19. Pengkhianat

984 160 0
                                    

"Sahabat tak selamanya berada di sisimu"

~ Aqeela Azzalia ~

Aqeela berjalan memasuki sekolahan dengan perlahan. Pagi ini, keadaan sekolah masih sepi akibat waktu yang masih menunjukkan 06.40.

Dengan menunduk, kepala Aqeela penuh dengan pikiran yang mengganggunya sejak kemarin. Saat Ovi datang ke rumahnya untuk berbincang pasal Dea.

______________

"Qeel maafin sifat Dea ya"

Obrolan dimulai, wajah Ovi nampak serius sehingga wajah Aqeela pun ikut serius.

"Emang sifat dia kenapa? Gw ga paham"

"Gausah sok gatau Qeel, lo pasti sakit hati kan di campakkan sama sahabat lo sendiri?"

Aqeela menunduk.

"Gw gatau Dea sebegitu sukanya sama Kak Vino, dan gw ga nyangka kalau Kak Vino bakal suka sama lo Qeel."

"Iya gw juga ga nyangka Vi"

"Dan sekarang gw lagi berusaha buat yakinin dia Qeel"

"Udah lah Vi, biarin aja"

Ovi menaruh gelas yang ia bawa di tangannya ke meja di depannya. Tangannya tergerak untuk memegang tangan Aqeela yang tengah duduk di seberangnya itu.

"Kenapa sifat lo berubah kaya gini sih Qeel? Kenapa lo nyerah sama sahabat lo sendiri, dan bukannya ngelawan saat dia jelek jelekin lo?"

Aqeela menegakkan kembali kepalanya untuk melihat Ovi setelah tangannya di pegang.

"Dia sahabat gw yang berharga, gw gamau sakitin perasaannya dia Vi. Selain dia, lo juga sahabat gw. Biarin aja dia mau gimana, yang pasti gw ga akan melawan."

"Lo terlalu baik Qeel"

"Gw ga sebaik yang lo kira"

"Yaudah gw cuma mau bilang gitu, dan besok lo harus hati hati"

Ovi pamit pada Aqeela setelah berbincang selama kurang lebih 15 menit.

Aqeela mempersilahkan Ovi untuk pergi, dan meninggalkan rumahnya. Walaupun ada pertanyaan yang mengganjal di benaknya, namun ia tak ingin untuk bertanya hal itu pada Ovi.

"Maksud dia apa ya..."

______________

Aqeela menghela nafasnya dengan panjang. Di depannya kini sudah ada tangga yang menjulang tinggi keatas.

Dengan ogahnya, Aqeela perlahan menaikkan kakinya satu demi satu ke anak tangga.

"Gw kesambet apa coba dateng sekolah pagi pagi gini."

Setelah berada di lantai dua, segera Aqeela berjalan menuju kelasnya dan menaruh tasnya disana.

Kini di kelasnya hanya ada dia dan teman temannya yang kutu buku dan gemar datang pagi.

Karena bosan, Aqeela memutuskan untuk membaca novel di tempat yang sepi namun bisa membuatnya nyaman.

Novel yang berjudul "Pelangi di sudut benakmu" itu sudah ada di genggaman Aqeela, dan siap untuk ia lanjutkan baca.

Tangan yang satunya tengah memegang ponsel, Aqeela melihat terlebih dahulu jam pada ponselnya itu.

"Masih lama buat masuk kelas, taman belakang boleh juga"

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang