13. Quis

1K 174 1
                                    

Hari yang ditunggu telah tiba, hari dimana semua diuji agar bisa menentukan siapa yang menjadi juaranya.

Pagi ini, Rassya masih bersiap diri dengan buku di tangannya dan juga kertas kertas yang berisi soal soal latihan.

Mulutnya sedari tadi komat kamit membaca semuanya. Untuk pertama kalinya dia merasa gugup karena nanti, juga pertama kalinya ia mengikuti hal yang hanya dilakukan kutu buku.

Andai saja ini bukan gara-gara Dava dan juga dan juga Geo, mungkin dia tidak akan melakukan hal ini karena akan membuang-buang waktu. Lebih baik ia nongkrong saja di cafe atau di basecampnya.

jantungnya semakin berdegup kencang ketika alarm ponselnya berbunyi. Ia sengaja menghidupkan alarm karena ingin lebih awal datang ke sekolah.

Nafasnya ia tarik lalu hempaskan begitu saja. Bukunya ia masukkan ke dalam tas yang biasanya berisi jaket dan satu buku tulis saja.

Takut tapi pasti, Rassya membuka pintu kamarnya yang sempat tertutup tadi. Dirinya ingin meminta doa pada mamanya terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah.

"Ma... Mama!"

Hening, tak ada yang menyahut sama sekali. Rassya celingukan mencari mamanya. Tak mau berlama lama, ia kemudian mendekat kearah pintu kamar orang tuanya.

"Ma....?"

"Bentar sayang, mama di kamar mandi"

"Oke ma"

Rassya kembali menutup pintu kamar orang tuanya itu. Ia kemudian berjalan menuju dapur guna sarapan dan hanya memakan roti selai.

Saat ini, Samuel tak ada di rumah karena suatu hal. Rassya sendiri tak tau mengapa Samuel selalu tak ada di saat pagi hari, dan dipastikan muncul ketika siang hari.

Namun Rassya bersyukur, pagi pagi ia tak akan pernah mendengar keributan. Cukup saat siang ataupun malam saja, atau bisa jadi subuh.

Pintu kamar Citra terbuka dan memperlihatkan Citra yang memakai setelan yang rapi dengan syal yang melingkar di lehernya.

Rassya heran, mengapa pagi pagi mamanya itu terlihat sangat rapi dan casual.

"Mama mau kemana?"

Citra mendekat kearah anaknya dan membuat roti berisi selai juga.

"Mau keluar sama teman teman mama"

Rassya menganggukkan kepalanya perlahan, ia kemudian melanjutkan makannya yang tertunda.

"Kamu udah siap hari ini?"

Rassya mengangguk kembali mendengar penuturan mamanya. Ia kemudian menghabiskan rotinya yang sisa sedikit itu.

"Kalau gitu Rassya berangkat dulu ya"

Rassya menyalimi tangan mamanya itu. Dingin, sama seperti tangan yang ia pegang kala itu. Ia pun mendongakkan kepalanya dan melihat wajah mamanya itu. Pucat, namun di hiasi dengan make up.

"Mama sakit?"

Citra sontak terkejut, anaknya benar benar peka.

"Engga kok Sya, mama ga apa apa kok"

"Serius ma?"

"Iya nak"

Rassya melanjutkan salimnya, dan menatap mamanya itu.

"Kalau mama ngerasa sakit, telfon aja Rassya, pasti Rassya bakal dateng."

"Iya"

"Rassya pamit"

Rassya melenggang pergi dari dapur saat itu juga, tanpa menoleh ke belakangnya. Citra tersenyum, hari ini mungkin menjadi gerbangnya Rassya untuk bisa menjadi lebih baik.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang