3. Jatuh bersama.

9.3K 891 113
                                    

"Hiks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hiks. Hiks. Sakit, bu. Ampuun, jangan. Kak Cinta toloong jangan! Hiks." Melati berteriak tak karuan dengan Siti yang mengunci tangannya dari belakang dan Cinta yang bersiap siap mengambil sapu lidi.

"Buru, Cinta pukul si Melati!" Titah Siti dengan kejam meraih kedua tangan Melati hingga tak mampu berkutik.

'Bukh!'

"Aaakh! Huuu! Sakit, ibuuu! Ka Cinta, jangaan. Huuu."

Lutut Melati benar benat berubah menjadi biru atas ulah ibunya tadi. Tak ada yang memiliki persaan disini, apalagi tasa sayang.

"Siti, bukaa! Jangan apa-apain anak gua!"

Tolong, Melati tak tahu apa apa. Melati hanya gadis kecil yang selalu pasrah.

'Plak.'

"Aakh! Hiks. Hiks. Huu. Sakit, ibu. Jangan. Hiks. Hiks." Melati menjerit dengan terus berusaha berontak dari Siti.

Siti dengan mudah membalikan tubuh Melati agar menghadapnya, dan membiarkan Cinta memukul punggung mungil Melati dengan sapu lidi paporit mereka untuk menyeksa Melati.

"Buru! Dua kali lagi, sebelum bapak kamu lolos!"

"Eergh! Si anak haram!" Teriak Cinta dengan penuh napsu mengayunkan sapu lidi kearah kaki Melati.

"Aaakhh!" 

"Udah!" Tegas Siti dikala sudah melihat dua kali pukulan kencang dati Cinta pada Melati yang ada di kuasanya.

"Ergh!" geram Siti dengan matanya yang melotot penuh kemarahan pada Melati. Ingin sekali tasanya Siti memutuskan urat nadi Melati.

"Pergi sana!"

'Brugh!'

Melati bersimpuh menyedihkan dibawah sana, dengan sisi tubuhnya yang sebelumnya beradu kear dengan sisi sofa yang ada disana.

"Ibu jahat sama Melati. Hiks. Hiks."

Sakit rasanya disiksa setiap hari. Siksaan batin dan fisik, semuanya bercampir menjadi satu, membuat hati rapuh Melati berhasil pecah disetiap hatinya dan melati susun kembali dengan kesabaran dan senyuman penuh bahagia di disetiap waktunya.

"Banyak bacot!" Teriak Cinta dengan tanpa ampun mencoba menggusur Melati lewat menarik tangannya.

"Aakhh! Sakit, kaa. Lepasin, kak! Ampuun!" Mohon Melati dengan tangisannya yang tersendat sendat akibat rasa sakit yang ia rasa dengan begitu hebatnya.

"Ga usah drama, lo! Lo pikir gue gak emosi ama sakit, terus terusan liat lo disini? Hah!"

"Gue, gue ga suka lihat lo, Melati. Lo kudu ngarti! Errgh." Cinta menggeram setelah memberikan ungkapan kebenciannya yang ia ucapkan hampir setiap saat.

'Plak.'

Kejahatan kali ini Cinta akhiri dengan satu tamparan di pipi putih Melati yang terlihat terawat. Kebencian Cinta pada Melati semakin bertambah dikala banyak temannya yang membahas kecantikan Melati sejak mereka SD.

Melati's love story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang