51. Sadar

845 148 15
                                    

Pagi hari di rumah sakit Gita Warma tak ada yang spesial. Kecuali beberapa ada yang sudah sembuh dan di pulangkan.

Sebenarnya masih belum pagi, matahari saja masih tertidur dibalik gelapnya langit. Bisa dibilang sekarang subuh, lebih tepatnya jam setengah 6 subuh.

Rassya memberanikan dirinya untuk datang ke rumah sakit setelah berpikir berkali kali. Awalnya ia akan datang jam 7 an, tapi karena ada rasa aneh yang mendorong nya untuk datang lebih cepat, alhasil ia sekarang di sini, di depan rumah sakit Gita Warma.

Kakinya berjalan dengan pelan dengan tangannya yang memegang tas kain yang berisikan makanan.

Tanpa ada rasa takut dan pikiran aneh tentang hantu, Rassya berjalan di lorong yang sunyi nan gelap rumah sakit. Ia menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat keadaan. Baru kali ini ia pergi ke rumah sakit se subuh ini, dan ternyata memang sangat sepi. Hanya ada segelintir suster dan dokter.

Tak perlu waktu lama untuk ke kamar Aqeela, tinggal melewati belokan saja sudah bisa mempertemukan dirinya dengan wanita itu.

Belokan sudah ia lalui, dan kini tangannya tergerak untuk membuka pintu ruangan tersebut. Dapat ia lihat kalau Jason tertidur di sofa yang ada di dalam kamar itu.

Merasa kalau laki laki itu harus bangun, Rassya mencari benda di sekitarnya agar pria itu terbangun saat itu juga. Ia melirik kearah bantal kecil yang ada di kursi samping kasur Aqeela.

Tanpa berdosa Rassya melemparkan bantal tersebut tepat kearah wajah Jason.

Pukulan yang keras bak home run itu sukses membuat Jason terbangun sekaligus terkejut.

Jason langsung duduk untuk melihat siapa pelakunya padahal matanya masih belum terbuka dengan penuh.

"Bangun woi, sekolah" ujar Rassya lalu duduk di kursi tersebut.

Jason menunjuk kearah Rassya dengan wajah yang kesal. "Lo! Ngapain sih kesini, udah gw bilang ga usah "

"Gw yang mau. Mending lo sekarang pulang terus sekolah"

Karena kesal, Jason mengambil bantal yang sempat dilemparkan ke wajahnya tadi. Ia kemudian membalas lemparan itu pada Rassya.

Untung Rassya sigap, bantal yang mengarah padanya terlewatkan karena ia mengelak.

Melihat usahanya tak berhasil, Jason langsung berkacak pinggang karena kini rasa kesalnya berlipat ganda.

"Siapa lo main ngatur ngatur gw. Hari ini gw yang jaga adek gw, orang luar mending ga usah ikut campur. Gw ga peduli, hari ini gw bolos" omel Jason.

"Heh, gw itu kelas 11 dan lo kelas 12. Jadi, yang paling membutuhkan sekolah siapa? Ya lo lah. Gw tau hari ini lo pasti ujian kan"

Jason mengerutkan dahinya curiga. "Ni orang kenapa tau gw ada ujian bahasa"

"Bener kan? Udah mending lo sekolah. Ketos biar gw yang jaga. Lagian ya, kalau kelas 11 buat masalah masih bisa ditebus pas kelas 12. Lah kelas 12 gimana?"

Diceramahi seperti itu membuat Jason menyetujui perkataan Rassya. "Oke, gw putuskan kalau gw akan sekolah. Lo jangan berani berani nyentuh ujung kuku adek gw"

Sembari memasang wajah datar, Rassya dengan cepat menyentuh tangan Aqeela tanpa dosa.

"Woi woi lepas!!" Perintah Jason dengan tegas.

"Ck, udah lah lagian gw ga bakal nyelakain dia." Sahut Rassya dengan pasrah.

"Gw bakal pulang jam 2 nanti, kalau sampe lo macem macem, gw gorok lo pake pisau"

"Iye, elah ga kakak ga adik sama aja. Sama sama bawel"

"Berisik lo"

Jason mengambil kunci motor yang ia letakkan diatas meja. Sebelum benar benar pergi dari kamar Aqeela, Jason menyempatkan diri untuk melihat apa ada barang mencurigakan yang Rassya bawa. Pada akhirnya ia melihat tas kain yang dibawa oleh Rassya sebagai tempat makanan.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang