S•P Tawa dan Sendu

464 34 4
                                    

Angin di sore hari yang cerah berhembus dengan sembarang hingga daun pun terpaksa terbang menuju langit yang penuh akan awan.

Rerumputan hijau yang membentang sukses memanjakan mata yang penat hanya menatap jalanan abu nan berkerikil.

Setangkai bunga mawar putih terbalut dengan rapi di bungkusan berwarna biru langit yang menyejukkan mata.

Rassya berjalan dengan perlahan memasuki daerah pemakaman yang nampak sepi dan tenang.

Berbalut kemeja biru yang senada dengan bungkusan bunga serta celana panjang berwarna biru pekat yang sungguh cocok dikenakan.

Kakinya berhenti tepat di depan makam yang sudah ditumbuhi rerumputan. Dirinya mengelus batu nisan yang nampak berdebu dan penuh tanah.

"Lama ga ketemu, Bryan"

Satu persatu Rassya cabuti rumput yang mengganggu pengelihatan nya juga memenuhi pemakaman milik teman Rassya, Bryan.

"Bukannya gue lupa sama lo, cuma ya kehidupan gue di sini lagi rumit. Dan di waktu senggang ini gue dateng ke sini. Sekedar ngobrol sama lo, walaupun apa yang gue omongin ga akan bisa lo jawab"

Selesai itu Rassya lantas duduk di sebelah makam Bryan yang sudah dihiasi bunga mawar yang Rassya bawa.

Matanya menjelajah ke sekitar, menatap area pemakaman juga langit yang nampak teduh, enggan mencoba memberontak menampilkan silau nya matahari.

"Jason, temen kita sewaktu SMP udah tobat. Dia sama gue baikan sekarang. Dia pernah ke sini gak? Gue yakin engga sih, pastinya ada rasa bersalah di diri dia"

Tangan kanan Rassya mengarah ke batu nisan yang berada di sebelahnya. Ia elus dengan lembut bak mengelus rambut seseorang.

"Lo tau? Tanpa lo, dunia gue sepi, walau semua udah gue dapetin"

"Kedamaian hidup terlepas dari ayah gue yang psycho itu, pertemanan gue yang positif, juga pacar gue yang selalu jaga gue dengan baik. Semua ga ada artinya, kalau tanpa lo di sisi gue"

Angin dengan jahilnya memainkan rambut Rassya yang terbelah samping . Ia juga pelaku kemeja Rassya yang berterbangan kesana kemari.

"Lo adalah dunia baru bagi gue. Cara lo deket sama gue, cara lo bicara, cara lo memperlakukan gue layaknya adik, cara lo mempersatukan gue dan Jason, cara lo ngajak gue ke dunia motor dan cara lo menghindari gue dari ruangan yang gelap. Itu semua ga akan bisa gue lupain, Bryan"

"Entah apa yang harus gue lakuin terlepas dari perlakuan lo, apalagi lo udah ga ada di sisi gue"

Rassya menoleh ke sebelahnya. Kini matanya menatap lekat kearah batu nisan yang sedari tadi ia elus dengan lembut.

"Gue harus apa, Bryan? Apa yang perlu gue lakuin buat bayar semua kebahagiaan yang lo kasih ke gue?"

Air matanya kini terjatuh. Bendungan itu bocor.

"Ada satu kata lo yang masih gue inget sampai sekarang asal lo tau"

Rassya meremas tangannya dengan kuat karena tak tahan dengan aura tak enak di sekelilingnya. Rasa hangat berubah menjadi rasa kesal dan penuh kesedihan.

"Hanya pengecut yang akan tersesat di ruang penuh kendali"

"Kata-kata itu buat gue sadar kalau gue harus keluar dari ruang lingkup sesat yang dibuat ayah gue. Itu semua karena lo"

Air matanya terus kering saat menetes, angin mengelap nya dengan sigap seakan tak ingin air tersebut jatuh membasahi tanah kering.

"Andai gue ga ketemu sama lo, mungkin gue bakal masuk ke rumah sakit jiwa atau bahkan ke penjara karena dendam yang gue tanam untuk ayah gue sendiri"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang