50. Confess diam diam

776 131 8
                                    

"Gw akan jadi payung saat lo kehujanan dan akan jadi matahari saat lo butuh tenaga"

~ Rassya Adreana ~

Rassya tengah duduk di kursi samping ranjang yang diatasnya berisi Aqeela tengah berbaring dengan lemas.

Mata Rassya menatap lembut kearah Aqeela yang masih memejamkan matanya rapat rapat.

Suasana kamar yang hening karena ini kamar VIP membuat Rassya leluasa untuk menemani Aqeela. Terutama sekarang sedang tidak ada Jason si abangnya Aqeela.

Baju yang sudah terganti ke baju pasien mengingatkan Rassya akan ibu nya yang sudah bahagia di sana. Sebenarnya Rassya berpikir, bagaimana bisa seorang pasien yang tengah tertidur berganti baju menjadi baju pasien.

Merasa hal yang tak penting ia pikirkan, Rassya mencoba fokus untuk bisa membuat Aqeela terbangun.

"Lo kenapa bisa gini sih" ujar Rassya pada Aqeela yang masih tertidur.

"Maaf gw ga bisa jagain lo, padahal gw udah janji"

Rassya menunduk seusai berkata seperti itu. "Gw cowo yang buruk kan? Biarin dua wanita tergeletak lemas di depan gw tanpa gw bisa bantu apa apa. Cuma bisa liatin"

Tangan Rassya terulur untuk memegang tangan Aqeela. Namun di tengah jalan ia ingin menggenggam tangan Aqeela, dirinya tersadar kalau dia bukanlah siapa siapa Aqeela. Alhasil tangan yang sempat terulur kembali tertarik.

"Satu udah ninggalin gw, lo jangan ya?"

Rassya mengambil ponselnya yang ada di kantong jaketnya. Ia berniat untuk mengirimkan pesan pada Geo agar manusia itu membawa buah buahan untuknya sekaligus mengajak Dava untuk mengunjungi Aqeela di rumah sakit.

"Gw bakal nunggu lo sampai sadar. Janji."

Pintu yang semula tertutup rapat terbuka dengan perlahan. Rassya menoleh ke belakang untuk mengetahui siapa yang baru saja masuk.

Jason si abangnya Aqeela masuk ke ruangan membawa berkas berkas hasil pemeriksaan Aqeela. Dengan ogahnya ia menatap wajah Rassya yang duduk di sebelah kasur adiknya.

"Minggir lo, gw mau duduk disana"

Rassya menaikkan sebelah alisnya tanda heran. "Gw yang duluan di sini, enak aja main ngusir"

"Di sebelah lo itu adik gw, lo mending pulang gih. Ga ada gunanya lo disini"

"Gw maunya disini, gamau pulang"

"Keras kepala banget lo"

"Lo yang keras kepala, udah tau di sebelah sana ada kursi lain, ada sofa juga, lo malah nyuruh gw pergi terus lo mau duduk disini"

"Heh, ini kamar gw gang bayar, terserah gw mau duduk dimana sekalipun harus ngusir pengkhianat kaya lo"

Rassya memutarkan bola matanya dengan malas. Lagi lagi laki laki ini mengangkat masa lalu.

"Serah lo dah"

Dengan terpaksa Rassya berdiri dari duduknya lalu menyerahkan kursi itu pada Jason. "Noh kalau mau lo makan kursinya"

Rassya berjalan menuju sofa untuk duduk disana.

Jason menatap kearah Rassya yang malah duduk di sofa. "Gw suruh lo pulang"

"Gw gamau pulang"

Jason meletakkan berkas tersebut dengan kasar di nakas sebelahnya. "Lo siapanya adek gw sih, seenaknya banget lo disini"

"Gw sahabatnya, kenapa?"

"Ga mungkin adek gw punya sahabat yang kaya lo"

"Heh, sahabat ga mandang fisik, sifat ataupun derajat. Yang penting ada keterkaitan sesama"

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang