45. Ga mungkin kan?

733 137 14
                                    

Pagi hari di SMA Jaya Kusuma sangat suram untuk hari ini. Tatkala mereka harus mengikuti upacara bendera yang akan diadakan 30 menit lagi.

Para murid tengah duduk di kursi depan kelas mereka masing masing sembari menanti pengumuman berbaris.

Rassya berjalan di lorong sekolah sembari membenarkan dasinya yang ia pakai asal asalan. Sebelum ke kelas, dirinya berniat untuk mencari Aqeela terlebih dahulu guna mengembalikan ponsel yang sempat tercas kemarin di kamarnya.

Jika di hari senin seperti ini, Rassya menebak kalau si Ketos itu pasti sedang berada di lapangan untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan oleh guru nanti.

Dengan begini Rassya mempunyai tujuan yang jelas untuk pergi ke lapangan mengembalikan ponsel di kantong celananya itu.

Tanpa dirinya sadari, Xion mengikuti Rassya menuju lapangan tempat dimana Aqeela berada. Semenjak kemarin, pikiran Xion selalu mengarah pada Rassya. Ia mengira jikalau batalnya date dirinya dengan Aqeela ada sangkut pautnya pada Rassya.

Rassya berjalan dengan cepat agar bisa mengembalikan ponsel milik Aqeela yang masih bersama di dirinya.

Setelah sampai di lapangan, matanya menatap liar untuk mencari keberadaan betina itu. Di lapangan sangat banyak siswa, itu membuat Rassya paling mencarinya.

Sementara Xion berdiri jauh dari Rassya, memantau pergerakannya yang terbilang aneh itu.

Mata Rassya terpaku pada Aqeela yang sedang mengatur posisi mic dan podium mini di depan tiang bendera. Rambut yang sama seperti kemarin, terkuncir satu, sukses membuat Rassya mengingat setiap detik pengalaman yang ia dapatkan kemarin.

"Ketos!"

Aqeela sontak menoleh tatkala jabatannya dipanggil dengan suara yang sangat familiar di telinganya.

Xion yang semula bersikap santai, kini mulai menyipitkan matanya dengan curiga, dan tangannya yang terlipat di depan dada.

Aqeela berjalan menuju Rassya yang berdiri di tepian lapangan sembari mengorek isi kantong celananya.

"Nih hp lo" ujar Rassya lalu menyerahkan ponsel milik Aqeela.

"Wah inget juga lo, thanks ya"

"Santai kali"

"Engga lo buka kan?"

Rassya tersenyum dengan yakin dan mengangguk pelan. "Engga, santai aja"

"Yaudah"

"Gw ke kelas ya"

"Sip, thanks sekali lagi"

Xion melihat percakapan singkat dari kedua manusia berlawan jenis itu. Dirinya semakin curiga terutama saat Rassya menyerahkan ponsel milik Aqeela pada Aqeela sendiri.

"Kenapa itu hp bisa di Rassya?" Tanya Xion pada diri sendiri.

Tak tahan untuk menerima penjelasan, Xion langsung berjalan maju menuju Aqeela yang hendak untuk mengurus lapangan lagi.

Sebelum pergi, Xion menggenggam pergelangan tangan Aqeela dan menariknya dengan perlahan agar keluar dari area lapangan.

Aqeela tentunya terkejut ketika tangannya ditarik oleh Xion. "Eh, kenapa?" Tanya Aqeela heran.

Xion melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Aqeela dan memasukkan tangannya itu ke dua kantong celananya.

"Kemarin kemana? Gw telfon kenapa ga dijawab?"

Aqeela melotot mendengarnya. Ia langsung membuka ponselnya dan mendapatkan kalau ada telfon masuk yang tak ia angkat sebanyak 20 kali.

"S-sorry, gw ga ngeliat hp dari kemarin" jawab Aqeela dengan gugup.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang