78. Pelakor?

1.2K 102 3
                                    

Suara tawa dan jeritan cerita memenuhi seisi ruang keluarga luas dengan segala perabotan berkelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara tawa dan jeritan cerita memenuhi seisi ruang keluarga luas dengan segala perabotan berkelas. Lagi-lagi Yuza memboyong keluarga kecilnya berlibur. Kali ini Yuza yang menentukan kemana mereka akan berlibur. Yuza rindu suasana alam yang biasa ia rasakan sewaktu masih sering bermain dengan kawannya dulu.

Yuza duduk di kursi yang menghadap bar. Ia membaca buku tebal, serta di hadapannya ada dua buku tebal lainnya yang selesai ia baca. Ia menyeruput kopi, matanya tertuju pada sang istri yang menaiki mobil-mobilan didorong oleh Juara di sana.

"Aahahaha! Tolooong! Haha. Bunda diculik anak ganteeng, toloong! Hahaha!" Jerit Melati menggoyangkan tangan dengan lemas sebagai candaan.

"Toloong! Di sini ada culiik! Culik ganteeng, namanya Wayaaa!"

"Ahahaha!" Tawa bocah balita dalam balutan kaos oblong tanpa memakai celana itu pecah setelah mendengar ucapan ibunya. Ibunya pun kini ikut tertawa.

"Mending Waya jadi sopirnya bunda aja. Hehe."

"Sopir?" Kicau Juara maju tuk melihat wajah sang bunda.

"Iya. Dorongnya sesuai perintah bunda. Hihihihi. Good idea, kan?" Jawab Melati menangkup menarik wajah anaknya dengan satu tangan. Melati tampak nyaman duduk di dalam mobil mainan anaknya.

"Ta mau! Bubun berat!" Tolak Juara menjauh. Ia mengedik tanpa dosa, menatap ibunya dengan setengah sinis.

Melati sontak melotot syok, bibirnya membuka lebar. Anaknya benar-benar kejam. Tak tunggu lama anaknya tertawa besar, lalu berlari kencang. Melati sontak berteriak manja. Segera ia keluar dari mobil-mobilan yang untungnya tidak terlalu pendek dan kecil.

"Babe, be careful!" Tegur Yuza sontak melotot sangar. Melati di sana tampak akan berlari kencang.

"Upsiee! Hihi." Melati cengengesan. Ia berdiri layak penguin, langkahnya pun menyerupai penguin. 

Yuza mendelik dengan hembusan napas besar. Ia memutar tubuh seiring istrinya mulai menjauh memasuki area balkon luas dimana ada tenda besar menggemaskan milik Juara.

Pria itu duduk tegap dalam balutan kaos dan sweater hitam tebal, menyaksikan suasana manis istrinya dengan anak angkat mereka. Melihat Melati selalu tertawa, selalu bahagia, itu membuatnya ikut bahagia. Yuza kini tak lagi tertanggu dengan perlakuan istrinya pada Juara. Istrinya selalu mengutamakannya. Yuza sendiri tak terlalu terganggu oleh Juara. Lagi pula mereka jarang berinteraksi. 

"Daddy siniih! Hahaha! Ayo kita gigit Waya bareng-bareeng! Aahahahah!" Teriak Melati dalam keadaan telungkup menindih sang anak.

"Aahahaha! Ga mauuu! Bauu!" Jerit Juara diiringi tawa besar.

"Astaghfirullaah!! Itu diajarin siapaa?!! Haaah?!" Teriak manja Melati sembari menahan tawa.

"Bunda! Diajar Bundaa!" Ucap Juara benar adanya.

Melati's love story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang