37. Camp {5}

661 118 9
                                    

"Penentu dari suatu hubungan adalah perasaan, tubuh dan wajah tak ada gunanya. Toh, kedua itu bisa dirubah. Tapi tidak untuk perasaan"

~ Rassya Adreana ~

Sebuah danau yang memantulkan pancaran sinar bulan ditemani angin yang sepoi sepoi membuat Rassya betah berlama lama disana. Akibat kejadian tadi, dirinya sampai harus pergi meninggalkan kawanannya yang masih di tengah hutan.

Matanya menelusur ke dalam danau guna melihat apa yang ada di dalam sana. Namun yang ia temukan hanyalah pantulan dirinya di permukaan air.

Tangannya sedari tadi bergerak untuk mengaitkan akar akar halus yang sudah dicuci oleh Rassya dan memberikan bunga di setiap kaitannya.

"Bodoh banget sih, ninggalin cuma karena panes doang" ujar Rassya dengan helaan nafas panjang.

"Apa gw balik aja yak? Tapi gw kaga ada petanya"

Karena punggungnya yang tiba tiba sakit akibat kelamaan duduk, Rassya memutuskan untuk rebahan sebentar diatas rerumputan berselimut air.

Matanya memandang kearah langit yang hitam kelam, ditemani bintang dan bulan yang perlahan tertutup awan cerah.

"Apa hidup gw bisa indah kaya langit? Atau kotor kaya tanah"

Tangannya terangkat guna melihat hasil yang ia buat tadi. Akar halus yang kini nampak seperti tali terlihat persis seperti gelang. Dengan bunga kuning kecil di tengahnya, membuat akar halus yang terkait menjadi cantik.

"Dulu mama sering buat ini"

Rassya mencium aroma tanah yang bercampur dengan rumput hingga membuat aroma segar muncul. Aroma yang sangat jarang Rassya cium.

Matanya perlahan menutup akibat suasana yang sangat nyaman, tentram bin sejuk ini. Ia hanya berniat tidur sebentar, bukan tidur sampai besok. Ditemani bintang dan bulan, Rassya tertidur layaknya anak kecil yang lelah akibat terlalu banyak bermain.

"Hiks.... Hiks..."

Suara tangisan tiba tiba masuk ke telinga Rassya. Hal itu sukses membuat dirinya terbangun akibat suara yang sangat mengganggunya.

Tubuhnya kembali terduduk untuk melihat siapa gerangan yang tengah nangis itu. Kepalanya tertoleh ke kanan dan kiri, matanya menelusur ke sekitaran guna mencari siapa wanita yang tengah menangis itu.

"Apaan sih, iseng banget" kesal Rassya karena tak menemukan siapa yang tengah menangis.

"Atau jangan jangan.... Mba kunti?"

Seakan tak ingin bertemu hantu sejak dini, Rassya semakin gencar untuk mencari siapa yang tengah menangis itu.

Pandangan semakin jelas ketika dirinya berdiri, matanya berhasil menangkap seseorang yang tengah duduk di ujung dermaga kayu tepi danau. Hendak memastikan, kaki Rassya perlahan mendekat kearah dermaga tersebut. Akar halus yang ia bawa tergenggam erat untuk menjadikannya senjata siapa tau jika itu adalah hantu.

Kayu yang sudah rapuh membuat langkah Rassya menjadi ragu untuk terus kedepan. Namun dirinya jantan, harus berani walau nantinya akan terjatuh ke danau apa bila ia terpeleset atau kayunya yang roboh.

Melihat rambut terurai, pakaian berwarna putih dengan celana jeans biru dongker membuat Rassya berpikir. Pakaian ini pernah ia lihat sekilas.

"Jangan bilang itu Ketos?"

Karena semakin penasaran, Rassya memutuskan untuk mendekat lebih jauh guna memastikan siapa wanita yang tengah menangis itu.

Langkahnya semakin dekat, dan akhirnya sampai di sebelah wanita itu. Punggungnya menunduk, kepalanya maju kedepan dan matanya menatap wajah gadis dari samping dengan intens.

She Give Me Love✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang