36. Gerald.💔

2.3K 321 80
                                    

Bibir ranum itu membulat kala dirinya disuguhkan kerumunan di sekitar. Yuza mengajaknya ke pekan raya. Pekan rayanya sangat seru, banyak jajanan dan makanan berat, belum lagi ditambah banyak wahana yang disediakan. Melati senang sekali.

"Ngobrol apa aja tadi sama mamih? Katanya mamih suka mukul kamu, ya? Suka bentak kamu juga." Yuza meraih erat tangan Melati, melangkah menyusuri kerumunan yang tak padat berlebihan. 

"Lain kali, lapor langsung ke aku. Tapi setahuku mamih baik. Ga mungkin mamih jahat," lanjutnya lurus.

"Apa? Iih, kata siapa? Astaghfirullaah, mas Yuzaa. Fitnah itu namanya!" Tegur Melati berbisik menjinjitkan kedua kaki. 

"Yang ada, tante mamih tu orang paling baik tahuu."

"Mas! Iih,.. dengerin akuu!" Rengek Melati kesal kala Yuza melangkah ke samping tuk memasuki tenda jualan.

Yuza mendengus memalingkan wajah. Lanjut dirinya memesan ice cream, ia abaikan rengekan Melati di sisi bahu.

Pipi yang menggembung itu Yuza cubit gemas, lalu dirinya berlagak tak melakukan salah. Melati memukul perutnya dengan kuat hingga Yuza tak kuasa menahan tawa.

"Nih! Berisik!" Ucap Yuza menyodorkan semangkuk ice cream berwadah kertas tebal.

"Maas,.. tante Sara tu orang baiiik. Itu mamahnya mas Yuza, lhoo. Kok bicaranya gituu? Hiih, dosa, lhoo."

"Halaah! Para pelayan yang ngadu, kok, kalo kamu suka ngadu gitu. Berarti siapa yang fitnah?" Timpal Yuza mendecih. Kini dirinya di sisi jalan, menyandar pada pagar besi yang di dalamnya menjaga wahanan permainan.

"Iisshh. Melati ga pernah, yaa, fitnah-fitnaah."

"Huuft!" Pasrah Melati ikut menyandar pada pagar. Ia jilat ice cream yang menggunung itu di satu sisi.

"Hmpt!"

"Mas Yuza ngetawain Melati teeruus. Dipikir Melati ga tahu apa yaa? Hmm?!" Lirih Melati mulai menggeram kesal. Wajah tampan itu mendelik sinis dan menahan tawa jahat.

"Apasii? Ngetawai apaa? Melati cemong? Apa? Malu-maluiin? Maaas! Mas Yuzaa,.. aaaah!" Rengek Melati seperti bocah yang frustasi .

"Aku kira kamu ga bakal pake cincin tunangan kita. Soalnya kalung sama gelang kakinya ga dipake." Yuza menatap sesaat pada Melati. Ia begitu lahap memakan ice cream disetiap sendoknya.

"Ya enggak, laah. Hehe."

"Kemaren pas ngambek dilepas?" Tanya Yuza lagi-lagi hanya menatap sesaat.

"Cincinnya bagus. Melati suka banget. Mas Yuza pinter pilihnya. Hehehe." Melati terkekeh mendongak menatap Yuza yang tinggi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melati's love story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang