46. Taking care❤

2.1K 337 169
                                    

Sudah jam sepuluh, suasana di rumah Yuza sudah gelap, hanya sedikit pencahayaan di beberapa sudut rumah saja. Yuza melangkah setengah berlari cepat menuju kamarnya. Yuza benar-benar tak sabar menemui istrinya. Saat sudah rapat dengan kolega dari luar negeri, Yuza mengobrol lama dengan para dewan direksi dengan ponsel yang tertinggal di ruang kerja. Yuza benar-benar lupa, padahal dirinya hampir tak pernah lupa.

Membuka pintu kamar dengan cepat, Yuza berjalan lurus melewati dinding yang membentang, lalu berbelok, dan di kejauhan sana lah ranjang berada. Istrinya di sana meringkuk menyamping di tengah ranjang, dua tangan masuk mencengkeram perut. Nyaris seluruh wajah istrinya bersembunyi pada kasur dan sisi bantal.

 Nyaris seluruh wajah istrinya bersembunyi pada kasur dan sisi bantal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ujung ranjang bagian kepala ada wadah botol kompres. Pasti kompresannya sedang istrinya dekap dengan tangan dan kedua kaki.

"Sayang, aku pulang."

"Sayaang, Melatii, ..." panggi Yuza duduk sangat hati-hati di sisi kasur. Tangannya terulur menuju perut itu, namun segera ia hentikan tepat saat hampir kena. Ia tarik kembali tangannya, ia memilih tuk mengusap keringat di pelipis itu dengan sisi jari telunjuk.

"Iiiiihh! Hiks. Hiks." Rengek Melati tampak sangat frustasi dengan rasa sakit ini.

"Iiiih! Hiks. Hiks. Hiks."

"Sakit lagiii. Hiks. Hiks. Aaaa!"

"Mana yang sakit? Hmm? Hey, ..." bisik Yuza mendekatkan wajah, berbisik lembut. 

Melati menggeleng menolak diajak bicara. Perlahan ia memilih diam, namun raut wajah tak bisa bohong.

Tak ada jawaban dari gadis yang berwajah pucat itu. Justru kini Melati tampak tertidur walaupun masih menahan sakit. Di belakang tubuhnya da sedikit bercak darah samar, namun dengan ukuran yang cukup besar, Yuza mengabaikannya, Yuza memilih tuk mengusap punggung bawah istrinya yang melengkung.

Yuza begitu sabar menemani istrinya walau tak bisa berbuat lebih, bahkan mendekap pun tak bisa. Yuza tak mau istrinya bangun apalagi sampai kesakitan. Cukup sering istrinya melenguh kala ia beri pijatan, itu membuatnya tenang. Yuza baru tahu istrinya mendekap sesuatu yang menggembung terbuat dari karet.

'Cuup.'

Yuza mengecup kama pada sisi kepala istrinya. Kepala istrinya bergerak menggesek pahanya, istrinya tampak nyaman.

"Aku udah pulaang,.. sayaang,..."

"Udah enakan? Hmm? Sayang, hey." Yuza membungkuk memasukan tangan kesela-sela tangan istrinya. Ia usap perut itu dengan lembut.

Melati's love story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang