45. Masalah.

2.3K 348 194
                                    


GUYS,.. nanti di bawah setelah cerita bersambung ada sepatah dua patah kata darj aku. Insyaa Allah berguna. Aamiin.

Baca yaa :)) 🤗🤗

Sore hari, di rumah mewah Yuda Pratama, di dapur yang terbuka dengan halaman samping, Melati duduk sendirian di kursi meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore hari, di rumah mewah Yuda Pratama, di dapur yang terbuka dengan halaman samping, Melati duduk sendirian di kursi meja makan. Ia menyaksika para pelayan laki-laki yang sedang mencangkul untuk lahan kecil baru membuat taman kecil.

Gadis itu menghembuskan napas lemah, kedipannya begitu berat. Perlahan ia ambil cangkir berisi susu coklat panas, ia putar sendok dengan lamban.

"Nyonya Sara katanya lagi sibuk, neng Melati. Kayaknya bakal lama. Tapi ditunggu aja dulu." Pelayan wanita berdiri dengan ponsel di tangan.

"Oouhh, ... lama, yaaa. Huft!"

"Iya, bi. Makasih, ya, bi." Melati segera tersenyum setelah cemberut pasrah. Ia lambaikan tangan pada pelayan yang pamit padanya.

"Halo neng Melati! Hehe. Sendirian aja? Mana asisten pribadinya atuuh?" Tanya Rara, mantan teman sekamar saat di sini, sekaligus senior yang akrab dengannya.

"Teh Rara! Aaa! Kita ketemuu!" Pekik Melati melotot sontak berdiri mendekap erat pada Rara.

"Ya Allah, Meelll. Aaakh!" Ringis Rara dibuat pengap.

"Melati kangen, tahuuu. Humm! Kangen main bareng lagiii." Melati cemberut menggoyangkan tubuh mereka. Melati diperlakukan dengan baik di sini. Sangat jarang ada pelayan jahat.

"Yuk duduk. Hehe."

"Terima kasih, nyonya muda." Rara segera duduk. Bibirnya mengulum senyum.

"Iiih! Ga suka ah! Pulang nih!" Ancam Melati cemberut kesal.

"Tinggal pulang, sih! Sana!"

"Iiihhh. Teh Rara, yaaa! Iiiiih. Sebeeel." Melati merengek, bahunya menepis kuat ke kanan ke kiri, rambutnya mengibas. Rara malah tertawa puas di sana. Ya inilah mereka.

"Eh, sini! Aku mau nanya." Rara melotot tak tenang. Tangannya meminta Melati tuk mendekat.

Melati sontak mengangguk segera. Ia dekatkan kursi, ia dekatkan bahu dan sisi telinga untuk Rara berbisik padanya.

Rara mendengus kesulitan menahan tawa. Telingan Melati tepat di bawah bibirnya. Ia tak bisa melihat wajah polos gadis ini. Tapi pastinya Melati menggemaskan, sangat polos.

Melati's love story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang