4. Blazer

1.9K 252 0
                                    

Aqeela masuk ke huniannya yang tak nampak besar atau pun kecil, bisa dibilang sedang dan bertingkat dua. Seperti biasa, rumahnya yang hanya berisi empat orang itu tengah sepi sekarang. Ayah dan mamanya tengah bekerja pastinya, sedangkan kakaknya tengah bersekolah.

Aqeela menghela nafasnya dengan kasar. Lihatlah ini, ruang tamunya tengah berantakan sekarang, layaknya kapal pecah. Ia menebak kalau kakaknya sudah pulang saat ini, bukti sudah ada di depannya.

"Kak! Berantakan banget sih"

Jason Azzava, kakak laki laki Aqeela keluar perlahan dari dapur dengan camilan di kedua tangannya. Matanya menatap datar dan malas kearah adiknya yang baru datang sudah mengomel saja.

"Apaan sih, ganggu banget lo"

"Lo duluan nih, jorok banget"

Mata Jason menatap kearah adiknya itu dari atas sampai bawah. Sangat berantakan, dan juga terlihat kusam.

"Lo kenapa dah, berantakan banget"

Aqeela menghela nafasnya dengan kasar, lagi. Ia berantakan seperti ini karena urusan Osis yang mendesak dan membuatnya bekerja lebih dari waktu sebelumnya.

Aqeela kemudian menghempaskan dirinya ke sofa yang tersedia di ruang tamu. Ia juga menghempaskan tas yang menjadi bebannya selama sekolah. Maklum anak pintar, isi tasnya hanya buku, buku dan buku.

"Tadi ada urusan Osis"

Jason berjalan mendekat kearah adiknya tersebut. Matanya tiba tiba menangkap blazer yang dipegang adiknya itu. Aqeela sudah memakai blazer, namun blazer siapa yang ada di tangan Aqeela?

"Blazer siapa tuh"

Aqeela tersadar kalau ia membawa blazer. Ia kemudian menatap kearah blazer yang ia tenggerkan di lengan kirinya.

"Blazer temen, ga sengaja gw tumpahin minuman ke blazer ini, trs gw disuruh bersihin"

"Cewe apa cowo?"

Aqeela memutarkan bola matanya dengan malas, ia juga menghela nafasnya lagi. Sikap protektif kakaknya kambuh lagi. Jason memanglah orang yang menyebalkan dan suka bikin onar, tapi dia juga kakak lelaki yang baik dan juga perhatian, namun cara menunjukkannya saja yang salah.

"Cowo ish"

Jason seketika melotot, adiknya seperti babu kalau begini! Sembarangan saja lelaki yang menyuruh Aqeela untuk membersihkan blazer itu.

"Lo itu bego banget sih! Kodrat lo sebagai cewe mana?! Lo juga ketua Osis kan di sekolah lo? Kok mau maunya disuruh! Berontak dong!"

"Kak udah deh, lo gausah ikut campur. Lagian ini emang udah salah gw, ya tanggung jawab gw juga buat bersihin ni blazer. Cuma dicuci doang jugaan"

"Ya tapi kan lo seharusnya berusaha buat ngebentak dia atau apa kek, lo itu cewe loh masa mau di suruh suruh cowo?!"

"Heh lo juga sering suruh suruh gw buat bersihin rumah! Udah lah gw mau ke kamar, lo bersihin ini ruang tamu! Kalau ga bersih gw jambak lo"

Aqeela berdiri dari duduknya, mengambil tas yang ia lempar tadi dan melenggang pergi menuju kamarnya. Jason hanya menatap punggung adiknya yang perlahan menaiki anak tangga.

"Aneh bat lo, gw malah dimarahin balik"

Jason menatap keadaan ruang tamu bak kapal pecah tersebut. Helaan nafas ia suguhkan ketika harus membersihkan kekacauannya itu sendirian.

*

"Kak Jason berisik amat sih!"

Aqeela duduk di tepi kasurnya yang single size tersebut. Awalnya Jason menyuruh untuk beli kasur untuk kasur yang double size, namun Aqeela tak setuju dan akhirnya membeli kasur yang single size.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang