Melati telentang di sofa besar ruang kerja suaminya. Dirinya melamun tanpa bersuara. Di kejauhan sana suaminya bekerja dengan serius, kembali memakai kacamata.
Isi kepala Melati sedang kalut. Dirinya tak berani bersuara, hanya isi hatinya saja yang berbicara sendirian.
"Iissh,.. sebel, deh. Gio, kan, lucuu. Malah disuruh pulang sama mas Yuza." Melati memutar kepala ke arah suaminya, lalu membuang muka dengan tatapan tajam.
"Kalo marah, mas Yuza balik marah, ga, ya? Abisan marahnya serem," ucapnya mengerucutkan salah satu sisi bibir.
"Iiisshhh!" Rengek Melati menggaruk kepala.
"Berisik!"
"Issh. Baru aja bersuara. Galak!" Ujar Melati mengerucut tipis. Segera ia alihkan pandangan sebelum ditatap sengit oleh suaminya.
Yuza menghentikan aktivitasnya. Ia simpan pulpen berlapis emasnya di tempat yang seharusnya, ia rapihkan seluruh kertas menjadi dua tumpukan, tak lupa ia buka kacamatanya dan simpan di sisi kotak kayu kecil antik.
"Mikirin apa, Melati? Hmm?" Tanya Yuza tak marah. Ia menatap serius pada istrinya yang gelisah di sana.
"Enggak. Ga pikirin apa-apa. Otak aku kosong, kok."
"Itu bodoh namanya, sayang." Yuza menatap datar tanpa merasa bersalah sedikitpun. Sontak istrinya di sana segera duduk memasang wajah sengit.
"Denger, yaaa! Pelihara kucing, ga boleh. Pelihara kelinci, hamster juga ga boleh! Semuaaa ga boleh!" Terang Melati seperti berpidato permasalahan serius. Dua tangannya bergerak sebagai tanda keseriusan.
"Sedangkan peliharaan mas Yuza? Buaya ada empat, harimau lima, serigala dua, ular ada enam, burung unta ada enam, kura-kura ada enam, ikan gede ada puluhan, iguana ada, kalajengking ada, semuaaaaa,... semua ada!"
"Ga adil sama sekali! Aku mau adopsi anak apalagi!" Tukas Melati menggeram menggerakaan kepala hingga rambutnya mengibas kuat, lalu wajahnya tertutup.
"Terus?" Ucap Yuza datar.
"Wha-what?" Lirih Melati dalam keadaan wajah tertutup rambut. Hanya satu matanya saja yang bisa melihat.
"Bukannya ada kandang kupu-kupu? Taman? Burung?" Lanjut Yuza retoris.
"Y-ya? Ya tapi, kan, ga bisa diajak berbicara, mas Yuzaaaa! Aku kayak orang gila, tahuu! Kalo sama kucing sama kelinci tuh bedaa, bedaaaa jauh!!" Ungkap Melati melotot begitu bersemangat memarahi suaminya.
"Aku bisa pelukin mereka, ciumin merekaa, mandiin, potongin kukuu, kasih susu dari dot. Lah, kupu-kupu, burung, iguana? Mana ada aku pelukin, aku ajak ngobrol! Ieeww! Aku tu ga suka! Jijik!" Desisnya memajukan wajah seperti seorang polisi yang mengintrogasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melati's love story [TAMAT]
General FictionMelati si cantik, sangat cantik. Si baik, sangat sangat baik, mungkin terlalu baik, namun miskin dan juga menderita, disandingkan dengan si tampan emosional, bergelimang harta, dan penuh kesenangan hidup. Melati sama sekali tidak tahu menahu diriny...