Di dalam kamar rawat inap luas, dua pria tinggi besar saling beradu jotos dengan suara yang tinggi. Pria berpakaian jas itu mencengkeram kerah jas dokter pria di depannya, ia guncang penuh tenaga seiring membengis dan mengancam dengan suara menggeram. Di dekat pintu ada Sara yang berontak dalam dekapan suaminya. Lagi-lagi suaminya memang tak suka ia ikut campur.
"How dare you! Haaa?" Geram Yuza membengis masih menarik kerah jas dokter itu. Kevin mendongak angkuh dengan rahang mengetat.
"Ngapain lapor-lapor!" Desisnya marah.
"You fuck off!!" Geram Kevin membengis mendorong lengan dan bahu itu.
"Yuzaa! Yuza, jangan! Itu saudara kamu! Kevin, jangan Kevin! Kalian ga boleh gituu!" Teriak Sara menggeleng.
"Mas! Mas Yuda ambil aksi! Bukan gini! Hiks. Lepasssiiin!"
"Yuza! Melati pingsan, Yuza! Kamu malah berantem!" Teriak Sara menyadarkan.
Di kejauhan sana wanita berseragam rumah sakit telentang di atas ranjang pasien dengan mata yang menutup rapat. Gorden di sekelilingnya tidak ditutup semua, membuat Yuza dan semuanya di sana bisa melihat.
Sontak Yuza menghentikan cengkeramannya. Kevin yang mendorong kasar tangannya membuat ia melangkah mundur. Pandangan Yuza jatuh pada sosok di kejauhan sana, sosok istrinya yang tampak kelelahan.
"Yuza, Kevin, stop!!" Teriak Yuda kala Kevin mulai akan menyerang.
'Bugh!'
Wajah Yuza semakin menyamping saja akibat tonjokan yang ia terima di pipi. Yuza membeku bak patung, tatapannya dingin setengah linglung. Tidak, ia tak berminat membalas.
Pria tinggi kekar dengan memar di pipi itu melangkah lamban menuju ranjang di kejauhan sana. Ia pandangi wajah cantik itu dengan penuh penyesalan.
"Melatii,.. kamu bakal bangun, kan? Hmm?" Ucap Yuza berdiri tepat di samping istrinya. Perlahan ia mengusap ujung kening itu.
"Tidurnya jangan lama-lama. Okay?"
"Hmm?" Bisiknya membungkuk mendekatkan bibir di telinga itu.
'Cuup.'
Bibir Yuza mendarat lembut di atas bibir pucat itu. Ia usap pucuk kening istrinya, ia lumat bibir ini dengan penuh kelembutan.
"Jangan minta cerai," bisik Yuza lemah. Mata pandangi wajah yang begitu dekat ini, airmata memenuhi pelupuk, lalu menetes mudah melintasi hidung mancungnya dan mendarat tepat disisi hidung istrinya.
"Hiks." Yuza ambruk mendekap kepala istrinya. Ia masukan wajahnya di sisi ceruk leher itu, ia terisak seiring membelai sisi wajah istrinya.
"Aku minta maaf, Melati. Aku lakuin Ini demi kita berdua," ucapnya parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melati's love story [TAMAT]
General FictionMelati si cantik, sangat cantik. Si baik, sangat sangat baik, mungkin terlalu baik, namun miskin dan juga menderita, disandingkan dengan si tampan emosional, bergelimang harta, dan penuh kesenangan hidup. Melati sama sekali tidak tahu menahu diriny...