9. 100 Ribu

1.3K 190 2
                                    

"Hei hei ayo cepat bentar lagi bakal bapak tutup ini gerbang"

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, yang tandanya lima belas menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Banyak murid yang kelayapan masuk ke dalam sekolah, alih alih mendapatkan hukuman dari guru.

Geng Cossa Nostra dengan santainya masuk ke dalam sekolah menggunakan motor mereka yang ribut itu. Selain bunyinya yang ribut, size motornya pun besar.

Tak sedikit siswa yang menepi akibat geng mereka datang secara bersamaan.

Suasana pagi yang harusnya sejuk dan dingin berubah menjadi sumpek ketika knalpot motor mereka yang mengeluarkan sedikit asap.

Dea dan Ovi menatap intens kearah kawanan Cossa Nostra yang membuat kebisingan di pagi hari dengan motor ninjanya mereka itu. Inginnya mereka berdua melempar sesuatu ke kepala milik kawanan geng Cossa Nostra, namun apalah daya, mereka tak ada sedikitpun keberanian.

Saat seluruh member CN membuka helm, betapa terkejutnya Dea serta Ovi melihat wajah mereka semua yang babak belur. Luka di pipi, dahi dan bibir mendominasi.

"Ini pasti mereka habis gelud kemarin" bisik Dea pada Ovi.

"Jelas, ngapain lagi coba mereka bisa babak belur gitu"

Seakan tak memperdulikan penampilan, geng CN tetap berjalan dengan keren dan berkharisma, luka di wajah tertelan oleh cara jalan mereka yang berdamage, apalagi untuk para penggemar Xion.

Dea dan Ovi memutuskan untuk memberitahu hal ini pada Aqeela yang menunggu mereka berdua di kelas. Dengan berlari, agar Dea dan Ovi bisa sampai di kelas dengan cepat.

Nafas mereka berdua terputus putus saat berada di depan tangga. Kelas IPS berada di lantai dua, dan ruang kelas 1 berada di ujung koridor. Melelahkan, namun mereka harus cepat.

Kelas mereka sudah terlihat, namun masih jauh di jarak. Dea dan Ovi saling menyemangati, agar bisa sampai di depan Aqeela membawa berita yang menurut mereka berdua spektakuler.

Pintu kelas IPS 1 yang semula tertutup rapat mereka dobrak dengan kencang, bahkan membuat seisi murid di kelas IPS 1 terkejut, selain itu juga murid IPS 2 menoleh kearah Dea dan Ovi.

"Qeela!!"

Aqeela terkejut melihat kehadiran Dea dan Ovi. Fokusnya pada laptop menjadi buyar, padahal tadi ia kepikiran untuk mengetik materi yang sudah ia simpan di otak.

"Astaga, apa sih?! Materi di otak gw jadi hilang!"

Dea dan Ovi sama sama berjalan kearah Aqeela yang duduk di bangku paling terdepan. Biasa, anak pintar.

"Masih bagus materinya ilang, bisa lo cari lagi, asalkan otak lo ga ilang" ujar Dea yang masih sempat sempatnya bercanda.

Ovi menyikut pergelangan tangan Dea dengan keras. Baru saja ia hendak berbicara malah terpotong lebih dahulu oleh Dea.

"Kenapa sih kenapa? Kalian kaya dikejar kerbau aja"

"Lebih parah Qeel"

Aqeela menatap kearah Ovi.

"Emang apaan?"

"Itu si geng Cossa Nostra, muka mereka babak belur semua"

Seisi kelas terkejut mendengar penuturan Ovi. Memang ini hal yang biasa bagi anak gengster babak belur, namun setelah dipikir pikir kasihan juga kan wajah mereka yang tampan dan menawan itu.

Aqeela menaikkan satu alisnya dengan cepat. Telapak tangannya ia buka menandakan apa yang harus ia lakukan sekarang.

Ovi hendak menjelaskan apa yang baru saja terjadi, namun Bu Finka datang selaku guru sejarah. Ovi terpaksa duduk di tempat duduknya dan belum menceritakan semua pada Aqeela.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang