14. Sayap Patah

1.1K 179 8
                                    

"Tugas mama sebagai pelindung kamu sudah selesai, sayap mama sudah tidak sanggup untuk mengepak. Bolehkan mama pamit?"

~ Citra Hadju ~

Rassya dengan segera memarkirkan motornya di parkiran rumah sakit. Dengan posisi yang tak sesuai, Rassya meninggalkan sepeda motornya begitu saja. Ia tak peduli, toh nanti ada tukang parkir yang akan membenahinya.

Kakinya melaju dengan cepat masuk ke dalam rumah sakit, dan ke meja resepsionis agar tau mamanya berada di ruangan mana.

Ruang UGD nomor 3, disitulah mamanya berada sekarang.

Rassya celingukan mencari ruangan UGD dimana, ia pun memutuskan untuk menelfon Xion.

"Lo dimana?"

"Lo udah di rumah sakit?"

"Iya, cepetan lo dimana"

"Lo yang dimana? Biar gw jemput lo"

"Gw di depan kamar nomor 20"

Telfon terputus, Rassya menunggu Xion datang agar bisa membawanya ke ruang UGD tempat mamanya berdiam diri.

Setelah menunggu selama kurang lebih sepuluh menit, Rassya akhirnya bisa menemukan Xion dengan gips di tangan kirinya.

"Lo kenapa?" Tanya Rassya pada Xion. Dirinya khawatir, bagaimana bisa tangan Xion dipakai gips seperti itu.

"Keseleo, dan gw diobatin di rumah sakit ini. Dan tadi, gw ga sengaja liat mama lo dibawa ke UGD pas gw mau keluar rumah sakit. Ikut gw"

Xion berjalan lebih dahulu, agar bisa menuntun Rassya menuju UGD. Selama perjalanan, hanya ada keheningan yang melanda.

Rassya sibuk dengan pikirannya yang tertuju terus pada mamanya. Ia khawatir, jika terjadi apa apa pada mamanya.

Sedangkan Xion, tak berani untuk memulai pembicaraan pada Rassya yang tengah gelisah itu.

Pintu UGD terlihat di depan mata. Di depannya sudah ada Pak Danil selaku suami dari Bu Tuti.

"Pak Danil!"

Danil menoleh, dan melihat ada Rassya yang tengah mendekat kearahnya.

"Nak Rassya"

"Gimana mama?"

"Masih belum tau, dokter belum keluar"

Rassya semakin gelisah, dokter tak kunjung keluar untuk memberikan berita baik ataupun buruk.

Jujur, Rassya tak ingin ada kabar yang buruk tentang mamanya.

Pintu UGD terbuka. Dokter dengan setelan serba putih keluar dari sana, selain itu suster juga menemani di sisinya.

"Dokter, mama saya gimana?"

Dokter menghela nafas dengan panjang. Ia kemudian berjalan kearah Rassya dan menepuk pundaknya perlahan.

"Mama kamu mengalami serangan jantung, dan kami tidak bisa menolongnya. Maaf"

Detak jantung Rassya seakan akan berhenti sebentar, lalu kembali berdetak. Tangan yang semula terbuka kini terkepal dengan kuat. Air mata yang semula kering, kini mulai turun hujan.

Kepalanya ia gelengkan, tanda tak percaya dengan ucapan sang Dokter.

Rassya kemudian menepis tangan dokter yang bertengger di bahunya. Matanya ia alihkan menuju ruang UGD di depannya.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang