12. Rebutan

1K 159 2
                                    

Aqeela berjalan dengan membawa setumpuk berkas dan buku di tangannya. Saat ini, ia tengah menuju ruang guru yang berada di paling depan gedung sekolah.

Saat ini waktu masih menunjukkan jam pelajaran, namun Aqeela harus mengantarkan buku dan kertas penting ini sendirian ke ruang guru. Dirinya sesungguhnya tak mempermasalahkan kegiatannya ini, karena jam istirahat datang dalam waktu lima belas menit lagi. Jadi ia santai saja untuk menaruh berkas dan buku ini kembali.

Sepanjang perjalanan matanya hanya menatap lorong yang sepi dan terang akibat matahari yang menyorot masuk. Ia kembali teringat, ternyata yang mengiriminya pesan bukan lah Rassya. Namun ia yakin 100% kalau Rassya pelakunya. Mungkin saja kan si Keteng itu menggunakan dua ponsel, yang satu ia bawa dan yang satu ia taruh di rumah.

"Tapi kan...."

Yang tengah dipikiran tiba tiba ada di depannya, bersama gengnya yang nampak ingin ke taman belakang atau kantin belakang.

Mata mereka saling bertemu, kemudian berputar malas secara bersamaan.

Rassya, Geo dan Dava inginnya pergi ke kantin belakang guna mengisi perut mereka yang kosong. Namun perjalanan mereka terhenti karena bertemunya sang Ketua Geng dengan Ketua Osis.

Geo mengelus dadanya lebih dahulu. Dalam hatinya terus berdoa agar kedua ketua ini tak saling beradu mulut.

Dava mendekat ke Rassya dan membisikkan sesuatu.

"Gamau lo bantu?"

Rassya menoleh kearah Dava. Ia kemudian ikut membisikkan sesuatu.

"Gausah lah, males gw"

"Cus" lanjut Rassya memberi aba aba pada Geo dan Dava untuk tetap berjalan.

Aqeela berhenti ketika Rassya, Geo dan Dava melewatinya. Dalam hatinya ia mengucapkan sumpah serapah karena Rassya dan kawanannya itu tak ada inisiatif nya sama sekali untuk membantunya.

Saat kakinya kembali melangkah, tanpa sadar ia menabrak tubuh dan membuat berkas serta buku yang ia bawa terjatuh. Dengan segera ia mengambilnya, dan dibantu oleh seorang lelaki yang menabraknya tadi.

"Maaf Qeel, aku ga sengaja"

Aqeela mengangkat kepalanya, melihat siapa yang membantunya itu. Vino, lelaki yang ia tabrak dan sedang membantunya adalah Vino.

"Eh aku yang salah Kak, ga liat jalan"

Mereka berdua sama sama sibuk untuk mengambil berkas dan buku yang berserakan. Sedangkan Rassya sibuk melihat mereka berdua dengan raut wajah yang sama persis seperti bebek. Geo dan Dava sudah jalan duluan, karena perut mereka sudah menghidupkan lonceng agar segera diberi asupan.

"Aku bantuin bawa ya, kayanya berat"

Vino mengambil sebagian buku dan berkas yang dibawa Aqeela, agar bisa meringankan beban.

"Kak, ga masuk kelas aja?" Tanya Aqeela perlahan.

"Santai Qeel, aku tadi habis dari ruang kepsek kok, mumpung istirahat lagi 10 menit mending aku bantuin kamu aja"

Aqeela manggut manggut mendengarnya. Mereka berdua kemudian berjalan dengan pelan kearah ruang guru yang ada di depan sekolah.

Ponsel yang ada di genggaman Rassya sesak nafas karena genggaman yang semakin erat. Entah kenapa, Rassya kesal. Seakan tak suka dengan hadirnya si Vino di samping Aqeela.

Kakinya ia langkahkan dengan cepat menuju Aqeela dan Vino, lalu mendorong mereka berdua dari tengah.

Rassya mengambil sebagian dari berkas dan buku yang dibawa Vino tiba tiba.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang