Selasa, pagi hari di rumah Aqeela.
Saat ini Aqeela tengah membereskan barang barangnya agar bisa pergi ke sekolah dengan tepat waktu. Nanti ia akan menaiki taxi agar bisa lebih cepat datang daripada menaiki bus.
Beragam jenis buku dan baju ganti ia masukkan ke dalam tasnya guna untuk mengganti baju apabila ingin pergi ke restoran Wagyu. Hari ini ia tak sabar untuk memakan daging enak nan mahal dari Jepang itu.
Suara ribut nan bising masuk ke dalam telinganya ketika ingin tenang di tengah kegiatannya kemas kemas.
Ia mendengar suara abangnya, Jason, mama nya dan papa nya dengan suara yang keras. Namun Aqeela tak yakin kalau itu adalah mama dan papanya. Untuk memastikan, Aqeela keluar dari kamarnya untuk melihat apa itu benar atau tidak.
Aqeela perlahan turun dari tangga setelah keluar dari kamarnya dengan tas di tangannya. Matanya menatap liar dengan telinga yang tajam mendengar percakapan. Beberapa kali ia mendengar bentakan dan cacian dari suara yang mirip ayahnya itu.
Di ruang tamu, Aqeela melihat ada Jason, mama dan papa nya. Ternyata benar apa dugaannya sedari tadi.
"Mama... Papa... Abang? Mereka kenapa pulang ga ngabarin gw" gumam Aqeela perlahan.
"Papa ga nyangka kalau kamu akan melakukan hal keji seperti ini!"
Aqeela bersembunyi di tembok dekat tangga untuk menguping apa yang tengah terjadi.
"Siapa yang ngajarin kamu kaya gitu? Papa selama ini ga pernah mengajarkan kamu untuk membunuh sesama manusia! Papa izinin kamu buat ikut geng motor, tapi papa ga pernah izinin kamu untuk bunuh teman kamu sendiri!"
Aqeela terkejut karena berita tersebut sudah diketahui oleh mama dan papanya sendiri. Jika begini, mungkin Jason akan habis dimarahi oleh orang tua nya sendiri.
"Mama kecewa sama kamu Jason, bagaimana bisa kamu bunuh teman kamu sendiri? Apa alasannya?"
Jason menunduk karena terus dimarah marahi sedari tadi. Masih pagi, namun telinganya sudah panas karena mendengar omelan, cacian dan kebencian dari mulut kedua orang tuanya.
Martin, papa Jason, memukul tepat di pipi Jason dengan keras karena tak kunjung menjawab pertanyaan dari istrinya, Yoland.
Jason hampir saja terjatuh karena pukulan yang ada di pipinya. Tangannya berdiam diri di pipi Jason karena rasa sakit yang ia rasakan. Bahkan Aqeela juga ikut kesakitan hanya dengan melihatnya
"Papa sama mama ga paham. Temen yang aku bunuh itu pengkhianat pa"
"Siapa bilang?! Siapa?! Bryan ga mungkin anak pengkhianat" sahut Martin dengan nada yang tinggi.
"PAPA GA PAHAM! Mereka mau serang geng aku dari belakang. Pengkhianat harus dibunuh"
"Anak kurang ajar kamu!" Martin kembali memukul anaknya itu dengan keras karena berteriak di hadapannya.
Telfon masuk ke ponsel milik Yoland dan itu adalah tanda berbinis. Ponsel milik Yoland memang khusus untuk berbisnis. Yoland mengangkat panggilan tersebut dan menjauh sedikit dari keributan.
Kembali ke Martin dan Jason, mereka masih saling ber adu argumen karena tak ingin kalah. Aqeela bahkan sampai ingin menangis melihatnya. Namun ia tahan karena bukan waktunya untuk menangis.
"Pa kita harus pergi ke kantor. Klien nunggu untuk rapat"
Martin merapikan kembali bajunya lalu mengambil tas miliknya yang terletak di sofa belakangnya. Ia kemudian berjalan melewati Jason yang masih terdiam berdiri ditemani Yoland di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Give Me Love✓
RomanceRassya Adreana adalah Ketua Gengster yang terkenal sangat keji dan beringas, Cossa Nostra. Geng ini adalah Geng yang sangat ditakuti oleh para murid SMA Jaya Kusuma. Selain di sekolahan, Geng Cossa Nostra juga ditakuti di jalanan karena perilaku mer...