Selamat membaca... 🌹❤🐇
I hope you guys enjoy🌹********
Tujuh hari sudah Melati merasa kesepian. Yuza sudah berangkat, sudah lima hari berada di luar negeri. Melati hanya pernah bertelfonan lama dua kali. Selain perbedaan waktu, perkerjaan Melati menjadi pelayan membuat Melati tak bisa seenaknya bermain ponsel.
Melati berlarian ceria mengejar anak dari Celine dan Sharon yang biasa bermain di rumah ini sepulang sekolah. Dirinya senang sekali diberi tugas menemani keponakan Yuza bermain.
Cecile berlari mengejar bola besar yang dilempar jauh oleh Devon, Devon adalah anak Sharon. Sharon memiliki dua anak kembar saja, Devon Aaron Christoper dan Devanka , berusia 6 tahun.
"Yeay! Tante yang nangkapnya. Wlee! Yeee! Horee!" Sorak Melati berputar melompat girang, mendekap bola siper besar itu dengan erat.
"Yee! Wlee! Cecile dan Devanka kalaah! Wleee!" Ejeknya mundur menjauh.
"No! You big! Mature!" Gerutu Deva berdiri mengepal tangan, menghentak kaki.
"Yes, you're right. She's no our rival!" Sembur Cecile menendang mainan yang berserakan.
"Ah? Wa–what? You,.. umm. Ck! Kalian berdua speaking apa?" Ringis Melati kebingungan.
"No! You both guys are losers!" Teriak Devon menunjuk marah.
"Pecundang. Mereka pecundang!" Lanjut Devon menatap Melati dengan serius. Jarinya terus menunjuk pada Cecile dan Deva.
"Aa—aah? Pecundang?" Gumam Melati tergagu.
"Eerrgh! Nooo! You were wrong! Cunning! Not fair!" Geram Cecile mendekat menunjuk dengan mata menyala. Bibirnya membengis tak terima.
"You!! You both!! Tante Melati was fine! But you! I was fair too. I did a good competition!!" Teriak Devon begitu beringas.
"Eeerrgghh! Stop it! You guys, stupid! Estupido!" Bentak Deva berdiri di tengah Cecile dan Devon, merentangkan tangan di sana.
"Eerrgh!!"
"Eeeh?! Jangaan!" Pekik Melati mencekal kepalan tangan Devon.
"Hey! No, no, no! Not good!" Larangnya menggeleng. Logat Melati begitu khas, terbata-bata.
"You all, do not berantem. Is bad, so bad. Not bagus for you, for me, for semua." Melati berlutut menatap Devon dan Cecile bergantian. Dua tangannya bergerak tak bisa diam tuk membantu menjabarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melati's love story [TAMAT]
General FictionMelati si cantik, sangat cantik. Si baik, sangat sangat baik, mungkin terlalu baik, namun miskin dan juga menderita, disandingkan dengan si tampan emosional, bergelimang harta, dan penuh kesenangan hidup. Melati sama sekali tidak tahu menahu diriny...