bag 31. Berita tentang Pangeran Ketiga.

4.5K 626 3
                                    

*****

"Aku akan tetap bermain pedang!" Zhan berucap yakin.

"Pangeran ketiga, saat ini, lebih baik anda memperdalam kekuatan sihir anda. Itu akan membantu anda suatu hari nanti!" Zhan menatap seorang pria yang menjadi salah satu petinggi kekaisaran. Dia benar-benar tidak akan menerima keputusan ini, sesulit apapun itu, masa depan nanti, tidak akan berubah jika dia hanya fokus pada kekuatan sihir. Bayangan akan kematian sang ayah membuatnya langsung melirik sang Kaisar yang ternyata sedang fokus mendengarkan percakapan itu. Zhan segera membungkuk di depan sang Ayah.

"Ayahanda, maafkan saya. Tapi saya berharap, anda mengijinkan saya tetap bermain pedang!"

"Tapi, kekuatan sihir anda akan sia-sia jika anda fokus bermain pedang!" Lagi-lagi, petinggi kekaisaran itu menimpali ucapan pangeran ketiga, pria itu bernama Lee Jinping. Zhan sepertinya sedikit mengerti, bahwa pria itu adalah pengikut Permaisuri kedua. Zhan kembali membungkuk.

"Saya mengharapkan keputusan anda yang bijaksana, Ayahanda!"

"Tapi, Pangeran ketiga ..."

"Cukup!" Perkataan Lee Jinping terpotong karena ucapan FengMian tiba-tiba.

"Baginda, pangeran ketiga sudah seharusnya mempelajari kekuatan sihir, bukan bermain pedang!"

"Baiklah, pangeran ketiga akan tetap berlatih pedang, dan mempelajari ilmu sihir."

"Belas kasih anda tiada tara, terima kasih, Ayahanda." Zhan membungkuk kembali di depan FengMian. Pria itu mengangguk, dan membiarkan Zhan kembali duduk di tempatnya. Zhan melirik Lee Jinping yang tampak tak terima dengan keputusan Kaisar, tapi tak bisa berbuat apa-apa.

   Rapat akhirnya berakhir, Wen Ning mengawal pangeran ketiga kembali ke ruang istirahatnya, dengan berjalan sambil berpikir. Zhan berpikir untuk pergi ke tempat latihan, dia penasaran, setelah dia mati, bagaimana keadaan di menara, Han, Shin, Shou, Wang Yibo dan Yang Yang. Bagaimana keadaan mereka?

"A-Ning, aku ingin menuju ke barak utama!"

"Apa! Tapi pangeran ketiga, itu sangat berbahaya."

"Kenapa tidak, aku hanya ingin melihatnya!"

"Baginda kaisar akan marah jika tau anda pergi ke sana!"

"Kalau begitu, jangan beri tahu ayah!"

"Anda baru saja sadar setelah kebangkitan anda, jika memaksakan diri, itu akan membahayakan anda."

"Kalau begitu, ayo kita berlatih pedang!"

"Jadwal pelajaran anda baru akan di buat, jadi mulai besok, anda akan tau jadwal pelajaran anda." Jelas Wen Ning.

"Aku ingin melawanmu!"

"Apa?"

"Ayo kita bertarung, aku ingin melihat seberapa kuat aku sekarang!"

"Maksud anda?"

"Tidak, ayo kita bertarung!"

"Maaf pangeran ketiga, Baginda kaisar belum memberi ijin anda untuk memegang pedang untuk sekarang!"

"Kalau begitu, aku akan mencari kesatria lain untuk melawanku!"

"Pangeran, anda tidak akan melakukan itu!"

"Kenapa tidak?" Pangeran ketiga berjalan ke arah menuju dua orang pengawal yang sedang berjaga, "kalian berdua, ikut aku!"

"Baik, Yang mulia pangeran ketiga!" Wen Ning segera berlutut di depan sang pangeran ketiga.

"Ampuni hamba, yang mulia pangeran ketiga. Hampa pantas di hukum."

"Sudahlah, jadi, kau mau membantuku atau tidak!"

"Baik yang mulia!" Pada akhirnya, Wen Ning membawa Zhan ke tempat pelatihan. Zhan sudah tidak asing lagi dengan segala hal tentang berpedang. Seorang pengawal memberikan sebuah pedang yang dulu sering Zhan pakai saat berlatih. Wen Ning mempersiapkan diri sudah lama dia tak melawan pangeran ketiga, itu karena pangeran ketiga yang sakit, dan sebelum itu juga dia mempersiapkan diri untuk upacara kedewasaan putra mahkota. Jadi, jika di hitung, sudah hampir 3 bulan pangeran ketiga tidak memegang pedangnya. Itu sebabnya, Wen Ning khawtir, jika terjadi sesuatu pada pangeran ketiga.

