64. Jalan di taman

844 152 10
                                    

Sore hari di Bonny Cafe nampak ada beberapa kalangan anak remaja yang tengah ngopi syantik dan ngopi ganteng bersama. Diselingi obrolan, meja mereka terlihat ramai jika dibandingkan dengan meja lainnya.

Saat ini mereka tengah bermain truth or dare menggunakan botol kaca yang nantinya akan diputarkan guna memilih siapa target nya dan membacakan truth ataupun dare dari sebuah kartu.

Duduk sama seperti tadi saat di kantin, mereka saling berpasangan layaknya sepasang kekasih.

Botol berputar, pucuknya mengarah ke Dava yang lagi asik makan kue.

"Dava kena!!" Ujar Dea dengan berteriak.

"Ya elah baru mau makan kue. Truth deh gw"

Dea mengambil kartu truth lalu membacakannya keras keras. "Ada kah wanita/pria yang buat kamu tertarik belakangan ini?"

Semua yang ada di meja itu cengir cengir sendiri sembari menatap kearah Dava. Sedangkan yang ditatap nampak salting dengan mata yang menatap kearah lain.

"Jawab woi" teriak Rassya.

"Jujur ya, iya ada"

Semua auto bersorak kecuali Dea yang senyum senyum sendiri sedari tadi. "Siapa tuh?"

Dava merangkul Geo yang ada di sebelahnya kemudian menyenderkan kepalanya di bahu lebar Geo. "Nih dia orangnya yang bikin gw tertarik"

"Dih dih amit amit gw bikin lo tertarik! Sadar Dav, jangan belok" Geo menampol pipi Dava dan memukulnya berkali kali karena merasa jijik.

Dea menjadi hilang respect pada Dava yang lebih memilih cowok daripada dirinya. "Dih serius woi"

Dava melepas rangkulan dan mengangkat kepalanya yang kemudian menatap ke wajah Dea yang ada di depannya. "Gw mah kalau sama Geo bercanda, tapi kalau sama lo serius gw"

"Widih apeniii"

"Kir kir, ada yang lagi kasmaran"

"Yok berlayar!!"

"Gw restuin kalian berdua"

Macam macam sorakan seperti tadi disuguhkan oleh Xion, Ovi, Aqeela dan Rassya. Dea bahkan sampai tersipu malu ntah kenapa alasannya.

"Kalem guys, belum waktunya" ujar Dava dengan santai.

"Udah ih lanjut" Dea memutar kembali botolnya agar permainan terus berlanjut.

Puncuk botol selanjutnya mengarah ke Ovi. "Vi, pilih apa?" Tanya Dea yang tadi sempat memutarkan botol.

"Gw pilih dare"

Sorak kagum disuguhkan yang lainnya pada Ovi. Baru memulai permainan sudah mengambil kartu dare, bukankah sangat berani?

Kartu yang dibeli Geo ini adalah kartu yang dikenal dengan dare nya yang bukan main main. Bisa saja sampai mempertaruhkan rasa malu untuk memenuhi dare.

Dea mengambil kartu dare dan membacanya dengan pelan. "Cium pipi orang yang ada di depan kamu."

Semua langsung menatap ke depan Dea yang disana merupakan tempat duduk Geo. Semuanya melirik kearah Ovi dan Geo secara bergiliran menanti aksi Ovi.

Ovi sendiri merasa gugup karena harus mencium pipi orang yang membuatnya kesal padahal ia hanya bernafas. Geo sendiri sedang senyum senyum membayangkan dirinya dicium Ovi.

"Ayo cepet Vi, gw ga sabar" ujar Geo yang sudah menutup mata lebih dahulu.

Ovi berdiri dari duduknya dan mengumpulkan keberanian yang terkubur dalam dalam di tanah. Untuk cafe sepi, namun tatapan para teman temannya menambah aksen kegugupan di dalam dirinya.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang