39. Nangis

3.8K 351 184
                                    

Tiga hari berlalu, pasangan suami istri baru itu tampaknya masih nyaman berlama-lama berdua di kamar. Di pagi hari ini, sepasang suami istri itu masih di atas ranjang, ditutupi selimut yang sama. Melati masih tidur dengan lelap, mendekap Yuza yang sama mendekapnya. Sisi kepala Melati mendarat di sisi dada bidang suaminya.

Yuza menyandar pada bantal yang diberdirikan. Tangannya mendekap sang istri dengan kepala tangan mendarat di atas punggung itu, memainkan ponsel dengan satu tangan. Istrinya tertidur lelap karena semalam baru tidur saat jam 3 subuh, sedangkan Yuza tidur dua jam sebelumnya.

'Cuup.'

'Cuup.'

Yuza tersenyum mengecup bertubi-tubi pada kepala istrinya. Ponselnya masih ia pandang, dimana ada foto pernikahan mereka berdua yang akan ia jadikan layar depan ponselnya.

Erangan Melati membuat Yuza semakin bersemangat memberi banyak kecupan. Yuza jatuhkan ponsel, ia rengkuh istrinya hingga tertarik, ia masukkan wajahnya ke ceruk leher itu, tangannya menepuk lembut di punggung Melati tuk memberi ketenangan.

"Mmmhh! Ngantuk." Melati mendongak lemah, mengerucutkan bibir dengan tipis.

Yuza sontak mencengkeram rahang itu menariknya lembut, lalu ia beri kecupan bertubi-tubi di sana. Kekehan kecil Melati membuat Yuza semakin bersemangat.

"Aaww!" Pekik Melati kecil. Ia dekap kuat selimutnya yang ditarik perlahan.

"Hey! Kenapa? Hmm?"

"Mel–Melati malu." Melati menciut takut. Ia cengkeram selimutnya di depan dada dengan kedua tangan.

"Ini udah hari ke empat. Kamu masih malu?" Timpal Yuza dijawab sebuah gelengan ambigu. Istrinya terlihat resah sendiri. Yuza dibuat gemas. Untuk pertama kalinya Yuza bercinta dengan wanita seperti ini.

Deru napas Melati jauh dari kata tenang. Yuza kini mengecup keningnya, membua Melati perlahan menetralkan napas. Melati sangat gugup.

Pandangan Melati terpaku pada wajah tampan di atasnya. Bisikan manis Yuza yang memberitahunya agar tak usah malu-malu membuat Melati mengedip, Melati terhipnotis. Melati suka Yuza yang manis, sabar, dan lembut, bukan Yuza yang ia ketahui sebelum mereka dekat.

"Melati ga mau keluar kamar, malu. Tapi Melati takut ga sopan sama mamih." Melati memandangi wajah itu, perlahan jarinya mengusap di bibir sang suami.

"Really? Semuanya pergi ninggalin kita di malem itu juga, Melati. Cuman ada enam pelayan tersisa di sini!" Terang Yuza sedikit terkekeh gemas. Mata elangnya melotot dengan pancaran cerah di sana.

"Aah? Ga ada orang?"

"Jadi? Jadi kita sendiri?"

"Iyaa, Melati Harum seksi mewangii!" Geram Yuza membengis mengadukan hidung mereka. Ia cengkeram kuat rahang itu hingga sang empunya meringis.

"Ya Melati, kan, ga tahuu. Salah mas Yuza ga ngasih tahu. Coba?! Salah siapa? Haa?" Desak Melati pongah.

"Ouuh, gituu. Kamu nyalahin akuu. Hmm?"

"Iya. Wlee! Abisan ngetawain gaya jalannya aku terus. Sakit tahuu!" Gerutu Melati menggembungkan pipi.

"Tapi enak, kaan? Makanya kamu di ranjang terus."

"Emang harusnya di ranjang aja, ga usah kemana-mana. Ga usah pake baju juga. Haha!"

"Iiissh. Ternyata bener kata kak Sharon. Mas Yuza emang mesum." Melati meringis jijik mencubit memainkan rambut suaminya. Yuza malah tersenyum lebar dengan bangga.

"Ga mesum ga asik!!" Desis Yuza mendorong kepala istrinya dengan kening.

"Aaakh!!"

"Cemen!" Desis Yuza menyeramkan. Semakin ia cubit satu pipi istrinya, ia tarik sengaja hingga jeritan istrinya melengking memenuhi seisi kamar.

Melati's love story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang