo menoleh dan menjawabnya dengan tenang.

"Baik-baik saja sekarang!" Yibo mengambil saputangan putih, mengelap darah yang masih membekas di bagian mulut Zhan. Yibo mengangkat tubuh lemah Zhan, dan membawanya pergi, setidaknya mereka harus pergi sebelum ada hal buruk lain menimpa mereka!

○○○○○

[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang