34. Camp {2}

803 128 2
                                    

"Musik bukanlah hal yang bisa jadi jembatan untuk ungkapkan perasaan"

~ Rassya Adreana ~

"Lo gapapa?"

Aqeela melepas tangan Rassya dan Xion satu persatu. Ia merasa risih jika diperlakukan seperti ini.

"Iya gw gapapa"

Rassya menjaga jarak dari Aqeela, dan mengambil embernya yang sempat terjatuh, terjungkal, terlempar dan tertinggal.

"Makanya kalau jalan hati hati" Xion ikut menjaga jarak dari Aqeela, dan mengambil embernya lalu mengisi dengan air kembali.

"Thanks Xion, romantis deh"

Rassya menoleh kearah Aqeela, dan memasang wajah jijik sekaligus kesal.

"Halo tuan putri, gw juga bantuin lo"

"Berisik lo"

Ingin rasanya Rassya mencekik Aqeela saat itu juga akibat ketidaksopanan yang ditunjukkan.

Dengan kesal Rassya menyaup air ke dalam ember dan jalan lebih dahulu melewati Xion dan Aqeela. Ia berniat untuk kembali ke tenda agar ia tak melihat kejadian jijik bin eneg yang disajikan oleh Aqeela dan Xion.

"Napa sih tu anak" ujar Aqeela dengan kesal.

"Ya karena lo ga bilang makasi ke dia" Xion berlalu dari hadapan Aqeela hendak menghampiri Rassya yang jalan lebih dahulu.

Aqeela melebarkan mulutnya dengan mata yang mendelik.

"What?! Gw ditinggal cowo? Hahahahaha, kurang asem"

Kakinya terhentak di tanah akibat rasa kesal pada perlakuan duo cowo yang meninggalkan perempuan begitu saja. Dengan ditemani dumelan dari mulut, Aqeela terus berjalan hingga sampai kembali ke perkemahan.

Nampak kalau Geo dan Dava sudah mengumpulkan kayu yang banyak. Belum lagi dikumpulkan oleh kayu kayu yang dibawa oleh siswa yang lainnya. Dengan begini, sampai 2 hari kedepan stok kayu bakar tak akan mudah habis.

Saat ingin menghampiri Xion yang tengah menuang air ke ember, tiba tiba Aqeela dipanggil oleh anggota Osis lainnya untuk segera berkumpul dan membagi bahan makanan. Hal ini menambah rasa kesal pada Aqeela.

Rassya melirik kearah Aqeela yang berjalan menuju kerumunan para Osis yang tengah berkumpul. Kerjaan nya sekarang sudah selesai, inginnya ia kembali ke tenda dan memilih tempat untuk tidur akan nyaman.

Langkahnya terhenti ketika ada Xion di depannya dengan ember bergelayut di tangan. Rassya menatap kearah Xion.

"Kenapa?"

"Udah ke bukti tadi"

Rassya mengerutkan dahinya heran, tak paham akan ucapan Xion.

"Maksud?"

Xion menaruh ember di tangannya ke tanah. "Dengan refleks lo nolongin Aqeela"

"Nolong dia bukan berarti udah ke bukti kali" Rassya tersenyum lalu menepuk tepuk pundak Xion dengan perlahan. Ia kemudian melanjutkan jalannya untuk kembali ke tenda.

"Tadi ada gw, kenapa lo ikut nolongin dia?"

Rassya berhenti melangkah, matanya menatap ke lurus depan dan enggan untuk menoleh.

"Udah lah Sya jujur aja, gausah di sembunyiin lagi. Udah saatnya lo ngaku"

Xion berputar untuk melihat punggung Rassya, dan menanti jawaban yang keluar dari bibir Rassya.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang