S•P Bareng Kakak ipar

565 75 15
                                    

Tin tin!!!

Suara berisik yang terus terdengar dari luar rumah membuat masyarakat yang tengah bersantai di dalam rumah terganggu akan bunyi nya. Suara motor yang terus menggema di gendang telinga mereka itu sungguh mengganggu.

"Apaan sih?! Berisik amat anj***"

Lelaki yang baru saja berkata kasar itu melempar remote televisi yang tengah ia tonton. Di duga sebagai penghuni rumah ini, lelaki tersebut berjalan menghentakkan kaki menuju pintu utama guna memperingati motor yang bersuara dengan nyaring.

Jason.

Satu satunya manusia dari sekian masyarakat yang tinggal di dalam rumah besar ini. Eits, bukan berarti Jason tinggal sendiri, hanya saja Ibu, Ayah dan juga adik kesayangannya itu tengah keluar dan hanya dirinya yang ditinggal. Bukan di campakkan, Jason hanya ditinggal karena tertidur dan tak tepat waktu.

Keluar? Pergi ke mana? Lebih baik jangan tanya, Jason sedang marah sekarang.

Setelah sampai di pintu utama, Jason membuka nya langsung tanpa aba aba juga tanpa sopan santun sedikit. Toh ini rumah nya.

Mata nya tak menatap percaya saat melihat ada pacar adik nya yang tengah berdiri di sebelah motor merah nya yang norak itu. Masih bagus motor milik Jason yang berwana abu abu ketimbang warna norak nan jelek itu.

"Woi! Lo kalau mau demo jangan disini" teriak Jason dengan keras.

Lelaki yang tengah berdiri di sebelah motor kesayangannya ini terkejut karena suara Jason layaknya suara ibu ibu yang memarahi anak nya karena tak kunjung pulang juga.

"Udah kaya emak emak aja lo Jas!"

"Ya lo nya sendiri berisik! Mana pake klakson lagi! Lo kira ini tempat lomba siapa klaksonnya yang paling keren?!"

"Ya maap, udah kebiasaan"

Rassya.

Lelaki yang tengah dimarahi Jason sekaligus pacar adiknya Jason rupanya orang yang sedari tadi mengklakson hingga si penghuni rumah merasa risih kemudian keluar. Rencananya sebagian berhasil, sebagian tidak.

Rassya berjalan masuk ke teras rumah tanpa aba aba si penghuni rumah, dan meninggalkan motor serta helm nya di depan rumah, tepat di depan rumah. Ia kemudian bersender saat sudah sampai di hadapan sang kakak ipar.

"Hai brother. Your sister is where?" Sok Inggris, udah tau tak bisa bahasa Inggris, Rassya malah sok sok an pake bahasa Asing tersebut.

"Sok Inggris lo! Where is your younger sister baru bener!"

"Oh iya lupa. Adik lo mana? Gw mau ngapel"

"Ha? Lo mau ngepel? Boleh boleh, gw nanti siapin ember sama alat pel nya"

"Ngapel bodoh bukan ngepel"

Jason membuka lebar pintu sebelah yang terbuka dan berdiri di ambang pintu memperhatikan Rassya dari atas sampai bawah.

"Lo kesini cuma bawa diri, motor, helm, jaket, baju, sepatu?"

"Ya masa gw bawa rumah, bapak gw, saudara gw, kakek gw, surat akta, KTP, KK, SIM gw kesini?"

"Engga gitu maksud gw ogeb. Kaga bawa makanan gitu? Martabak asin kek atau martabak manis. Atau kalau lagi miskin bawa camilan aja ga papa. Lah ini bawa angin, saking miskinnya yak?"

"Gw kaga miskin ya! Gw tuh sultan! Warisan emak gw banyak"

"Durhaka banget jadi orang, warisan emak sendiri dipake buat foya foya"

"Ga gitu, si bambang ngeselin amat"

"Ah udah bodo amat, mana Aqeela?!" Lanjut Rassya yang mulai emosi akan obrolannya dengan Jason.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang