***********
Jam 10 malam...
Di tengah kamar yang luas ini Melati berjoget tak jelas seperti bocah centil, diiringi lagu 'Senorita' yang tak ia pedulikan artinya.
Melati sedang berbahagia mencoba baju pemberian Cecile. Ia mengayunkan pinggul ke kanan ke kiri, tak bosan mengibas tinggi dress indah ini dengan kedua tangan. Ia abaikan suaminya di sofa sana yang sibuk mengetik pada keyboard laptop. Suaminya meraup napas banyak, lalu menghembuskannya dengan besar. Musik yang Melati mainkan cukup mengganggu, entah volumenya ataupun artinya.
Mata tajam Yuza memicing menusuk kala menyaksikan istrinya yang berputar mengelilingi setiap sudut kamar seperti gasing. Lama ia memicing, justru kini dirinya menegak ludah. Kinia matanya sulit beralih dari sosok itu.
"~I love it when you call me senõrita~. ~I wish i could pretend i didn't need ya~." Melati mendongak menutup mata, kakinya melangkah ke sana kemari, bahunya bergerak gemulai, bibirnya tersenyum lebar.
"~But every touch is ooh, la-la-la~. ~Is ooh la-la-la~."
"Stop!!" Tegas Yuza menutup laptop dengan kuat. Istrinya di sana sampai terkesiap
'Tuut!'
Bibir Melati membulat sempurna kala suasana hening dalam seketika. Suaminya menghentikan lagu lewat remote tanpa persetujuan.
"Bisa diem? Haa?" Desak Yuza tak bernada tinggi, namun begitu menakutkan.
"Y-ya bisaa. Tap–,... kenapa lagunya dimatiin?" Timpal Melati berwajah sedih tak terima. Mereka bertatapan dengan jarak yang jauh.
"Aku lagi asik, tahuu. Baruu aja hapal lagunya."
"Kelihatan aku peduli?" Timpal Yuza menatap menusuk. Ia lipat kedua tangan dengan gagah.
Sontak Melati kesulitan menelan ludah. Dua tangannya turun melepas kain gaun dengan pasrah, kepalanya setengah menunduk, matanya menatap ke bawah. Bibir Melati menggembung sedih dan kesal kala suaminya terus menatap seperti akan menguliti.
"Huufft. Ga asik, ah, sama mas Yuza mah. Aku mau di ruang musik aja," Putus Melati menghentak kaki, memutar tubuh hingga dress itu mengibas.
"Ga usah nangis! Kayak bocah!"
"Iiih! Siapa juga yang nangiis?!! Awas yaaaa! Aaaaa! Bapaaak!" Jerit Melati di balik dinding penghalang pintu kamar dan area ranjang di mana suaminya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melati's love story [TAMAT]
General FictionMelati si cantik, sangat cantik. Si baik, sangat sangat baik, mungkin terlalu baik, namun miskin dan juga menderita, disandingkan dengan si tampan emosional, bergelimang harta, dan penuh kesenangan hidup. Melati sama sekali tidak tahu menahu diriny...