"Baiklah, aku sudah siap!" Zhan menarik pedang dari sarungnya, lalu bersiap, sebelum menyerang, Zhan menyalurkan kekuatan sihirnya ke pedang miliknya, pedang itu hanya pedang biasa, selama bertahun-tahun, Zhan memakai pedang jiwa dan pedang Roh. Kemungkinan, dia tidak akan bisa menang melawan Wen Ning dengan pedangnya saat ini. Namun, jika dia mengalirkan kekuatan sihirnya, kemungkinan menang masih ada.

    Wen Ning menahan serangan dari pangeran ketiga. Suara pedang beradu, para kesatria yang sedang berlatih langsung berhenti dengan kegiatan mereka, ini adalah hal yang sangat menarik, Wen Ning tampak terpojok karena serangan pangeran ketiga yang baru berusia 5 tahun.

   Zhan semakin kesal, dia tau bahwa Wen Ning sengaja mengalah, itu sebabnya dia menang dengan mudah. "Keluarkan semua kekuatannya! A-Ning!" Bentak pangeran ketiga sambil memutar tubuhnya sambil menyerang. Dan pada saat itu, Wen Ning refleks menyerang balik dan hampir mengenai pangeran ketiga. Zhan tersenyum senang saat Wen Ning mulai serius.

"Serang aku lagi!"

"Ini sudah cukup pangeran ketiga!" Wen Ning benar-benar tidak ingin melawan Zhan saat ini, dia tau bahwa tubuh Zhan pasti sudah kaku, karena sudah lama tidak memegang pedang. Tapi dari gerakan tadi, Wen Ning merasa, keahlian Zhan semakin meningkat.

"Lamban!" Zhan sudah menyerang Wen Ning lebih dulu. Sorak sorai memenuhi area pelatihan saat Zhan dengan sangat gesit menyerang, menangis bahkan memojokkan Wen Ning.

"Anda sangat hebat."

"Jangan menahan dirimu! Cepat serang aku dengan seluruh kekuatanmu!" Zhan tersenyum dengan bangga. Dan saat mengayunkan pedangnya ke atas untuk menyerang lagi, Zhan merasa kekuatan sihirnya meningkat dan dia harus mengurangi kekuatannya, tapi dia belum bisa mengendalikan sihirnya sendiri. Tepat saat dia mendarat di tanah, Wen Ning menyerang dan Zhan tak bisa mengelak. Tubuh kecil Zhan terlempar dan berguling-guling di tanah.

   Semua orang langsung diam dan berlari mendekati Zhan untuk menolongnya. "Pangeran ketiga!" Zhan meringis kesakitan karena serangan Wen Ning.

"Hamba bersalah, hamba pantas di hukum!" Wen Ning sudah bersujud di depannya. Zhan justru menatapnya bingung, lalu tertawa pelan.

"Ini latihan, kau bahkan menahan diri. Aku sudah bilang jangan menahannya!" Zhan memberikan pedangnya pada salah satu pengawal, lalu membersihkan tubuhnya dari tanah yang menempel di bajunya.

"Besok, kau harus keluarkan seluruh tenagamu!" Zhan berjalan meninggalkan tempat latihan. Wen Ning dan para kesatria lain benar-benar heran dan juga takjub. Bagaimana mungkin, anak berusia 5 tahun, bisa bertahan dari serangan Wen Ning yang bisa di bilang mematikan untuk anak seusianya.

"Apa beliau benar-benar pangeran ketiga? Beliau sangat hebat!"

   Dan berita itu menyebar bagaikan api terkena minyak. Baru beberapa jam setelah kejadian itu berlalu, tapi berita itu sudah sampai di telinga Permaisuri kedua, wanita itu langsung marah dan meminta seseorang untuk mengepalai pangeran ketiga. Dia benar-benar mulai takut pada kecerdasan pangeran ketiga yang mengerikan itu. Dia dengar, pangeran ketiga tidak tertarik untuk menjadi penerus kekaisaran Qing Zhe, tapi dia tau, Kaisar sendiri menginginkan pangeran ketiga untuk menjadi pewaris tahtanya nanti.

○○○○○○

[BL] The Third Prince [YiZhan][TAMAT][REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang