Style Melati.
Masih jam 6 pagi. Sedari jam 5 Melati memutuskan tuk berjalan santai di halaman belakang, sampai akhirnya mengobrol bersama pelayan yang sedang memetik sayuran di kebun khusus tanaman hidroponik. Melati bahkan ikut mengangkat wadah.Para pelayan tak ragu tuk mengobrol banyak. Meski begitu, tidak ada yang melunjak dan lancang. Itu tentu karena Yuza.
"Sejuk banget, ya, disini. Tahu gitu pake sweater."
"Bibi ga kedinginan, apa?" tanya Melati pada pelayan yang sejak tadi fokus memeriksa dan sesekali mencabut sayur.
"Kan bibi pake baju dua lapis. Nyonya Mela emangnya nggak?"
"Nggak." Melati menggeleng dan mengernyih. Sontak pelayan itu terkejut.
"Ta-tapi, nyonya. Nan-nanti kedinginan."
"Nggak, dong. Kak Celine sama kak Sharon aja joging cuma pake bra olahraga."
Pelayan tersebut tak berani banyak bicara. Melati begitu percaya diri melipat tangan di dada dan membuang wajah. Nyonya satu ini memang seperti bocah.
"Doain, ya, bii. Pagi ini mau cek kandungan. Antrean pertama. Hehe. Semoga jabang bayinya sehat-sehat di perut." Melati tersenyum sembari menunduk membelai perutnya yang masih rata.
"Pasti, neng cantik. Neng orang baik. Udah lama bibi kenal neng Mel-mel, dari pas bibi masih di rumah nyonya Sara, pas neng Mel-mel masih SD! Haha. Neng orang baik. Sekarang udah gede aja, udah mau punya anak," ucap pelayan itu dengan tulus tanpa mengada-ngada.
"Sehat-sehat, kalian berdua."
"Aamiin, bi. Pasti."
"Semoga selalu lancar sampai lahiran nanti. Apapun jenis kelaminnya, semoga jadi anak yang berbakti pada kedua orangtua, pintar, cerdas seperti orangtuanya. Sukses! Aamiin."
Wanita cantik itu mendekap erat pada pelayannya tanpa peduli di baju pelayannya terdapat bercak kotoran dan dedaunan layu.
Ini lah Melati, sosok wanita cantik, manis, ramah, sopan dan sabar. Ketulusan dan kepolosan Melati sudah membekas di ingatan semua orang yang mengenalnya.
Baru saja selesai memakai celana dan kaos, Yuza dikejutkan oleh kedatangan istrinya yang seperti bocah meloncat kecil tak tentu arah memasuki ruang wardrobe mereka.
Yuza mengangkat satu alis tanpa bicara. Istrinya malah sengaja menciut dan berlagak centil. Sontak ia mengerling.
"Tanya, dong. Ada apa, istriku sayaang? Kamu terlihat bahagia sekali pagi inii. Gituu!"
"Hmm." Yuza membelakangi istrinya dan membuka lemari kaca dimana puluhan jam tangannya berjajar.
"Hihihi. Suami aku udah wangi aja," cicit Melati mendekap merekatkan tubuh mereka dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melati's love story [TAMAT]
General FictionMelati si cantik, sangat cantik. Si baik, sangat sangat baik, mungkin terlalu baik, namun miskin dan juga menderita, disandingkan dengan si tampan emosional, bergelimang harta, dan penuh kesenangan hidup. Melati sama sekali tidak tahu menahu diriny...