Melati meringkuk dalam balutan selimut tebal di pojokan jok penumpang mobil. Bibirnya melengkung manis menyaksikan Yuza membuka kaos dan memasukannya ke dalam kotak besar.
Yuza memukul-mukul punggungnya dengan kaos baru yang ia ambil. Tak lupa Yuza mengusap badan depan-belakang dengan tisu.
"Nih! Ingusnya jangan ditarik terus!" Usil Yuza melempar tisu. Senyumannya merekah gemas.
"Iish! Humm!" Delik Melati bersemu meraih wadah itu.
"Ingusan, kayak bocah!"
Melati segera menutup hidung dengan banyak tisu, sekaligus ia tutup wajahnya yang bersemu merah. Melati teramat sangat bahagia bisa dilamar. Ini seperti mimpi.
Perlahan Yuza menggeser duduknya, mencondongka diri tuk menelisik wajah itu. Ia belai rambut Melati yang sudah kering dibantu hairdryer, Yuza tersenyum manis. Melati menutunkan tangan, disuguhi wajah tampan Yuza di sisi atas.
'Cuup.'
Mata indah gadis cantik yang memojok memeluk tubuh itu perlahan menutup. Ia resapi kecupan yang kekasihnya beri.
"Aku bener-bener ga bisa jauh lama sama kamu. Kamu selalu di ingatan aku terus," ucap Yuza memandang lembut, mengusap lengan Melati, meraih jari jemari itu.
'Cuup.'
Yuza menutup mata seiring mengecup punggung tangan Melati. Satu tangan Melati setia memeluk tubuh dengan selimut. Senyum Melati terbit sempurna menyaksikan ulah manis Yuza.
"Kita bakal nikah, kan? Melati ga sabar." Melati mendengus dengan semu merah di pipi.
"Pasti! Kita nikah, kita bahagia, kita punya anak, kita sama-sama," ungkap Yuza membelai telapak tangan itu, mengusapnya pada pipi, mengecup bertubi-tubi.
"Melati seneng banget. Melati ga nyangka."
"I also happy."
"Melati mau kita selalu bareng-bareng. Melati mau jadi istri yang baik, bikin mas Yuza bahagia.," ucap Melati menatap mata elang itu yang terus menusuk lewat pandangan. Melati merasa sangat istimewa hanya dengan sebuah tatapan.
"Mas Yuza itu pahlawan Melati setelah bapak. Mas Yuza anggap Melati manusia."
Yuza menyandarkan kepala, menyamping memandangi wajah cantik itu. Selalu dekat, selalu bersama dengan Melati adalah bagian dari harapan besarnya.
Dua kepala itu saling mendorong satu sama lain, disusul suara kekehan manis dari keduanya. Yuza sengaja menghimpit Melati dengan bahunya. Rengekan manja Melati sontak membuatnya gemas. Ia cubit hidung itu hingga sang empunya memekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melati's love story [TAMAT]
General FictionMelati si cantik, sangat cantik. Si baik, sangat sangat baik, mungkin terlalu baik, namun miskin dan juga menderita, disandingkan dengan si tampan emosional, bergelimang harta, dan penuh kesenangan hidup. Melati sama sekali tidak tahu menahu diriny...