44. Jalan Jalan

713 127 7
                                    

"Gelembung itu indah, namun fungsinya untuk di permainkan dan jika bosan tinggal di pecahkan. Perasaan tidak seperti gelembung, mereka indah, tak bisa dipermainkan dan asal ditinggal"

~ Aqeela Azzalia ~

Sepeda milik Aqeela yang dikayuh oleh Rassya masih berjalan di tengah teriknya mentari.

Dengan semangat yang tersisa, Rassya tetap tak gentar untuk beristirahat setelah menaiki sepeda selama kurang lebih 45 menit. Sedangkan untuk Aqeela, ia hanya menanti kemana ia akan dibawa oleh manusia abnormal ini.

"Lama banget sih, katanya deket" keluh Aqeela akibat kelamaan diatas sepeda.

"Ya sebentar, ntar juga nyampe" jawab Rassya dengan terengah engah.

"Kita mau ke restoran pizza kan???"

"Liat aja nanti"

Aqeela mengerutkan dahinya dengan heran. Maksudnya lihat saja nanti yang diucapkan Rassya membuatnya penasaran. Apa jangan jangan, dirinya akan dibawa ke suatu tempat yang gelap nan dingin? Ohh tidak tidak, Aqeela tak akan berpikiran macam macam tentang laki laki ini.

Sepeda milik Aqeela mulai memasuki pasar jajanan tradisional yang sangat ramai ketika hari libur seperti ini. Aqeela heran mengapa dirinya dibawa ke pasar alih alih ke restoran pizza yang baru buka di sekitaran sini.

"Kenapa ke sini??" Tanya Aqeela dengan rasa heran yang makin meningkat.

"Makan pizza"

Sepedanya kini berhenti tepat di sebelah dagang kerak telor yang dijualkan oleh kakek kakek.

Rassya turun dari sepeda, dan otomatis Aqeela ikut turun dengan wajah yang masih bingung.

"Kerak telor? Ngapain beli ginian" ujar Aqeela semakin heran.

"Kek beli 1 kerak telor ya"

Rassya menoleh kearah Aqeela, dan mengajaknya untuk duduk lesehan di tikar sebelah dagang kerak telor. Karena ajakan dari Rassya, Aqeela terpaksa duduk di sebelahnya menanti kerak telor matang sepenuhnya.

"Pizza itu bukan cuma makanan yang isinya roti, daging, keju atau paprika. Ini juga pizza kali, pizza tradisional" jelas Rassya agar Aqeela bisa paham.

"Tapi gw belum pernah makan kerak telor"

"Makanya coba sekarang"

Rassya tersenyum tipis sembari melirik kearah Aqeela. Tanpa sadar, ia melihat ada pedagang arum manis di seberang sana.

"Tunggu bentar disini"

Aqeela melihat Rassya yang berdiri dan meninggalkan dirinya di dagang kerak telor. Sembari menanti, Aqeela memperhatikan bagaimana kakek kakek itu membuat kerak telor yang banyak orang bilang enak.

"Nih"

Aqeela menoleh kearah sampingnya dan mendapatkan sebuah gulali rambut nenek yang dihampit oleh jajan kipas diatas dan dibawah. Sontak Aqeela senang melihatnya karena itu termasuk makanan yang menjadi peneman saat dirinya masih kecil.

"Yaampun! Ini kan jajan waktu gw kecil. Rambut nenek!"

Aqeela mengambil rambut nenek dari tangan Rassya. "Thanks!"

Rassya mengangguk dan kembali duduk di sebelah Aqeela. "Itu burgernya, tradisional kan?"

Aqeela mengangguk setuju mendengarnya. Ia sama sekali tak terpikirkan kalau rambut nenek sihir yang dihampit jajan kipas bisa menjadi burger versi tradisional dan versi makanan manisnya.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang