Helikopter bertuliskan YZ besar itu terbang di langit, mengitari sisi kota Orlando. Di dalamnya ada dua manusia, tak lain dan tak bukan adalah Melati dan Yuza. Helikopter itu dikendalikan oleh Yuza, sedangkan Melati hanya sesekali menekan tombol kala suaminya memerintah.
Yuza dan Melati duduk berdampingan, sama-sama memakai headphone dan tak lupa memakai sabuk pengaman. Penampilan Yuza yang gagah tak henti-hentinya membuat Melati terkagum. Suaminya pintar dalam banyak hal.
Bibir ranum itu melengkum manis seiring mata indah itu masih membulat sempurna. Langitnya indah sekali, Melati suka.
Melati sontak terpejam kuat, tubuhnya terdorong kala helikopternya naik, sangat lembut, namun juga kuat. Yuza di sana menatap dengan mata elangnya, perlahan ia tersenyum, lalu ia raih tangan istrinya, ia simpan di atas pahanya tuk Melati cengkeram.
"Lagii! Ahaha!"
"Serius?!" Desak Yuza melotot gemas. Istrinya di sana meringis dengan senyuman lebar di bibir.
"Aaaaa!" Pekik Melati terpejam menikmati sensasi dari helikopter yang sengaja Yuza bawa ke atas. Sesekali Melati tertawa, dengan manja ia dongakkan wajah ke atas.
"Aaaa! Mas Yuza jagoo!"
"Aaahahaha! Lagi-lagi-lagiii!" Jeritnya meminta dengan manja.
Tingkah manja Melati membuat Yuza semakin bersemangat. Istrinya seperti menantang, ternyata istrinya bukan penakut dalam hal seperti ini, padahal istrinya sosok yang cengeng.
Gadis itu menjerit sepuas hati. Dua telapak tangannya ia simpan di sisi bibir, matanya sampai terpejam lama, bibirnya melengkung manis, membuka lebar. Tingkah manis Melati membuat Yuza membeku terkesima. Yuza mengedip lemah, menelisik wajah cantik itu dengan penuh kagum. Melati tetap Melati yang dulu, sangat sabar, cengeng, manis, menggemaskan, kuat, dan galak di waktu yang tepat. Banyak sekali sikap kecil istrinya yang membuat Yuza semakin jatuh hati.
"Yee, udahaan. Hehe. Sebentar lagi landing. Betulkan, landing? Hihi." Melati bertepuk tangan seperti bocah. Ia mendengus manis kala suaminya memberi anggukan.
"Hehehe. Seneng bangeet," ucap Melati terpejam menerima usapan di kepala.
"Makasih banyak, mas Yuza."
"Hehe. Makin ganteng kalo senyum. Hihi."
"Sama-sama." Yuza meraih tangan mungil itu mengecupnya di sekeliling. Sikapnya membuat Melati bersemu merah.
Perlahan helikopter itu landing menuju dekat pantai, perlahan pula mata Melati melebar sempurna tuk kesekian kali. Di sana ada tenda lonceng, di kejauhan dari pantai, ditengah pepohonan yang berjajar teratur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melati's love story [TAMAT]
General FictionMelati si cantik, sangat cantik. Si baik, sangat sangat baik, mungkin terlalu baik, namun miskin dan juga menderita, disandingkan dengan si tampan emosional, bergelimang harta, dan penuh kesenangan hidup. Melati sama sekali tidak tahu menahu diriny...