Rassya memasuki huniannya yang nampak sepi, tak seperti biasanya yang akan selalu ribut ketika ia baru saja pulang dari sekolah.
Gelap, Rassya coba untuk mencari saklar lampu yang ada di sekitaran pintu depan.
Wajahnya seketika datar ketika melihat barang yang awalnya tertata rapi kini sudah tersebar kesana kemari. Guci pecah, koran yang berantakan, ujung sofa yang robek serta perabotan rumah tangga yang pecah. Ini bukan rumah, melainkan kapal yang tenggelam. Begitu juga kasih sayang di rumah ini yang tenggelam dan menghilang layaknya kapal dilahap segitiga bermuda.
Tak mau ambil pusing, Rassya berjalan melewati pecahan kaca yang berserakan dan enggan merapikannya. Sehabis ini ia ada janji untuk nongkrong di tempat biasa bersama Geo, Dava dan juga Xion.
Pintu kamar bawah terbuka, menampilkan Citra dari balik kamar tersebut. Rassya yang tengah berjalan menaiki tangga berhenti sesaat dan menatap kearah mamanya yang menatapnya juga dari bawah.
"Rassya, sini nak"
Mau tak mau Rassya turun lagi, dan menghampiri Citra yang menunggunya. Rassya kemudian menjulurkan tangannya, hendak saliman pada mamanya itu.
Kegiatannya terhenti ketika menatap pergelangan tangan mamanya yang lebam dan juga terluka. Selain itu, tangannya juga dingin layaknya Rassya memegang es batu.
"Mama sakit? Terus kok tangannya lebam?"
Citra langsung menarik tangannya dan menyembunyikannya di punggungnya. Wajahnya menampilkan seseorang yang lelah namun masih bisa untuk tersenyum.
"Gapapa kok, mama ga sakit"
Rassya tak percaya dengan omongan mamanya ini. Matanya menatap jalang ke segala sudut rumah.
Rassya mengira kalau mamanya seperti ini adalah kelakukan ayahnya yang tak pernah merasa bersalah. Dirinya memang tak selalu peduli pada rumah tangga mereka berdua, namun jika sudah menyangkut kekerasan pada rumah tangga, terutama pada mamanya, maka ia yang akan turun tangan.
Matanya berhasil mendapatkan ayahnya yang baru keluar dari kamar mandi. Tak mau berlama lama, Rassya berjalan dengan cepat kearah Samuel dan menonjoknya dengan keras.
Hal tersebut sukses membuat Samuel tersungkur secara tiba tiba.
Citra yang melihatnya itu pun terkejut dengan mata yang mendelik dan mulut yang terbuka lebar.
"Rassya! Kamu ga boleh gitu" teriak Citra dan hendak mendekat.
"Mama diam disana. Rassya emang ga peduli kalau mama sama papa berantem, tapi kalau sampai mama terluka, biar Rassya yang buat papa terluka juga"
Mata Rassya masih saja menyiratkan kebencian dan tatapannya yang tajam. Tak kalah tajam, Samuel juga menatap anak semata wayangnya tersebut.
"Anak durhaka kamu ya!" Ujarnya sembari berdiri.
"Rassya ga peduli, mau papa bilang Rassya anak durhaka ataupun anak Dajjal sekalipun"
Samuel mendekat kearah Rassya dengan cepat dan nampak mengeratkan genggamannya. Rassya menatap kearah genggaman ayahnya tersebut. Tak ada rasa takut tersirat di hatinya.
"Kenapa? Mau pukul? PUKUL AJA! Dari dulu papa emang selalu lakuin hal itu sama Rassya"
Samuel akhirnya melayangkan pukulannya pada pipi Rassya. Jika tengah emosi, hobi Samuel memang selalu memukuli Rassya. Saat kecil pun sama seperti ini.
Rassya mundur perlahan, dengan pipi yang kembali lebam.
Citra yang menatapnya hanya bisa terdiam. Jika seperti ini, ia tak tau harus berbuat apa. Pasalnya Samuel pernah mengancamnya jika berurusan dengan adu tonjok antara dirinya dengan Rassya, maka anak semata wayangnya itu akan tumbang pada saat itu juga. Tentunya Citra tak ingin hal itu terjadi, dan lebih memilih diam karena semua yang dibilang oleh Samuel akan terjadi secara nyata, bukan hanya sekedar ancaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Give Me Love✓
RomanceRassya Adreana adalah Ketua Gengster yang terkenal sangat keji dan beringas, Cossa Nostra. Geng ini adalah Geng yang sangat ditakuti oleh para murid SMA Jaya Kusuma. Selain di sekolahan, Geng Cossa Nostra juga ditakuti di jalanan karena perilaku mer...